Ketahui Frekuensi BAB Bayi yang Normal dan Tanda-Tanda Feses Bermasalah

Berapa frekuensi BAB bayi yang normal? Apa tanda-tanda feses ada masalah? Berikut penjelasan selengkapnya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penting untuk memantau frekuensi BAB bayi atau berapa kali si kecil poop tiap harinya. Frekuensi BAB bayi dan seberapa banyak ia mengeluarkan kotoran ini dapat memberi tahu Parents banyak hal tentang kesehatan mereka dan apakah mereka mengonsumsi cukup ASI.

BAB bayi juga dapat membantu meyakinkan Anda bahwa bayi Anda tidak mengalami dehidrasi atau sembelit.

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang frekuensi BAB bayi yang sehat dan kapan harus menghubungi dokter anak.

Artikel terkait: Hirschsprung, Penyakit Langka yang Menyerang Pencernaan Bayi

Frekuensi BAB Bayi

Seberapa sering bayi yang baru lahir harus buang air besar? Berikut uraiannya.

Bayi Newborn Usia 24-48 Jam

Medical News Today menulis, dalam 24-48 jam pertama setelah lahir, bayi baru lahir mengeluarkan zat yang disebut mekonium. Kotoran yang kental, berwarna hijau tua atau coklat ini mengandung bahan yang telah ditelan bayi saat berada di dalam rahim.

Di hari-hari berikutnya, bayi akan mulai buang air besar dan buang air kecil lebih teratur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bayi Usia 6 Minggu

Sampai sekitar usia 6 minggu, kebanyakan bayi buang air besar dua sampai lima kali per hari. Beberapa bayi buang air besar setiap habis makan.

Bayi 6 Minggu-3 Bulan

Antara usia 6 minggu dan 3 bulan, frekuensi buang air besar biasanya menurun. Banyak bayi yang buang air besar hanya sekali sehari dan beberapa sesering seminggu sekali. Ini biasanya bukan pertanda masalah, selama bayi mampu mempertahankan berat badan yang sehat.

Artikel terkait: Ingin tahu seberapa pintar bayi Anda nantinya? Coba cek pup bayi Anda!

Bayi yang Diberi ASI Lebih Sering BAB Dibanding Bayi dengan Susu Formula

Sebuah studi tahun 2012 menganalisis frekuensi tinja pada 600 bayi baru lahir di bawah usia 3 bulan. Pada minggu-minggu pertama kehidupan, bayi yang disusui ASI buang air besar rata-rata 3,65 kali per hari. Pada 3 bulan, frekuensi rata-rata adalah 1,88 kali per hari.

Sementara itu, bayi yang diberi susu formula buang air besar sedikit lebih jarang pada setiap tahap perkembangan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 Frekuensi BAB Bayi yang Menyusu ASI

Di masa awal menyusui, si kecil mungkin tidak memiliki sistem pencernaan yang kuat untuk menyerap semua nutrisi yang diterimanya. Ini berarti akan banyak ASI yang keluar begitu saja dari tubuh melalui tinja, yang menyebabkan tinja berwarna kuning dan konsistensinya masih encer dalam beberapa bulan pertama.

Anak yang menyusu ASI setidaknya akan BAB empat kali sehari dalam beberapa minggu pertama kehidupannya, demikian dikutip dari laman Parenting First Cry. 

BAB bayi akhirnya meningkat saat ia tumbuh. Secara umum, bayi yang disusui buang air besar setelah setiap kali menyusu, kadang-kadang bahkan dua belas kali sehari atau lebih.

 Frekuesi BAB Bayi dengan Susu Formula

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dibandingkan anak yang diberi ASI, bayi yang diberi susu formula buang air besar jauh lebih sedikit. Ini karena kurangnya kolostrum dalam makanan mereka, yang bertindak sebagai pencahar alami dan terdapat dalam jumlah tinggi dalam ASI.

Frekuensi BAB bayi dengan susu formula adalah sekitar tiga atau empat kali sehari, dan teksturnya akan lebih padat dibandingkan dengan bayi yang disusui. Warnanya kurang kuning dan lebih kehijauan dan lebih gelap.

Saat ia tumbuh, Anda akan menemukan bahwa bayi Anda buang air besar hanya sekali sehari, baik yang diberi susu formula atau disusui. Ini merupakan indikasi sistem pencernaan menjadi lebih sehat dan bukan berarti ada yang salah dengan bayi.

Artikel terkait: Warna BAB pada Bayi Setelah Lahir, Mana yang Normal dan Tidak?

Permasalahan pada Fases yang Sering Terjadi

Secara keseluruhan, penting untuk memerhatikan pola buang air besar si kecil. Perubahan mendadak pada frekuensi BAB bayi dapat mengindikasikan masalah kesehatan. Di bawah ini adalah beberapa tanda yang harus diwaspadai, sebagaimana dikutip Medical News Today:

Kotoran yang Memiliki Warna yang Tidak Biasa

Kotoran yang sehat memiliki bau yang ringan, tidak menyengat dan berwarna kuning muda, coklat, atau kehijauan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tidak jarang ditemukan bintik darah hitam di kotoran akibat menyusui dengan puting pecah-pecah dan berdarah. Tetapi, jika ada darah merah yang banyak dalam BAB si kecil segera hubungi dokter.

