Pada waktu mengganti popok atau sehabis memandikan si kecil mungkin Parents akan melihat ereksi pada bayi laki-laki Anda. Mungkin Parents akan sedikit bingung dengan hal itu. Tapi tahukah Parents, ternyata ereksi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, si kecil pun bisa mengalaminya.
Hal ini mungkin tampak mengkhawatirkan bagi Parents. Jadi, apakah bayi ereksi itu normal?
Parents tidak perlu cemas, ereksi pada bayi ternyata umum sekali terjadi, lebih dari yang Anda kira. Parents akan belajar memahami penyebab ereksi pada bayi di artikel ini, tentang mengapa itu bisa terjadi, dan kapan Anda harus mengkhawatirkannya.
Artikel terkait: 9 Cara unik prediksi jenis kelamin bayi yang sering dipercayai
Daftar isi
Penyebab Ereksi pada Bayi
Tahukah Parents, ereksi pada bayi terjadi bahkan sebelum lahir, lho! Sebuah penelitian yang dilakukan oleh A. A. Jakobovits dari Department of Obstetrics and Gynecology Toldy Ferenc Hospital menemukan, janin laki-laki bisa ereksi pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Bagaimana hal ini bisa terjadi dan apa saja penyebab ereksi pada bayi ini, berikut penjelasan selengkapnya.
Tanda Bahwa Sistem Saraf Anak Tumbuh Bagus
Menurut para ahli kesehatan anak, ereksi pada bayi bisa menjadi tanda bahwa sistem saraf anak Anda bekerja dengan baik. Jadi, ini sesuatu yang normal secara medis ya, Parents.
Tanda Bayi Akan Buang Air
Pada bayi baru lahir, ereksi dapat menunjukkan bahwa kandung kemihnya penuh dan dia akan buang air kecil. Jadi, air yang selanjutnya keluar dari penis bayi itu urine ya, Parents.
Reaksi Terhadap Udara Dingin
Penyebab ereksi pada penis bayi bisa juga sebagai reaksi terhadap udara dingin yang mengenai alat kelamin mereka saat Anda melepas popok.
Penyebab Ereksi pada Bayi Bukan karena Gairah Seksual
Sebagai orang dewasa, kita kerap mengasosiasikan ereksi pada pria dengan gairah seksual. Namun, hal ini tentu berbeda pada bayi. Jadi, Anda bisa bernapas lega.
Tidak seperti pada pria dewasa, ereksi bayi laki-laki tidak akan menyebabkan ejakulasi. Ereksi yang sebenarnya tidak akan terjadi sampai anak mencapai pubertas, sekitar 12 tahun atau lebih.
Meskipun mungkin sedikit mengejutkan untuk dilihat pada awalnya, Anda tidak perlu khawatir. Ini benar-benar normal dan merupakan pertanda baik bahwa semua organ berfungsi dengan benar.
Namun, pada bayi dan balita yang lebih besar, ereksi mungkin terjadi karena mereka menyentuh, menggosok, atau bermain dengan penis mereka saat mereka berolahraga sehingga terasa menyenangkan. Sekali lagi, ini sepenuhnya normal dan tidak boleh berkecil hati.
Artikel terkait: 9 Mitos ciri hamil anak perempuan yang masih dipercaya hingga sekarang
Hal yang Harus Diwaspadai
Secara umum, ereksi pada bayi normal dan akan mereda dengan sendirinya. Tetapi kadang-kadang, ereksi ini bisa menunjukkan masalah kesehatan si kecil.
Lantas, kondisi seperti apa yang musti Parents wapadai terkait ereksi pada bayi ini? Berikut penjelasan selengkapnya.
Ereksi Tidak Mereda dalam Waktu Satu Jam
Sebagaimana dilansir dari laman theAsianparent Singapura, Parents harus segera membawa anak ke dokter jika penis anak terlihat merah dan bengkak, atau ereksi tidak surut dalam waktu satu jam.
Anak Merasa Tidak Nyaman karena Ereksi yang Tak kunjung Mereda
Jika Parents menemukan kondisi penis anak ereksi dalam kurun waktu lama, atau anak terlihat merasa tidak nyaman dan sakit ketika sedang ereksi, segeralah bawa si kecil ke rumah sakit dan konsultasi dengan dokter anak.
Waspadai Terjadi Penyakit Langka Priapismus
Terkadang, ereksi berkepanjangan dan menyakitkan dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang dikenal sebagai priapismus. Priapismus merupakan penyakit langka, yang pada umumnya menyerang anak laki-laki berusia 5-10 tahun, penderita anemia sel darah berbentuk bulan sabit (sickle cell anemia) dan pria usia 20-50 tahun.
Jika tidak diobati, dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau penis permanen. Jadi, jika ereksi anak Anda sering terasa sakit dan berlangsung lama, segera temui dokter.
Artikel Terkait: Viral Bocah Alami Kelainan Kelamin atau Ambiguous Genitalia, Mengapa Bisa Terjadi?
Cara Menjaga Kebersihan Penis Si Kecil
Terlepas dari persoalan ereksi, yang lebih penting saat ini adalah bagaimana cara menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin si kecil. Membersihkan alat kelamin bayi laki-laki ini cukup mudah. Berikut adalah yang perlu Anda ketahui untuk menjaga area kelamin anak tetap bersih dan sehat, baik yang sudah disunat maupun yang belum/tidak sunat.
Cara Membersihkan Penis Bayi yang Tidak/Belum Disunat
Jika bayi Anda tidak disunat, artinya Anda memilih untuk tidak membuang kulit di kepala penisnya, Anda tidak perlu melakukan pembersihan khusus.
