Bagaimana cara mengobati disfungsi ereksi adalah pertanyaan yang kerap pria tanyakan. Meski sering digambarkan ingin melakukan hubungan seks sepanjang waktu, nyatanya dorongan seks yang lamban adalah sesuatu yang banyak dialami oleh pria dewasa.
Beberapa penelitian, termasuk yang sering dikutip oleh Massachusetts Male Aging Study dari University of Boston (dilakukan antara tahun 1987 dan 1989), menunjukkan bahwa disfungsi ereksi memengaruhi lebih dari setengah dari semua pria pada tingkat tertentu. Terutama banyak terjadi pada pria yang lebih tua.
Libido rendah tidak hanya berdampak pada kestabilan emosi pria, tapi juga dapat memengaruhi pasangan dan hubungan juga, kata Dr Angela Tan, seorang dokter keluarga dan pelatih keintiman yang berbasis di Singapura.
“Awalnya, pasangan pria Anda mungkin merasa bahwa dia tidak bisa memuaskan Anda, dan ini mungkin membuatnya merasa tidak pede. Ini juga dapat memengaruhi egonya dan bagaimana ia memandang dirinya sebagai seorang pria. Jika kehidupan seks Anda yang dulu hot sekarang tidak lagi membuat Anda bahagia, Anda mungkin bertanya-tanya apakah dia tidak lagi tertarik kepada Anda. Keadaan ini dapat menciptakan masalah seperti kemarahan dan kebencian, bahkan dapat menyebabkan pertengkaran dan perselingkuhan nantinya.”
Ketahui apa saja yang mungkin memengaruhi libido pria
Untuk membantu pasangan Anda mengobati disfungsi ereksi dan mencegah kesalahpahaman, penting untuk mengetahui apa saja yang mungkin memengaruhi libidonya.
Menurut Dr. Colin Teo Chang Peng, ahli urologi di Colin Teo Urology di Singapura, salah satu penyebab utama libido rendah pada pria adalah rendahnya level hormon testosteron. Kondisi ini kadang-kadang disebut sebagai andropause atau “manopause” pria, sindrom defisiensi testosteron (TDS) atau hipogonadisme onset lambat (LOH).
“Level testosteron pria mulai menurun sekitar satu hingga dua persen setiap tahun sejak usia 40,” jelas Teo. “Selain sangat penting bagi kesehatan seksual dan libido, testosteron juga merupakan hormon metabolik yang memiliki efek pada kontrol gula darah, kesehatan jantung, kesejahteraan psikologis, dorongan motivasi, dorongan motivasi, memori dan kebugaran fisik.”
“Umumnya, testosteron yang rendah juga dikaitkan dengan kondisi medis lain seperti diabetes, hipertensi, sindrom metabolik, penyakit jantung koroner, obesitas dan gagal ginjal,” tambahnya.
Sebuah survei online terhadap lebih dari 5.000 pria mengungkapkan bahwa hasrat seksual pria adalah kompleks dan tidak dapat direduksi menjadi satu persamaan tunggal. Para peneliti di balik survei Eropa menemukan bahwa kepercayaan diri yang rendah atas kemampuan mereka untuk mencapai dan mempertahankan ereksi. Kurangnya ketertarikan pada pasangan mereka dan berada dalam hubungan jangka panjang adalah beberapa faktor yang terkait dengan gairah seks responden yang rendah. Hasil penelitian tersebut diterbitkan pada tahun 2014 di jurnal medis The Journal of Sexual Medicine.
Mungkin ada alasan lain mengapa pasangan Anda tidak berminat untuk bercinta. Tan mengatakan bahwa ini mungkin “kondisi medis otak”, seperti stroke. Misalnya, kondisi yang memerlukan kemoterapi, seperti kanker yang dapat mengerdilkannya secara emosional. Selain itu, gangguan kesehatan hati juga dapat menyebabkan masalah hormon.
Penyebab lain disfungsi ereksi dan cara mengobatinya
Depresi dan gangguan kecemasan juga dikenal sebagai perusak suasana hati.
Jika pasangan Anda sedang dalam pengobatan depresi dan gangguan kecemasan, misalnya mengonsumsi beberapa jenis antidepresan dan antipsikotik, ia mungkin juga mengalami libido rendah. Bahkan, alkohol juga dapat menurunkan hasrat seksualnya.
“Penyebab lain disfungsi ereksi mungkin terkait dengan gaya hidup pasangan pria Anda. Mungkin dia stres di tempat kerja atau sedang berada di bawah tekanan finansial. Mungkin hubungannya dengan Anda terasa tegang, itu pun memengaruhi hasratnya untuk berhubungan seks,” kata Tan.
“Beberapa pria juga memiliki keyakinan dan nilai-nilai budaya atau agama tertentu yang dapat memengaruhi pandangan mereka tentang seks, yang pada gilirannya dapat mengurangi libido mereka.”
Banyak pria merasa tidak nyaman mendiskusikan kurangnya hasrat seksual mereka dan mencari tahu cara mengobati disfungsi ereksi. Terutama di masyarakat Asia, di mana membicarakan seks dianggap tabu. Namun, Teo percaya bahwa perlahan kondisi ini akan berubah, dengan semakin banyaknya pria yang meminta saran dokter.
