Lebih dari setengah tubuh manusia terdiri dari cairan, termasuk darah. Kemudian darah terbagi menjadi empat komponen yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma darah. Setiap komponen tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Kali ini kita akan membahas mengenai fungsi sel darah merah.
Setiap komponen darah memiliki fungsi yang sama pentingnya. Maka penting untuk menjaga semua komponen dalam kondisi yang normal. Saat salah satu komponen darah mengalami masalah, maka tubuh tidak akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Apa Fungsi Sel Darah Merah?
Sel darah merah juga dikenal sebagai eritrosit. Komponen darah yang satu ini bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Kemudian jaringan tubuh menghasilkan energi dengan oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Selanjutnya, sel darah merah akan membawa karbondioksida kembali ke paru-paru untuk dihembuskan.
Baca juga: Sel darah putih sedikit membuat tubuh rentan kena infeksi, waspada!
Di Mana Sel Darah Merah Diproduksi?
Sel darah merah diproduksi dan berkembang di sumsum tulang dan dilepaskan ke aliran darah setelah matang sepenuhnya, yang membutuhkan waktu sekitar 7 hari. Sumsum tulang menciptakan hampir semua sel di dalam tubuh manusia. Sel darah merah mengandung protein yang disebut hemoglobin yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen.
Produksi sel darah merah baru dipicu oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah. Kadar oksigen yang rendah dapat terjadi karena berbagai alasan termasuk kehilangan darah, berada di ketinggian, olahraga, kerusakan sumsum tulang, dan kadar hemoglobin yang rendah.
Ketika ginjal mendeteksi kadar oksigen yang rendah, maka ginjal akan memproduksi dan melepaskan hormon eritropoietin. Hormon ini merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang. Ketika lebih banyak sel darah merah memasuki sirkulasi darah, kadar oksigen dalam darah dan jaringan meningkat.
Saat ginjal merasakan terjadinya peningkatan kadar oksigen dalam darah, maka ginjal akan memperlambat pelepasan eritropoietin. Sehingga sel darah merah menurun.
Baca juga: Mengenal eritroblastosis fetalis, kelainan darah yang membahayakan janin
Seperti Apa Bentuk Sel Darah Merah?
Sel darah merah mendapatkan warna merah cerah dari protein yang memungkinkan mereka membawa oksigen dari paru-paru dan mengirimkannya ke jaringan tubuh.
Bentuk sel darah merah bersifat mikroskopis. Mereka berbentuk piringan pipih atau seperti donat, yang bulat dengan lekukan di tengahnya, tetapi tidak berongga. Sel darah merah tidak memiliki nukleus seperti sel darah putih, sehingga memungkinkan mereka untuk berubah bentuk dan bergerak ke seluruh tubuh dengan lebih mudah.
Gangguan Sel Darah Merah
Masalah pada sumsum tulang dapat menyebabkan sel darah merah yang abnormal. Sel-sel ini mungkin berukuran tidak beraturan, bisa terlalu besar atau terlalu kecil. Kemudian, menghasilkan bentuk sabit.
Anemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kurangnya produksi sel darah merah baru yang sehat. Ini berarti sel darah merah yang dihasilkan tidak cukup untuk membawa oksigen ke sel-sel tubuh. Penyebab anemia termasuk kehilangan darah secara tiba-tiba, produksi sel darah merah yang tidak cukup, dan penghancuran sel darah merah.
Melansir dari Thoughtco, jenis-jenis anemia antara lain:
1. Anemia Aplastik
Suatu kondisi langka di mana sel darah merah baru tidak cukup diproduksi oleh sumsum tulang karena kerusakan sel induk. Perkembangan kondisi ini dikaitkan dengan sejumlah faktor berbeda termasuk kehamilan, paparan bahan kimia beracun, efek samping obat tertentu, dan infeksi virus tertentu, seperti HIV atau hepatitis.
2. Anemia Defisiensi Zat Besi
Produksi sel darah merah tidak mencukupi saat tubuh kekurangan zat besi. Penyebabnya antara lain kehilangan darah secara tiba-tiba, menstruasi, dan asupan atau penyerapan zat besi yang tidak mencukupi dari makanan.
3. Anemia Sel Sabit
Mutasi pada gen hemoglobin yang menyebabkan sel darah merah berbentuk sabit menjadi penyebab munculnya kelainan bawaan ini. Sel-sel berbentuk tidak normal ini terjebak di pembuluh darah dan menghalangi aliran darah normal.
4. Anemia Normositik
Anemia normositik disebabkan oleh kurangnya produksi sel darah merah. Sel-sel yang diproduksi memiliki bentuk dan ukuran yang normal. Kondisi ini dapat terjadi akibat penyakit ginjal, disfungsi sumsum tulang atau penyakit kronis lainnya.
5. Anemia Hemolitik
Sel darah merah dihancurkan sebelum waktunya, biasanya sebagai akibat dari infeksi, gangguan autoimun, atau kanker darah.
Perawatan untuk anemia bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya. Biasanya termasuk pemberian suplemen zat besi atau vitamin, obat-obatan, transfusi darah, atau transplantasi sumsum tulang.
Beberapa gejala yang bisa terjadi saat ada gangguan pada sel darah merah adalah kelelahan, kelemahan otot, kekurangan energi, sakit kepala atau pusing, penglihatan kabur, tangan dan kaki dingin.
Baca juga: Waspadai Anemia Aplastik penyebab kanker, bisa terjadi pada anak-anak
Jumlah Sel Darah Merah yang Normal
Ini berbeda berdasarkan individu. Melansir dari Clevelandclinic, berikut jumlah sel darah merah yang normal:
Laki-laki: 4,7 – 6,1 juta sel darah merah per mikroliter darah.
Perempuan: 4,2 – 5,4 juta sel darah merah per mikroliter darah.
Anak-anak: 4,0 – 5,5 juta sel darah merah per mikroliter darah.
Jika jumlah sel darah merah di luar jumlah tersebut, baik terlalu rendah atau terlalu tinggi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Seseorang dapat menjaga kesehatan sel darah merah dengan mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral seperti zat besi, asam folat, dan B12. Makanan tersebut di antaranya adalah:
- Daging sapi dan daging dari jeroannya seperti hati
- Ikan
- Sayuran berdaun, seperti kangkung dan bayam
- Lentil, buncis, dan kacang polong
- Kacang-kacangan dan buah beri kering
Nah, itulah fungsi sel darah merah yang sangat penting untuk tubuh manusia. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
12 Jenis Kelainan Darah yang Paling Sering Ditemui, Cek Gejalanya!