Masalah keuangan merupakan hal yang lumayan sering ditemukan di dalam kehidupan termasuk rumah tangga. Terlebih, jika Parents memiliki gaji kecil atau pas-pasan, sedangkan ada begitu banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi.
Belum lagi, ketertarikan akan investasi seperti menabung emas atau pun membeli saham untuk bekal di masa tua nanti bisa saja muncul. Namun, cenderung sulit terealisasi karena berpikir tak akan ada sisa lagi untuk mengalokasi dana ke sana.
Eits… tapi jangan bersedih dulu, Parents. Meski punya gaji pas-pasan, sebenarnya Anda bisa saja, kok, memenuhi kebutuhan hidup sekaligus berinvestasi. Namun memang, diperlukan strategi yang tepat untuk mengelolanya.
Selengkapnya, melansir berbagai sumber, yuk, langsung simak saja ulasan terkait cara mengatur keuangan bagi yang punya gaji sedikit sebagai berikut!
Artikel terkait: 5 Cara Siapkan Dana Ibadah Haji, Ini Hal yang Perlu Parents Perhatikan
Tips Mengatur Gaji Kecil untuk Kebutuhan dan Investasi
1. Disiplin Mengalokasikan Dana untuk Kebutuhan secara Bijak
Rasanya pasti senang ketika hari gajian tiba. Meski begitu, sebaiknya jangan langsung mempergunakan uang gaji tersebut tanpa perencanaan yang matang, ya, Parents.
Tahan dulu keinginan untuk membeli barang idaman atau makan di restoran fancy begitu gajian. Sebaliknya, coba catat dan alokasikan dana untuk membayar kewajiban-kewajiban seperti uang sewa rumah, cicilan KPR, bayar listrik, PDAM, dana pendidikan dan kebutuhan anak, atau bahkan utang.
Pos pengeluaran ini perlu Anda catat dan selesaikan terlebih dulu sebelum berpikir untuk mengeluarkan biaya demi keperluan lain.
Ketika gaji yang didapat pas-pasan, kita juga perlu menetapkan skala prioritas kebutuhan. Sekiranya, mana kebutuhan yang mendesak dan perlu dibeli segera, dan mana keperluan yang bisa ditunda atau sebatas keinginan belaka.
Disiplin dalam mengalokasikan dana secara bijak sesuai kebutuhan sangat penting dilakukan. Jangan sampai lupa diri dan malah kelimpungan di tengah bulan, ya.
2. Sisihkan Penghasilan untuk Ditabung di Awal
Selain untuk membayar kewajiban atau membeli kebutuhan, sisihkan juga sebagian gaji Anda untuk ditabung. Ambil sekitar 20% dari penghasilan atau sesuai kebutuhan untuk disimpan di awal bulan. Nantinya, tabungan ini bisa disimpan untuk keperluan mendesak keluarga atau kebutuhan darurat jika diperlukan.
Jangan menunggu akhir bulan atau menunggu sisa-sisa uang gajian untuk ditabung. Serta, alangkah lebih baik Anda juga memiliki rekening khusus untuk menabung agar dananya tidak tumpang tindih dengan pos pengeluaran lain.
Artikel terkait: Beli Rumah Sendiri dengan Gaji Rp 5 Juta, Mungkinkah?
3. Bagi Penghasilan Menjadi Tiga Pos Pengeluaran
Kalau Parents masih bingung terkait mengatur penghasilan yang didapat, Anda bisa mempraktikan medote 20/20/30 dari pakar keuangan sekaligus profesor asal Harvard Elizabeth Warren.
Dalam metode tersebut, seperti yang dikutip dari laman Lifepal, ia menyarankan agar seseorang bisa membagikan penghasilan ke dalam tiga pos pengeluaran seperti:
- 50 persen untuk kebutuhan pokok. Misalnya seperti yang telah disebutkan, keperluan untuk membayar sewa rumah, tagihan listrik, air, atau pun utang.
- 20 persen untuk tujuan finansial masa depan seperti asuransi, menabung, dana pendidikan anak, hingga investasi.
- Barulah 30 persen sisanya digunakan untuk gaya hidup seperti belanja, membeli barang kesukaan, hobi, liburan, dan sebagainya.
Selain pos pengeluaran tersebut, bagi Anda yang beragama Muslim, jangan lupa juga membayar zakat. Terutama ketika sudah mampu secara finansial. Ini merupakan hal wajib dilakukan sebagai bentuk membersihkan harta yang dihasilkan.
Bagi yang non Muslim, tidak ada salahnya juga Anda menyisihkan sebagian penghasilan untuk berdonasi kepada mereka yang tidak mampu.
4. Pangkas Pengeluaran yang Tidak Perlu
Saat Anda memiliki gaji yang pas-pasan, tidak ada salahnya juga untuk memangkas pengeluaran yang sekiranya tidak penting atau hanya keinginan belaka. Hal ini agar tujuan keuangan yang telah diatur tersebut bisa tercapai dan juga menghindari kebiasaan boros yang nantinya bisa berakibat fatal pada kondisi keuangan.
Kalau Parents sudah punya anak, keinginan si kecil dalam membeli barang seperti mainan juga kadang membuat Anda putar otak dan berpengaruh pada pos pengeluaran.
Maka, tidak ada salahnya kita juga memberikan pemahaman kepada si kecil dan mengajarkan ia terkait keinginan dan kebutuhan. Jangan terlalu menuruti keinginan anak, terlebih yang berkaitan dengan membeli barang yang sekiranya tidak terlalu dibutuhkan atau sekadar keinginannya.
5. Gaji Kecil Juga Bisa Mulai Investasi
Punya gaji kecil bukan berarti tidak bisa memulai investasi, lo. Investasi tentunya penting untuk bekal keluarga Anda di masa depan. Namun memang, karena gaji pas-pasan, maka Anda juga perlu pintar-pintar dalam memilih jenis investasi yang sesuai.
Kalau memang penghasilan masih belum cukup karena perlu menyisihkan dana darurat juga, langkah awal investasi yang cocok bisa dimulai dengan cara menabung berjangka.
Jenis tabungan ini bisa Anda temukan di bank konvensional maupun syariah. Melalui sistem ini, Anda akan membuat kesepakatan dengan pihak bank untuk menyisihkan uang untuk ditabung setiap bulannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, misalnya selama setahun ke depan. Nominal uang yang ditabung juga beragam, biasanya mulai dari Rp500.000.
Selain tabungan berjangka, jenis investasi yang bisa dicoba adalah reksadana dan emas. Selagi mencoba-coba investasi jenis ini, tidak ada salahnya juga terus mempelajari jenis investasi lain seperti saham agar kelak ketika kondisi keuangan sudah memadai, Anda sudah paham dan piawai dalam melakukannya.
Artikel terkait: Lebih Baik Beli Tanah atau Rumah? Ini 7 Hal yang Bisa Jadi Pertimbangan
Nah, itulah beberapa cara dan tips mengatur keuangan untuk kebutuhan dan investasi. Jangan berkecil hati jika memiliki gaji kecil. Asal terampil dan disiplin dalam mempergunakannya, gaji tersebut bisa cukup untuk dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok maupun investasi, kok. Semoga bermanfaat, ya!
***
Baca juga:
Menabung Emas Fisik Versus Digital, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Mengenal Pengertian, Jenis, dan Tipe Bisnis Waralaba secara Lengkap