Pernah tidak, terbayang dalam benak Parents jika pada suatu waktu mengalami PHK? Hal ini tentu saja bisa dialami oleh siapa pun juga, sehingga kondisi ini akan memengaruhi cash flow keluarga. Hal inilah yang menyebabkan dana darurat perlu disiapkan sedini mungkin.
Ibarat pribahasa, dana darurat ini bagaikan ‘sedia payung sebelum hujan’. Toh, kebutuhan atau pengeluaran sehari-hari memang tidak mungkin dihentikan bukan? Mau menggunakan tabungan, apakah mencukupi?
Sebenarnya, saat ini masyarakat sudah mulai sadar akan kebutuhan dana darurat. Sayangnya, masih banyak yang menyepelekan sehingga sulit untuk memulainya.
QM Financial menuliskan, dana darurat merupakan dana yang memiliki tujuan finansial yang disiapkan untuk digunakan saat keadaan darurat. Darurat di sini bisa seperti mendapatkan PHK atau sakit berat.
Perlu dipahami lebih dulu, bahwa dana darurat berbeda dengan pos tabungan. Pasalnya, tabungan sudah memiliki tujuan spesifik serta waktu penggunaannya.
“Untuk dana darurat, kita siapkan. Tapi, kita tidak tahu kapan dan untuk tujuan apa akan kita gunakan,” jelas Andy Nugroho selaku Perencana Keungan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE).
Andy menambahkan, alangkah lebih baik jika simpanan darurat disimpan secara terpisah dari tabungan dan investasi. Hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan uang untuk kepentingan di luar kondisi mendesak.
Berapa besar dana darurat yang dibutuhkan?
Jumlah dana darurat yang perlu dikumpulkan setiap orang tentu saja akan berbeda-beda. Semua tergantung dengan berapa besar pengeluaran bulanan serta statusnya.
Dana darurat bagi yang belum menikah tentu akan bebeda dengan pasangan yang sudah menikah, termasuk bagi pasangan suami istri yang telah memiliki anak.
- Lajang ; 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah : 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah dengan satu 1 anak ; 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah dengan 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance ; 12 x pengeluaran bulanan
Cara memulai menyimpan dana darurat yang dapat Parents lakukan
Terkejut dengan jumlah dana yang perlu disiapkan? Tenang saja, dana tersebut tentu saja bisa dikumpulkan secara perlahan dan bertahap. Umumnya financial advisor akan menyarankan setiap bulannya perlu menabung minimal 10%, dan sisihkan sebagian untuk dana darurat.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengumpulkan dana darurat. Apa saja?
1. Mencatat jumlah pengeluaran
Catat segala jumlah pengeluaran setiap bulan, mulai dari pengeluaran pribadi, asuransi, pembayaran utang, transportasi, makan dan lainnya. Hitung berapa banyak uang yang dikeluarkan setiap bulan untuk berbagai macam hal.
Menurut laman Learnvest, setiap bulan idealnya menghabiskan 50% gaji untuk kebutuhan, 30% untuk hiburan dan 20% untuk menabung. Akan tetapi, jika Parents lebih bisa mendisiplinkan diri dengan mengurangi pengeluaran hiburan, maka bisa lebih cepat mengumpulkan dana ini.
2. Menyimpan uang yang berjumlah besar
Cara yang dapat Parents lakukan misalnya dengan menyimpan bonus yang didapat dari kantor atau pekerjaan untuk dana ini sejak awal mendapatkannya. Dengan demikian, Parents akan lebih cepat mengumpulkan simpanan darurat ini.
Tak luput, Parents juga harus tahan godaan mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sekiranya tidak penting. Memang sulit, tapi demi untuk mengumpulkan simpanan darurat, Parents pasti bisa melakukannya.
3. Menggunakan tabungan auto debet (debet otomatis)
Setelah mengetahui anggapan setiap bulan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah yang dapat disisihkan untuk dana atau simpanan darurat. Saat sudah mengetahui berapa jumlah yang dapat disisihkan, maka Parents bisa memulai membuka tabungan auto debet (debet otomatis).
Dengan menggunakan tabungan auto debet, Parents tidak perlu memikirkannya lagi. Jika sudah seperti itu, maka Parents bisa lebih konsisten mengumpulkan dana ini.
4. Investasi
Jika ingin mengelola dana, cobalah untuk memiliki investasi yang beragam. Semakin banyak investasi, maka semakin kecil ketergantungan pada satu sumber pendapatan saja.
5. Dukungan dari orang terdekat
Saat Parents benar-benar ingin menyiapkan simpanan darurat dan mengelola keuangan secara sehat, dibutuhkan juga dukungan dari keluarga dan orang terdekat. Apabila memiliki teman yang paham dalam bidang keuangan, mintalah bantuan mereka untuk menjelaskan cara mengatur keuangan yang baik.
Selain itu, Parents juga bisa mengundul aplikasi keuangan pribadi. Hal tersebut sangat bermanfaat, karena dapat membantu mencatat berapa uang yang sudah dikeluarkan.
Nah, Parents, itulah informasi terkait dana darurat dan bagaimana cara untuk mulai melakukannya. Semoga bermanfaat, ya!
Baca juga :
Merencanakan Tabungan Pendidikan dengan Penghasilan UMR; Mungkinkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.