Keputusan sejumlah negara untuk melonggarkan aturan lockdown memang membuat banyak orang merasa bersemangat. Keinginan untuk kembali ke kehidupan “normal” rasanya sudah begitu menggebu-gebu. Namun di sisi lain, ada sebagian orang yang justru mengalami FOGO, yaitu merasa khawatir dan ketakutan.
Jika sebelumnya aktivitas di luar rumah dipandang sebagai hal yang sangat lumrah, sejak pandemi justru banyak orang merasa cemas saat harus meninggalkan rumahnya. Ancaman virus berbahaya seolah ada di mana-mana. Dalam tahap tertentu, perasaan tersebut bisa mengarah pada gangguan kecemasan.
Apa Itu FOGO?
FOGO (fear of going out) dikenal juga dengan sebutan kecemasan pasca-lockdown. Menurut badan amal kesehatan mental Anxiety UK, FOGO adalah ketakutan atau kekhawatiran untuk kembali ke kehidupan normal saat peraturan lockdown mulai dilonggarkan.
Kekhawatiran ini sejujurnya dapat dipahami. Selama setahun terakhir, sudah tertanam dalam pikiran masyarakat bahwa interaksi dengan orang lain, terutama di ruang tertutup sangat berisiko dan bahkan bisa berbahaya. Sehingga, banyak orang mungkin merasa cemas ketika memikirkan akan kembali masuk ke kehidupan bermasyarakat.
Anxiety UK juga melaporkan bahwa gagasan untuk mencabut atau melonggarkan lockdown telah menyebabkan peningkatan kecemasan bagi hampir 67% peserta survei terbaru mereka. Pada akhirnya, para profesional kesehatan mental memperhatikan bahwa kecemasan tentang meninggalkan rumah dan kehidupan setelah fase lockdown telah meningkat.
Artikel terkait: Malas Pakai Masker dan Mematuhi Protokol Kesehatan? Waspada Pandemic Fatigue!
Penyebab Kecemasan Setelah Lockdown
Lantas, apa yang menyebabkan ketakutan keluar rumah selama pandemi? Salah satu faktor pemicunya adalah ketidakpastian di dunia luar. Rumah dipandang sebagai tempat yang paling aman. Rumah dengan permukaan yang didesinfeksi telah menjadi surga bagi banyak orang.
“Setelah Anda berada di dalam rumah untuk waktu yang lama, rasanya sangat aneh untuk pergi ke luar dan orang-orang mungkin kehilangan kepercayaan pada hal-hal yang sudah lama tidak mereka lakukan,” demikian menurut CEO Anxiety UK, melansir laman Top Doctors.
Hal tersebut senada dengan yang disampaikan Sheva Rajaee, seorang psikoterapis berlisensi dan direktur The Center for Anxiety and OCD.
“Sangat wajar untuk memiliki FOGO setelah satu tahun atau lebih dalam situasi lockdown,” katanya seperti mengutip dari CNBC.
“Tetapi FOGO lebih dari sekadar rasa takut akan sakit, itu juga dapat dipengaruhi oleh semacam kecemasan sosial situasional yang banyak berkembang sebagai akibat dari lockdown selama satu tahun atau lebih,” jelas Rajaee.
Lebih jauh, Rajaee mengatakan penting untuk dicatat bahwa bagi kebanyakan orang, FOGO kemungkinan bersifat sementara. Kondisi tersebut akan mereda secara alami saat pola aktivitas masyarakat global mulai terbuka.
Artikel terkait: Ingin Berenang Saat Masih Pandemi COVID-19, Amankah Dilakukan?
Tips Mengatasi Kecemasan Keluar Rumah
Jika Parents mengalami peningkatan kecemasan saat meninggalkan rumah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perasaan tersebut. Berikut ini sederet tips yang patut dicoba.
- Latihan pernapasan, ini membantu dalam mencegah serangan panik besar-besaran, yang sering diperburuk oleh hiperventilasi.
- Mulailah dengan kegiatan yang positif di luar rumah, misalnya seperti olahraga, meditasi, atau berjalan-jalan di taman terbuka. Hindari dulu kunjungan ke tempat tertutup yang menawarkan makanan, minuman, atau merokok.
- Membatasi konsumsi berita tentang Virus Corona, ini malah akan memperburuk kecemasan. Sebaliknya, berfokuslah pada hal-hal sederhana yang membuat Anda senang dan bahagia.
- Jangan ragu untuk vaksinasi COVID-19, karena vaksin dapat mengurangi risiko bahaya paparan virus yang dengan demikian dapat menurunkan tingkat kecemasan Anda.
Artikel terkait: Arti Warna di Aplikasi PeduliLindungi, Bisa Tahu yang Sudah dan Belum Vaksinasi
FOGO dianggap menjadi masalah yang serius jika ketakutan untuk pergi keluar rumah telah mengarah ke kondisi medis yang disebut agorafobia atau agrophobia. Lalu, apa itu agoraphobia? Yaitu ketakutan yang luar biasa berada di tempat atau situasi di mana Anda merasa sulit untuk melarikan diri, atau di mana Anda khawatir akan mengalami serangan panik.
Agorafobia sendiri dapat dikenali dari gejalanya yang khas, antara lain detak jantung yang cepat, sulit bernapas, gemetar, sakit perut yang bisa menyebabkan diare, dan ketakutan akan serangan panik atau kecemasan.
Nah, Jika demikian, Parents disarankan untuk mencari bantuan profesional. Terapi perilaku kognitif (CBT) atau teknik psikoterapi lainnya, seperti relaksasi terapan, mungkin direkomendasikan untuk kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat.
****
Nah, itulah penjelasan tentang FOGO, penyebab, dan cara mengatasinya. Jika Parents mengalami kecemasan yang tak terkendali, jangan ragu untuk meminta bantuan dari tenaga profesional, ya.
Baca juga:
id.theasianparent.com/keuntungan-melahirkan-saat-pandemi
Kasus Stillbirth Melonjak Saat Pandemi, Penelitian Ini Ungkap Faktanya