Sejak Maret 2020, peraturan ganjil genap di DKI Jakarta ditiadakan karena faktor pandemi. Namun, belum lama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memberlakukan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil genap. Terkait dengan hal ini, ada beberapa fakta ganjil genap di Jakarta yang mulai diberlakukan kembali.
5 Fakta Ganjil Genap di Jakarta yang Mulai Berlaku Kembali
Pemberlakuan ganjil genap di Jakarta dilakukan bukan tanpa alasan. Pemprov DKI mempertimbangkan hal tersebut karena meningkatnya kasus positif COVID-19 serta munculnya klaster perkantoran. Aturan ini pun diharapkan bisa membatasi pergerakan warga untuk meminimalkan penyebaran virus
Adapun beberapa aturan ganjil genap di Jakarta, di antaranya:
1. Waktu Pelaksanaan
Mulai hari Senin, 3 Agustus 2020, pemerintah mulai memberlakukan lagi sistem ganjil genap di sejumlah ruas jalan. Ketentuan sistem ganjil genap itu tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap.
Seperti peraturan sebelumnya, ganjil genap selama perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi berlaku pada Senin-Jumat. Peraturan ini tidak berlaku pada hari Sabtu, Minggu, serta hari libur nasional.
Untuk waktunya, aturan akan diterapkan mulai pukul 06.00-10.00 WIB. Pada sore hingga malam hari berlaku mulai dari 16.00-21.00 WIB.
2. Lokasi Ganjil Genap
Terdapat sejumlah ruas jalan Ibu Kota yang kembali diberlakukan aturan ini. Sistem ganjil genap yang berlaku di 25 jalan ini antara lain:
- Jalan Medan Merdeka Barat
- Jalan MH Thamrin
- Jalan Jenderal Sudirman
- Jalan Jenderal S Parman, mulai simpang Jalan Tomang Raya sampai Jalan Gatot Subroto
- Jalan Gatot Subroto
- Jalan MT Haryono
- Jalan HR Rasuna Said
- Jalan DI Panjaitan
- Jalan Jenderal Ahmad Yani, mulai simpang Jalan Bekasi Timur Raya sampai dengan simpang Jalan Perintis Kemerdekaan
- Jalan Pintu Besar Selatan
- Jalan Gajah Mada
- Jalan Hayam Wuruk
- Jalan Majapahit
- Jalan Sisingamangaraja
- Jalan Panglima Polim
- Jalan Fatmawati, mulai simpang Jalan Ketimun 1 sampai dengan simpang Jalan TB Simatupang
- Jalan Suryopranoto
- Jalan Balikpapan
- Jalan Kyai Caringin
- Jalan Tomang Raya
- Jalan Pramuka
- Jalan Salemba Raya sisi barat dan Jalan Salemba Raya sisi timur, mulai simpang Jalan Paseban Raya sampai dengan simpang Jalan Diponegoro
- Jalan Kramat Raya
- Jalan Stasiun Senen
- Jalan Gunung Sahari
3. Pemberlakuan Sosialisasi
Baru lagi diberlakukan, pihak Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya masih memberlakukan sosialisasi selama 3 hari. Polisi tidak akan menilang pelanggar sistem ganjil genap pada tiga hari pertama ini.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, polisi hanya melakukan sosialisasi terkait sistem ganjil genap kepada pengendara mobil selama tiga hari pertama.
“Selama tiga hari ini, kami akan melaksanakan sosialisasi terlebih dahulu. Artinya Senin, Selasa, Rabu kita belum akan penindakan dengan tilang baik secara manual maupun secara ETLE,” kata Sambodo, dilansir dari Kompas.
Sanksi dari pelanggaran ganjil genap ini akan diberlakukan mulai Kamis, 6 Agustus 2020. Pelanggar akan dikenakan sanksi maksimal Rp 500.000 sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
“Di hari Kamis tanggal 6 Agustus baru kami akan melaksanakan penindakan terhadap kendaraan kendaraan,” tuturnya.
4. Fakta Ganjil Genap di Jakarta Hanya untuk Kendaraan Roda Empat
Semula, sempat ada wacana untuk memberlakukan sistem ini bagi pengendara sepeda motor. Namun, rupanya hal ini batal dilakukan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan, sistem ganjil genap hanya berlaku untuk kendaraan roda empat. Meski dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2020 tentang PSBB pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif diatur bahwa ganjil genap diterapkan untuk mobil dan motor.
“Hanya untuk mobil saja,” ucap Syafrin di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (2/8/2020).
Akan tetapi, pemberlakuan ini akan tetap melihat situasi di lapangan. Tak menutup kemungkinan bahwa Dishub DKI Jakarta akan melakukan sistem ganjil genap untuk pengendara motor dan mobil bila adanya lonjakan mobilitas. Khususnya, bila terjadi di masa pandemi.
“Jika nanti ada analisis kami ternyata mobilitas warga tidak terjadi perubahan pada periode pelaksanaan PSBB transisi, maka bisa saja kami menerapkan pemberlakuan ganjil-genap sepanjang hari atau juga ada tambahan pemberlakuan bagi seluruh kendaraan bermotor,” ujar Syafrin.
5. Beberapa Kendaraan yang Kebal Ganjil Genap
Selain sepeda motor, ada sejumlah kendaraan yang diperbolehkan melewati jalan dengan ganjil genap atau kebal akan aturan tersebut. Beberapa kendaraan yang dimaksud antara lain:
- Kendaraan yang membawa masyarakat disabilitas
- Ambulans
- Pemadam kebakaran
- Angkutan umum (pelat kuning)
- Kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik
- Kendaraan angkutan barang khsusus bahan bakar minyak dan bahan bakar gas
- Lalu, kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara RI, yakni Presiden atau Wakil Presiden; Ketua MPR atau DPR atau DPD; Ketua MA, MK, KY, BPK
- Kendaraan berpelat dinas, TNI dan Polri
- Kendaran pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara
- Kemudian, kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas
- Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Polri. Contohnya, kendaraan pengangkut uang (Bank Indonesia, antar bank, pengisian ATM) dengan pengawasan dari Polri.
Itulah berbagai fakta ganjil genap di Jakarta yang mulai berlaku kembali. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Baca Juga :
PSBB di Kota Bandung, apa saja aturan dan sanksi yang berlaku?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.