Garis-Garis Hijau pada Feses Bayi Bisa Menjadi Tanda Infeksi

Jika tinja berwarna abu-abu atau putih, ini bisa menunjukkan bahwa bayi tidak mencerna makanan dengan benar.

Kotoran Berwarna Hitam Tanda Pendarahan

Jika bayi telah selesai mengeluarkan mekonium dan kemudian mengeluarkan kotoran berwarna hitam, ini bisa menjadi tanda pendarahan organ tubuh dalam.

Diare

Menurut Food and Drug Administration (FDA), jika bayi mengeluarkan tinja yang encer dan berair selama lebih dari 1 hari, ada kemungkinan dehidrasi.

Tanda-tanda dehidrasi dapat meliputi:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • mulut, lidah, dan bibir kering
  • detak jantung lebih cepat dari biasanya
  • tidak ada air mata saat bayi menangis
  • popok kering selama 3 jam atau lebih
  • Sembelit

American Academy of Pediatrics mencatat bahwa bayi mungkin mengalami sembelit jika mereka buang air besar dengan tinja yang keras.

Bayi dengan konstipasi juga dapat menangis atau menunjukkan tanda-tanda mengejan lainnya.

Feses Si Kecil Berair

Apakah BAB si kecil berair? Feses bayi berair ini berarti bayi mengalami diare. Kotoran bayi juga akan berwarna hijau, kuning, atau cokelat.

Ini bisa menjadi indikasi adanya infeksi atau alergi pada pencernaan bayi. Kondisi seperti ini harus segera diberi pengobatan yang tepat. Jika tidak, maka dapat menyebabkan bayi dehidrasi.

Bentuk Feses Bayi Keras Seperti Kerikil

Jika kotoran bayi terasa keras dan terlihat seperti kerikil, maka ini menjadi pertanda bahwa bayi mungkin mengalami sembelit. Bayi bisa menjadi sembelit saat ia dikenalkan dengan makanan padat.

Selain itu, kotoran (feses) yang keras pada bayi juga bisa menjadi tanda kepekaan terhadap konsumsi susu atau kedelai, atau kurangnya toleransi terhadap sesuatu yang terkandung di dalam ASI atau susu formula.

Tanda Merah di BAB Bayi

Meskipun BAB bayi bisa berubah menjadi berwarna merah karena sesuatu yang ia makan atau minum, seperti tomat, tetapi jenis BAB bayi yang seperti ini bisa juga menjadi tanda adanya darah pada kotorannya. Bunda harus segera menemui dokter jika melihat tanda-tanda ini.

Terdapat Lendir di BAB Si Kecil

Parents sebaiknya waspada jika melihat adanya garis-garis berlendir berwarna hijau dengan benang berkilau di kotoran bayi. Lendir pada kotoran bayi ini bisa menjadi pertanda terjadinya infeksi.

Feses Bayi Berwarna Putih atau Pucat

Parents juga perlu waspada, jika feses si kecil berwarna putih atau pucat. Ini bisa menjadi tanda peringatan bahwa bayi tidak mencerna makanan dengan baik. Warna putih bisa diakibatkan karena kurangnya empedu dari hati untuk mencerna makanan pada bayi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera kunjungi dokter jika bayi menunjukkan salah satu dari tanda-tanda berikut:

 Tanda-Tanda Nutrisi yang Tidak Cukup

Buang air besar yang tidak teratur atau bahkan jarang BAB. Hal ini menunjukkan bahwa bayi tidak mendapatkan ASI yang membuatnya cukup kenyang, terutama jika mereka sedang menyusu.

Konselor laktasi dapat membantu meningkatkan jumlah ASI. Menerima bimbingan yang tepat sejak dini dapat meningkatkan kemungkinan bayi menerima nutrisi yang cukup.

Bayi Diare

Parents sebaiknya segera menghubungi dokter jika bayi memiliki salah satu dari yang berikut:

  • tanda-tanda dehidrasi
  • diare yang berlangsung lebih dari 24 jam
  • demam tinggi
  • tinja yang mengandung nanah atau darah
  • lekas marah dan mengantuk
  • pipi atau mata cekung
  • depresi atau penurunan di titik lemah di atas kepala

Penting untuk dicatat bahwa darah dapat muncul dalam tinja sebagai akibat dari iritasi rektum. Seorang dokter anak dapat merekomendasikan krim untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan.

Sembelit

Hubungi dokter jika bayi baru lahir mengalami sembelit dan tidak segera membaik kondisinya. Berikut tanda-tanda yang harus diwaspadai:

  • si kecil lekas marah
  • sakit perut atau ketidaknyamanan
  • darah dalam tinja
  • terdapat darah dalam tinja

Jika bayi mengeluarkan kotoran hitam atau lebih dari satu tinja yang diwarnai darah, mereka harus menemui dokter.

Demikian hal-hal yang harus Parents waspadai terkait permasalahan BAB si kecil. Semoga membantu!

***

The defecation pattern of healthy term infants up to the age of 3 months

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22522220/

How often should a newborn poop?

https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-often-should-a-newborn-poop

Frequency of Baby Poop – How Often Should Your Baby Poop?

parenting.firstcry.com/articles/baby-poop-frequency-how-often-should-your-baby-poop/

 

Baca juga:

Begini Kondisi BAB Bayi Usia 0-6 Bulan, Parents Wajib Tahu!

Panduan Lengkap Kotoran Bayi: Frekuensi, Tekstur dan Warna

12 Jenis BAB Bayi dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Parents Wajib Tahu!