Pernahkah Parents melihat adanya bintik-bintik hitam atau bayangan yang melayang-layang saat melihat sesuatu? Jika ya, bisa jadi Anda mengalami eye floaters.
Floaters adalah bintik-bintik yang muncul dalam penglihatan. Sekilas, terlihat seperti bintik hitam, keabu-abuan, benang, atau sarang laba-laba yang melayang-layang saat Parents menggerakan mata dan akan bergerak cepat ketika mencoba melihatnya secara langsung.
Bintik-bintik kecil yang melayang itu akan terlihat lebih intens ketika Anda mencoba melihat sesuatu yang cerah seperti kertas putih atau langit biru. Hal ini tentunya menggangu penglihatan dan pandangan.
Sebagian besarkondisi ini terjadi karena faktor usia dan ketika zat seperti jeli (vitreous) di dalam mata berubah lebih cair. Serat mikroskopis di dalam vitreous cenderung menggumpal dan dapat memberikan bayangan kecil pada retina mata.
Apabila Parents mengalami hal ini dengan intensitas yang lebih sering, segera hubungi dokter spesialis mata. Terutama jika kerap melihat kilatan cahaya. Ini bisa menjadi gejala keadaan darurat dan membutuhkan pertolongan atau perawatan intensif sesegera mungkin.
Gejala Floaters
Floaters bergerak saat mata bergerak, jadi ketika Parents mencoba melihatnya secara langsung, mereka akan bergerak menjauh. Ketika mata berhenti bergerak, floaters terus melayang melintasi penglihatan.
Berikut ini beberapa gejalanya:
- Adanya bintik hitam atau abu-abu
- Adanya garis berlekuk-lekuk
- Untaian seperti benang, yang bisa menonjol dan hampir tembus pandang
- Adanya jaring laba-laba
- Adanya cincin
Artikel Terkait: Mata Kabur atau Buram Saat Hamil dan Menyusui? Ini Penyebabnya
Diagnosis Floaters
Mengutip dari Mayo Clinic, dokter akan melakukan pemeriksaan mata lengkap termasuk pelebaran mata untuk melihat bagian belakang mata Anda dengan lebih baik dan vitreous untuk menentukan penyebabnya.
Penyebab Floaters
Jika Parents melihat adanya kilatan, ini terjadi karena vitreous telah menjauh dari retina. Apabila Anda menemukan adanya kilatan dengan intensitas sering saat melihat sesuatu benda, maka segera konsultasikan hal ini ke dokter.
Meskipun ini jarang terjadi, tetapi kondisi ini juga dapat disebabkan oleh:
1. Peradangan di Bagian Belakang Mata
Melansir dari Mayo Clinic, uveitis posterior adalah peradangan pada lapisan uvea di bagian belakang mata. Kondisi ini dapat menyebabkan pelepasan puing-puing inflamasi ke dalam vitreous yang terlihat sebagai floaters. Uveitis posterior dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit inflamasi atau penyebab lainnya.
2. Pendarahan di Mata
Pendarahan ke dalam vitreous dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk diabetes, hipertensi, penyumbatan pembuluh darah, dan cedera. Sel darah terlihat seperti floaters.
3. Retina Robek
Robekan retina dapat terjadi ketika vitreous yang kendur menarik retina dengan kekuatan yang cukup untuk merobeknya. Tanpa pengobatan, robekan retina dapat menyebabkan ablasi retina, yakni akumulasi cairan di belakang retina yang menyebabkannya terpisah dari bagian belakang mata Anda. Ablasi retina yang tidak diobati dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
4. Operasi Mata dan Obat Mata
Obat-obatan tertentu yang disuntikkan ke dalam vitreous dapat menyebabkan gelembung udara terbentuk. Gelembung ini terlihat sebagai bayangan sampai mata menyerapnya. Operasi vitreoretinal tertentu menambahkan gelembung minyak silikon ke dalam vitreous yang juga dapat dilihat sebagai floaters.
5. Perubahan Mata karena Usia
Seiring bertambahnya usia, zat vitreous, atau seperti jeli mengisi bola mata Anda dan membantu mereka mempertahankan bentuk bulatnya, berubah. Seiring waktu, sebagian vitreous mencair yakni sebuah proses yang menyebabkannya menarik diri dari permukaan interior bola mata.
Saat vitreous menyusut dan melorot, ia menggumpal dan menjadi berserabut. Puing-puing ini menghalangi sebagian cahaya yang melewati mata, menghasilkan bayangan kecil di retina Anda yang terlihat sebagai floaters.
