Beberapa hari lalu seorang dokter spesialis anak bernama Yose Muliawan sempat membagikan sebuah unggahan soal fenomena immunity debt di akun Instargram pribadinya, menilik jumlah kasus flu dan radang yang melonjak tajam beberapa waktu belakangan ini.
Kalau Parents bertanya-tanya kenapa anak Anda sering batuk dan pilek akhir-akhir ini, jawabannya bukan hanya akibat musim pancaroba tapi juga karena hutang imunitas yang harus mereka “bayar”. Simak informasi selengkapnya berikut ini!
Fenomena Immunity Debt, Dampak Pandemi Covid-19
Sumber: Pexels
Dalam keterangan di unggahan miliknya, dr. Yose Muliawan Pangestu, Sp.A menceritakan bahwa sejak pertengahan Juli hingga sekarang, kejadian batuk, pilek, dan radang pada anak meningkat luar biasa. Bahkan jumlahnya melebihi musim batuk pilek di masa-masa sebelum pandemi.
Ternyata fenomena ini masih ada kaitannya dengan pandemi Covid-19 lho, Parents.
Sejak pandemi terjadi dan mencapai puncaknya di Juli 2021 lalu, semua orang terisolasi dan terpaksa harus melakukan segala aktivitasnya di rumah. Efeknya bukan hanya membatasi penyebaran virus Corona saja, tapi juga virus-virus lainnya. Sehingga menyebabkan anak-anak jarang sakit, namun konsekuensinya harus dibayar saat ini.
Saatnya Membayar Immunity Debt
Per Januari 2022 lalu, pemerintah mulai melakukan pelonggaran aktivitas setelah melihat kasus penyebaran Covid-19 menurun. Orang-orang, termasuk anak, mulai kembali beraktivitas di luar rumah dengan mentaati protokol kesehatan.
Beberapa bulan setelah pelonggaran, terjadi pengingkatan kasus Flu Singapura. Bahkan beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura telah mencatat virus-virus baru, seperti Rhinovirus dan Enterovirus yang menyebabkan batuk dan pilek.
Hingga Respiratory Syncytical Virus (RSV) yang jumlah kasusnya sempat turun 98% saat lockdown tapi kini melonjak tajam dan turut menumbangkan anak-anak yang sudah lebih besar.
RSV adalah penyakit pernapasan yang sebenarnya sudah umum. Orang dewasa yang terpapar biasanya hanya menunjukkan gejala ringan, namun lain halnya dengan anak-anak yang bahkan bisa berdampak fatal. Di Inggris, setidaknya 3 dari 5 anak tercata telah terpapar oleh virus ini.
Selama pandemi, anak-anak, termasuk yang lahir saat pandemi, lebih jarang terpapar bakteri dan virus pernafasan dibanding generasi-generasi sebelum pandemi.
Hal ini menimbulkan sebuah konsekuensi yang dinamakan immunity debt alias hutang imunitas. Tidak adanya paparan virus dan bakteri ini membuat anak jadi rentann terhadap infeksi sebab tubuhnya tidak terlatih merespon infeksi.
Artikel Terkait: Jangan sampai Salah, Ini Cara Meredakan Batuk dan Flu pada Anak yang Efektif
Apakah Hanya Anak-anak yang Membayar Hutang Imunitas?
Sumber: Pexels
Setelah membaca penjelasan di atas mungkin Anda jadi bertanya-tanya, apakah orang dewasa juga ikut-ikutan punya hutang setelah pandemi surut?
Untuk pertanyaan ini masih dalam tahap penelitian. Biasanya kasus RSV diderita oleh anak-anak berusia 18bulan hingga 2 tahun.
Namun saat ini juga banyak laporan yang menyebut bahwa bayi berusia kurang dari 6 bulan juga terpapar virus ini kerena memiliki imunitas yang lebih rendah. Kontributor lainnya adalah tertular dari orang-orang di sekitarnya.
Hidup Terlalu Bersih Justru Menurunkan Imunitas, Benarkah?
Menyikapi fenomena ini, banyak orang yang mengaitkan hubungan antara kasus flu dan gaya hidup yang ‘terlalu bersih’. Muncul dugaan-dugaan jika ‘terlalu bersih’ ini menyebabkan daya tahan tubuh tidak begitu kuat dan meningkatkan resiko alergi. Faktanya, ini hanyalah mitos ya, Parents.
Sebab menjaga kebersihan diri adalah kunci agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Mulai dari mencuci tangan, membersihkan peralatan makan, hingga memasak makanan hingga matang. Kebersihan-kebersihan ini tetap perlu dijaga agar tubuh tetap sehat.
Benar jika sebagian besar infeksi bisa membuat tubuh menjadi lebih kebal sebab otak telah menyimpan memori dan tahu cara melawannya saat terjadi infeksi ulang. Tapi alangkah sembrononya jika Anda berpikiran ingin sengaja “terinfeksi” virus dan bakteri di luar sana dengan mengabaikan kebersihan diri.
Menghadapi Fenomena Immunity Debt dengan Bijak
Sumber: Pexels
Mungkin benar kalau ini dampak negatif dari pembatasan kegiatan di luar ruangan. Anak-anak jadi terbatasi dari paparan kuman baik,bukan yang menyebabkan penyakit menular ya, Parents.
Padahal berinteraksi dengan mikroba baik bisa membantu tubuh mengatur dan menyeimbangkan sistem imunitasnya terhadap respon yang tidak diinginkan, seperti alergi.
Parents, inilah informasi seputar hutang imunitas yang perlu Anda ketahui. Tetap jaga kebersihan diri dan keluarga, ya!
Baca Juga:
Bunda, Simak Cara Mengobati atau Mengatasi Flu pada Bayi dan Anak dengan Bawang Merah
Cara Tepat Memilih Obat Batuk Anak Sesuai dengan Gejalanya
Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.