“Budaya itu tampaknya sedikit lebih terbuka sekarang,” katanya. “Semakin banyak pasien dan dokter menyadari bahwa banyak masalah seksual juga merupakan kondisi medis. Mereka juga tahu bahwa mengobati disfungsi ereksi dapat dilakukan dengan aman dan efektif. Kami melihat semakin banyak pria berkonsultasi dengan dokter tentang libido rendah dan gejala andropause lainnya dan banyak dari pasien ini ditemani oleh pasangan mereka.”
Pria yang meminta saran Teo untuk mengobati disfungsi ereksi segera setelah mereka menyadari gejalanya rata-rata berusia 40-an dan 50-an. Mereka menjalani kehidupan yang serba cepat di atau dekat puncak karier mereka. Penurunan dalam pekerjaan, kebugaran atau kinerja seksual biasanya memotivasi mereka untuk memulihkan kualitas hidup mereka. Pasien yang memiliki kehidupan serba cepat, aktif atau fokus dengan karier mungkin tidak segera menyadari efek andropause. Sehingga, seringkali mereka lebih lambat dalam mencari bantuan medis.
Komunikasi dengan pasangan
Tidak mudah membicarakan masalah hasrat bercinta yang rendah dengan pasangan. Akan tetapi, Bunda juga tidak perlu menyembunyikan masalah ini seolah tidak terjadi apa-apa. Dokter Tan menyarankan untuk menyampaikan kekhawatiran Bunda dengan tenang, positif dan tidak mengancam.
“Komunikasi adalah kunci dalam situasi semacam ini,” kata dokter Tan. “Anda harus jujur tetapi jangan kasar. Yang tidak seharusnya Anda lakukan adalah menyalahkan pasangan atau diri sendiri. Hal ini dapat berdampak buruk pada hubungan dan juga kesejahteraan emosional suami dan juga istri.”
Mengenai pengobatan disfungsi ereksi, dokter Tan menyarankan pasangan untuk mendapatkan bantuan profesional guna mengetahui penyebabnya. Kemudian mencari cara untuk menyelesaikannya bersama. Sementara itu menurutnya, masih memungkinkan untuk lebih intim dan menjaga hubungan fisik, serta emosional pasangan. Antara lain dengan cara berpelukan dan terlibat dalam seks oral. Suami juga bisa memuaskan istri dengan menggunakan mainan seks.
Terapi penggantian testosteron dan gelombang kejut
Untungnya, ada banyak solusi untuk membantu pria mengobati disfungsi ereksi dan mendapatkan kehidupan seks mereka kembali seperti semula. Teo mengatakan bahwa ketika seorang pasien mengeluhkan gejala andropause dan kadar testosteronnya di bawah normal, ia didiagnosis dengan TDS dan disarankan untuk memulai terapi penggantian testosteron (testosterone replacement therapy).
Pengobatan disfungsi ereksi ini cukup aman dan efektif. Perawatan ini dapat diberikan secara oral dengan kapsul, melalui kulit dengan aplikasi gel harian atau sebagai suntikan setiap tiga bulan. Jika pasien juga memiliki kondisi medis kronis, akan disarankan untuk menjalani perawatan untuk itu, karena kondisi tersebut dapat berdampak pada libidonya.
“Setelah kadar testosteron dipulihkan, disfungsi seksual lainnya dapat diatasi secara aktif,” kata Teo. “Ini termasuk disfungsi ereksi, yang dapat diobati dengan obat-obatan erektogenik dalam bentuk tablet oral, injeksi, dan low-intensity shock wave therapy [LIST] atau terapi gelombang kejut intensitas rendah yang baru-baru ini tersedia.”
Dalam LIST, ada perangkat seperti tongkat memberikan gelombang kejut ringan ke penis yang membantu pertumbuhan pembuluh darah baru.
Teo menambahkan, untuk pasien dengan ejakulasi dini, obat oral dapat membantu memberikan pasien kontrol yang lebih baik dan membantu pasangan mencapai kepuasan selama berhubungan seks.
Gaya hidup sehat untuk bantu mengobati gejala disfungsi ereksi
Gaya hidup sehat sangat membantu pria menikmati hubungan seksual yang memuaskan.
Dalam kasus yang tidak dapat ditangani dengan obat atau terapi lain, operasi implan penis adalah pilihan yang populer.
Pendekatan holistik adalah kunci dalam menangani libido rendah dan mengobati disfungsi ereksi. Jadi, mungkin perlu mempertimbangkan bentuk-bentuk pengobatan lain, seperti psikoterapi dan konseling pasangan.
Sementara semua bentuk disfungsi seksual dapat diobati, Teo mengatakan gaya hidup sehat sangat membantu pria dalam menikmati hubungan seksual yang memuaskan.
“Berolahraga secara teratur membuat tubuh rileks dan memicu pelepasan zat kimia yang disebut endorfin, yang meningkatkan kesejahteraan emosional. Anda juga harus menjaga kondisi medis kronis dan berusaha memperkuat hubungan Anda dengan pasangan.”
Baca juga:
Ingin Suami Bisa Ereksi Lebih Tahan Lama? Ini 7 Strategi Sederhana yang Bisa Dilakukan
Ups, bayi ternyata bisa alami ereksi, apa penyebabnya?
10 Cara Alami Menguatkan Ereksi Suami, Anda wajib coba!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.