Semakin hari istilah dalam relasi asmara semakin beragam bentuknya. Kini, ada istilah baru yaitu FWB (Friends with Benefits) yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Lalu, apa sih sebetulnya yang dimaksud dengan FWB? Bagaimana dampaknya pada anak dan remaja? Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Arti Friends with Benefits (FWB)
Sumber: iStockphoto
Pernahkah Anda mendengar istilah FWB atau Friends with Benefits? FWB adalah singkatan dari Friend with Benefit. Istilah tersebut merujuk pada suatu hubungan asmara di antara dua pihak, namun tidak ada komitmen yang jelas seperti pasangan suami istri atau pasangan kekasih. Singkatnya, hubungan tersebut dimaknai sekilas tampak seperti teman, tetapi melibatkan hubungan fisik seperti seks layaknya pasangan yang sah. Namun, tidak melibatkan perasaan romantis.
Fenomena ini pernah diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film drama berjudul sama dan diperankan oleh aktor tampan Justin Timberlake dengan Mila Kunis. Meski film tersebut berakhir bahagia, namun apa yang terjadi di dunia nyata seringkali justru sebaliknya.
Istilah Friends With Benefit (FWB) ini dahulu sering dikenal dengan sebutan teman tapi mesra (TTM). Hubungan FWB sangat rentan disalahpahami oleh kelompok usia muda karena biasnya komitmen di antara pihak yang terlibat. Karena ketiadaan hubungan yang mengikat, pasangan FWB juga bisa berganti-ganti pasangan sesuka hati dan meningkatkan risiko penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).
Selain itu, efek buruk lainnya juga bisa datang dari sisi emosional. Ketidakjelasan dalam hubungan FWB membuat seseorang rentan mengalami stres hingga depresi. Pasalnya, aktivitas yang dilakukan melibatkan sentuhan, kemesraan, dan kedekatan namun dalam hubungan FWB justru dilarang untuk memiliki perasaan satu sama lain.
5 Risiko FWB dan Dampaknya bagi Remaja
Menjamurnya hubungan FWB di kalangan anak muda telah menyebabkan berbagai macam masalah. Di antaranya korban terkena IMS, kehamilan tidak direncanakan (KTD), hingga aborsi tidak aman. Lebih jauh lagi, simak bahaya FWB serta dampaknya bagi remaja berikut ini:
1. Hubungan Bersifat Sementara
Sumber: Freepik
Mengutip situs Alodokter.com, berdasarkan sebuah studi, hubungan FWB terbukti hanya bisa bertahan kurang dari satu tahun. Tak jarang hubungan tersebut bisa kandas dalam hitungan bulan, minggu, atau bahkan hari. Hubungan yang bersifat sementara ini sangat rentan menyebabkan stres hingga depresi pada remaja.
Mungkin ada yang bisa melanjutkan relasi FWB hingga menahun karena faktor kenyamanan tapi hal itu pun bukan berarti tanpa risiko. Oleh sebab itu, orangtua dalam hal ini perlu menjelaskan kepada anak mengenai risiko hubungan FWB. Perlu ada sikap terbuka dari anak dan orangtua agar hal semacam ini bisa dicegah supaya tidak terjadi pada anak.
2. Perasaan Suka yang Tidak Terbalas
Sumber: iStockphoto
Sentuhan fisik, kedekatan, kemesraan, serta kenyamanan yang terjalin dalam hubungan FWB bisa membuat seseorang tertarik dan memiliki rasa suka. Namun, dalam relasi FWB, perasaan ini memiliki risiko sangat besar untuk ditolak atau tidak terbalas.
Pasalnya, hubungan FWB dilandasi kepentingan hanya untuk memuaskan hasrat dan keinginan satu sama lain tanpa melibatkan perasaan romantis.
Perasaan diabaikan, ditolak, dan rasa suka yang hanya sepihak akan menyebabkan seseorang terkena stres. Hal ini tentu bukan sinyal yang baik untuk para remaja terlebih mereka masih belum bisa mengelola emosi dengan baik.
3. Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sumber: iStockphoto
Yang paling dikhawatirkan dari hubungan FWB adalah tingginya risiko terkena PMS. Ketiadaan komitmen yang mengikat membuat pihak yang terlibat dalam relasi FWB bisa bergonta-ganti pasangan sesukanya.
Seks bebas apalagi yang tidak aman dan tanpa adanya komitmen semacam ini sangat berbahaya bagi remaja. Mereka rentan terkena penyakit infeksi menular seksual seperti sifilis, gonore (kencing nanah), HIV, HPV, herpes, trikomoniasis, kandidiasis, klamidia, dan lainnya.
4. Kehamilan Tidak Direncanakan
Sumber: iStockphoto
Perempuan yang menjalin relasi FWB memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami Kehamilan Tidak Direncanakan (KTD). Pasalnya, hubungan seks yang dilakukan secara tidak aman apalagi dengan orang asing bisa menyebabkan kehamilan.
Alih-alih mendapat kepuasan atau keuntungan seperti yang dijanjikan, justru perempuan lah yang lagi-lagi harus dirugikan karena ikatan yang serba abu-abu ini.
5. Aborsi Tidak Aman
Sumber: iStockphoto
Di Indonesia, aborsi diizinkan apabila perempuan yang hamil adalah korban pemerkosaan atau kehamilannya mengancam nyawanya. Namun, aborsi tidak aman kerap terjadi di luar kategori ini. Salah satunya adalah mereka yang mengalami KTD karena terlibat relasi FWB dengan orang yang tidak bertanggungjawab.
Karena tak tahu apa yang harus dilakukan dengan kehamilannya, para korban kemudian mengakses aborsi tidak aman yang sangat berisiko dan mengancam nyawanya. Hal ini tentu akan sangat merugikan bagi para remaja.
Parents, demikian informasi seputar apa itu FWB (Friends with Benefits) dan risikonya bagi remaja. Yuk ajak anak-anak berdiskusi tentang topik ini. Jangan lupa kasih pengertian ya tentang risiko hubungan FWB.
***
Baca juga:
Kehamilan tak direncanakan, jadi kejutan atau beban ?
Kehamilan Tidak Diinginkan, Berkah atau Musibah?
Catat! Ini Tips Menanggapi Nasihat yang Tidak Diinginkan saat Kehamilan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.