Bersihkan dengan air dan sabun
Cukup bersihkan area tersebut saat mengganti popok dan bilas dengan air sabun hangat saat mandi.
Bersihkan penis bagian luar saja
Merawat penis anak Anda yang tidak disunat saat Anda memandikannya mirip dengan merawatnya saat mengganti popok.
Bersihkan penis bayi Anda yang tidak disunat seperti yang Anda lakukan dengan jari (yaitu, “bersihkan hanya apa yang terlihat”).
Jangan mencoba menarik kulupnya
Cukup cuci dengan lembut dengan air hangat dan sabun lembut, dan jangan mencoba menarik kulup.
Menarik paksa kulup akan sebabkan pendarahan
Laman Web MD menulis, dokter anak akan menyarankan kapan harus mulai dengan lembut menarik kembali kulup untuk membersihkan di bawahnya. Pada usia ini, bagian kulup penis menyatu ke kepala penis. Menarik paksa bagian ini dapat menyebabkan rasa sakit atau pendarahan.
Dokter Anda akan memberi tahu Anda ketika kulit telah terpisah, yang tidak akan terjadi sampai mereka berusia 3-5 tahun. Pada saat itu, kulup akan dengan mudah bergerak maju mundur, dan Anda dapat mengajari putra Anda untuk secara teratur mencuci area di bawahnya.
Cara Membersihkan Penis Bayi yang Sudah Disunat
Jika anak Anda disunat, itu berarti kulit kendur yang menutupi kepala penis mereka telah dihilangkan dan ujungnya terbuka.
Bungkus dengan Kain Kasa 48 Jam
Setelah prosedur, tim perawat akan menutupi penis mereka dengan petroleum jelly dan membungkusnya dengan kain kasa selama 48 jam setelah prosedur, demikian sebagaimana dikutip laman Web MD.
Dibalur dengan petroleum jelly
Masih dikutip sumber yang sama, selama beberapa hari pertama setelah operasi, dokter Anda mungkin merekomendasikan agar area tersebut ditutupi dengan segumpal petroleum jelly di atas kain kasa persegi. Rajinlah ganti popok untuk mencegah infeksi.
Beberapa hari setelah area tersebut mulai sembuh, Parents dapat berhenti menggunakan kasa dan hanya mengoleskan petroleum jelly di ujungnya. Ini akan menjaga penis si kecil menempel pada popok mereka.
Rajin ganti popok setelah sunat
Ganti popok mereka sesering mungkin, dan gunakan sabun lembut dan air untuk membersihkan kotoran yang masuk ke penis mereka.
Jangan membersihkan lapisan putih bengkak, itu normal
Adalah hal normal jika ujung penis terlihat merah dan tampak memiliki lapisan putih atau kuning berkerak. Itu membantu area tersebut sembuh, Parents sebaiknya jangan bersihkan area tersebut.
Cuci dengan sabun setelah 7-10 hari
Setelah penis bayi kita sembuh, biasanya setelah 7-10 hari, Parents bisa mencucinya dengan sabun dan air.
Setelah sunat biasanya tidak ada masalah khusus. Namun jika masalah di bawah ini terjadi, segera beri tahu dokter Anda:
- Bayi Anda tidak buang air kecil dalam waktu 6-8 jam setelah disunat
- Pendarahan tidak berhenti
- Kemerahan memburuk setelah beberapa hari
- Anda melihat pembengkakan, luka kuning berkerak atau keluarnya cairan dari penis.
Jaga Area Penis Tetap Bersih
Biasanya setelah sunat sembuh, Parents tidak perlu melakukan sesuatu yang khusus. Jaga agar area tetap bersih dan kering agar putra Anda tetap sehat dan nyaman.
Ereksi pada Anak: Bagaimana Parents Sebaiknya Bersikap?
Pendidikan Seksual Anak Usia Dini sangat dibutuhkan juga karena hal ini. Bisa dimulai dengan hal-hal sederhana.
Parents perlu mengingatkan anak bahwa area pribadi seperti alat kelamin memang tidak boleh diperlihatkan pada orang lain, terlebih disentuh oleh orang lain.
Selain itu, Parents sebaiknya jangan membuat anak Anda merasa malu ketika ereksi terjadi. Ketika usia anak sudah mencapai 11-12 tahun, coba pelajari bersama anak terkait perubahan yang tengah terjadi di tubuhnya itu.
Jangan membuat masalah ‘ereksi pada anak’ menjadi sesuatu yang besar dan perlu dikhawatirkan. Tetapi pada saat yang sama, Anda pun harus menjelaskan secara perlahan dan sederhana pada anak laki-laki Anda bahwa memainkan penis memang tidak baik. Terlebih jika sampai memperlihatkannya pada orang lain.
Semoga bermanfaat ya, Parents!
***
Are Baby Boy Erections Possible? Here’s What Parents Need To Know
Are Baby Boy Erections Possible? Here's What Parents Need To Know
How to Care for Your Baby Boy’s Penis
www.webmd.com/parenting/baby/your-newborn-boys-genitals-care-of-penis
How to Care for Your Uncircumcised Baby’s Penis
www.verywellfamily.com/dos-and-donts-for-uncircumcised-babies-289218
How to Care for Your Baby’s Penis
Baca juga:
Kapan Jenis Kelamin Janin Terbentuk dan Bisa Diketahui? Ini Penjelasannya
Penting! Ini Penyebab dan Gejala Ambiguous Genitalia, Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil
Benarkah Jenis Kelamin Janin Bisa Berubah Setelah USG? Ini Penjelasan Dokter