Aspirin kerap dipilih sebagai obat penurun panas dan nyeri. Akan tetapi, hati-hati dengan efek samping aspirin. Sudah tahu apa saja risiko yang bisa ditimbulkan?
Tidak bisa dipungkiri, sampai saat ini aspirin merupakan salah satu obat dari golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang banyak dipakai masyarakat untuk mengatasi demam, sakit kepala, hingga nyeri.
Obat ini dijual bebas sehingga Parents dapat menggunakannya tanpa resep dokter. Meski demikian, pada beberapa kasus, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya untuk mengurangi risiko efek samping.
Artikel Terkait: Sakit kepala tak harus minum obat, coba dulu 9 makanan pereda sakit kepala ini
Efek Samping Aspirin yang Perlu Diwaspadai
Tidak semua orang yang mengonsumsi aspirin akan mengalami efek sampingnya. Efek samping yang timbul pun dapat bervariasi tiap individu. Sebagian bahkan dapat mengalami efek samping lain yang tidak disebutkan di sini.
Berikut ini adalah beberapa efek samping aspirin yang sering ditemukan dan perlu diwaspadai.
1. Reaksi alergi
Aspirin dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang. Gejala yang muncul biasanya berupa gatal-gatal, ruam kulit yang kemerahan, hidung tersumbat, pilek, dan asma (napas berbunyi ‘ngik’). Reaksi alergi biasanya muncul dalam waktu 30 menit hingga satu jam setelah minum obat.
2. Perdarahan organ dalam
Aspirin bersifat merusak lapisan dinding lambung sehingga dapat terjadi erosi dan perdarahan lambung. Di samping itu, aspirin bersifat antiplatelet atau mencegah gumpalan-gumpalan darah akibat berkumpulnya trombosit, sehingga dapat berbahaya bagi individu yang berisiko tinggi mengalami perdarahan.
Gejala yang timbul akibat perdarahan organ dalam antara lain nyeri perut hebat, feses berwarna kehitaman, dan urin yang berwarna kemerahan.
3. Penyakit mata
Aspirin dapat menyebabkan area putih mata (sklera) menguning. Obat ini juga dikaitkan dengan penyakit degenerasi makula (saraf-saraf mata) yang dikaitkan dengan usia (AMD).
Kondisi ini banyak ditemukan pada individu berusia tua yang mengonsumsi aspirin dalam jangka panjang serta memiliki penyakit penyerta seperti gangguan jantung dan pembuluh darah, diabetes, dan hipertensi.
4. Stroke
Pada sebagian kasus, aspirin dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah.
5. Sindrom Reye
Aspirin dihubungkan dengan kejadian sindrom Reye, yaitu suatu kondisi serius yang menyebabkan pembengkakan pada hati dan otak. Oleh sebab itu, obat ini tidak disarankan sebagai obat lini pertama untuk mengatasi demam atau nyeri pada anak-anak atau remaja.
Meskipun aspirin diperbolah untuk anak-anak di atas usia 3 tahun, penggunaannya harus dihindari pada anak dan remaja mengalami cacar air atau gejala mirip flu.
Untuk mengobati demam atau nyeri pada anak, pilihlah obat yang sudah pasti aman untuk dikonsumsi seperti paracetamol.
6. Gangguan pada janin
Artikel Terkait : 8 Jenis masalah saat hamil yang bisa berakibat fatal, Bumil perlu waspada
Aspirin umumnya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, kecuali ada indikasi medis tertentu. Misalnya, ibu hamil dengan keguguran berulang, gangguan pembekuan darah, dan preeklampsia mungkin disarankan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah.
Meski demikian, penggunaan aspirin dosis tinggi dan tanpa saran dokter dapat menimbulkan berbagai efek samping yang dapat membahayakan janin.
Risiko tersebut meliputi penyakit jantung bawaan, berat bayi lahir rendah (BBLR), keguguran dan cacat bawaan pada bayi, hingga perdarahan otak pada bayi prematur. Hal ini dikarenakan aspirin dapat menembus lapisan plasenta dan memengaruhi tumbuh kembang janin.
Efek Samping Aspirin Jika Dikonsumsi Jangka Panjang, Apakah Risikonya Sama?
Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait efek samping penggunaan aspirin jangka panjang. Pasalnya, konsumsi aspirin secara teratur dalam waktu yang lama dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:
- Anemia (kekurangan sel darah merah).
- Mudah memar dan mengalami perdarahan.
- Pendarahan lambung dan tukak lambung.
- Mual dan muntah darah.
- Penurunan fungsi ginjal dan hati.
Itulah beberapa efek samping aspirin yang perlu diwaspadai. Ingat selalu untuk memperhatikan label kemasan obat sebelum Anda mengonsumsinya agar tidak melebihi dosis (apabila Anda membelinya tanpa resep dokter).
Bila Anda mengonsumsi aspirin atas resep dokter, pastikan untuk mematuhi dosis, waktu dan durasi konsumsi obat yang disarankan. Hindari mengonsumsi aspirin dalam jangka panjang kecuali atas saran dokter. Dengan begitu beberapa efek samping aspirin yang bisa muncul ini pun bisa dihindari.
Baca juga :
id.theasianparent.com/nyeri-leher
Atasi Infeksi Saluran Kemih, Kenali Dulu Dosis dan Efek Samping Antibiotik Ciprofloxacin
Apakah bayi bisa merasakan pusing kepala? Ini tanda-tanda yang harus dikenali orangtua