Selain itu, floaters juga bisa menyebabkan sakit kepala migrain. Ketika hal ini terjadi, rasanya seperti Parents sedang melihat suatu benda menggunakan kaleidoskop.
Berbeda dengan “flash” jenis floaters dan flashbulb yang disertai dengan masalah mata lainnya. Ini biasanya berlangsung sekitar 30 menit atau kurang, dan terjadi pada dua mata yakni mata kiri dan kanan sekaligus. Namun, kemudian hilang dan tak terlihat lagi.
Artikel Terkait: 10 Penyebab Mata Buram Sebelah dan Cara Mengatasinya
Cara Mengobatinya
Sebenarnya, apabila ini hanya terjadi sesekali, maka tidak perlu melakukan perawatan medis yang terlalu intensif. Namun, jika kondisi ini mulai mengganggu aktivitas Parents, maka harus segera diobati. Cara paling mudah ialah menggerakan mata secara memutar, lalu lihat ke bawah dan ke atas.
Akan tetapi, ketika hal itu tak bisa diatasi dengan gerakan sederhana atau senam mata, maka segera periksakan diri ke dokter mata. Biasanya, dokter mata akan memeriksa floaters sebagai bagian dari pemeriksaan mata yang melebar.
Kemudian, dokter juga akan memberi beberapa tetes mata untuk memperlebar pupil serta memeriksa mata terkait adanya floaters atau masalah mata lainnya. Pemeriksaan ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Dokter mungkin menekan kelopak mata untuk memeriksa robekan retina, yang mungkin tidak nyaman bagi sebagian orang.
Sementara itu, perawatan untuk floaters tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh kondisi mata lain, kemungkinan memerlukan perawatan untuk kondisi tersebut. Sedangkan jika disebabkan oleh penuaan dan tidak mengganggu, maka Anda mungkin tidak memerlukan perawatan apa pun.
Lebih lanjut, apabila floaters terlihat hingga menutupi pandangan mata, maka dokter biasanya akan melakukan tindakan operasi yang disebut vitrektomi yakni menghapus vitreous dan menggantinya dengan larutan garam.
Meski begitu, tindakan tersebut dapat menimbulkan komplikasi seperti retina lepas, tumor retina, hingga katarak. Risikonya rendah, tetapi jika masalah ini terjadi, mereka dapat merusak penglihatan secara permanen.
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Floaters?
Umumnya kondisi ini menimpa mereka yang lanjut usia, tetapi dalam kondisi kesehatan tertentu. Berikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko floaters meliputi:
- Usia di atas 50
- Rabun jauh
- Trauma mata
- Komplikasi dari operasi katarak
- Retinopati diabetik
- Peradangan mata
Artikel Terkait: Amankah pakai obat tetes mata saat hamil? Ini penjelasannya!
Kapan Harus ke Dokter?
Hubungi spesialis mata segera jika Parents mengalami sejumlah gejala berikut ini:
- Lebih banyak eye floaters dari biasanya
- Munculnya floaters baru secara tiba-tiba
- Kilatan cahaya di mata yang sama dengan floaters
- Kegelapan di setiap sisi atau sisi penglihatan Anda (kehilangan penglihatan perifer)
Gejala tanpa rasa sakit ini dapat disebabkan oleh robekan retina, dengan atau tanpa ablasi retina atau kondisi yang mengancam penglihatan yang memerlukan perhatian segera. Pilih dokter yang berpengalaman dengan masalah retina. Jika tidak segera mendapatkan bantuan, bisa berisiko kehilangan penglihatan.
Itulah serba serbi mengenai floaters. Mulai dari pengertian, gejala, hingga pengobatan terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Lebih dari itu, apabila Parents mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya konsultasikan lebih dulu ke dokter spesialis mata untuk menentukan langkah perawatan yang tepat. Jangan asal menggunakan obat-obatan tanpa resep dokter, karena akan membahayakan bagi penglihatan, ya, Parents.
Semoga tips di atas dapat menjawab rasa penasaran maupun permasalahan yang Parents hadapi saat ini terkait dengan floaters, ya!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
5 Rekomendasi Klinik dan Rumah Sakit Mata di Jakarta yang Bisa Dipilih
Gangguan Sakit Mata Saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ada Darah di Mata? Waspadai Gejala Hifema yang Mengganggu Penglihatan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.