Oknum Dokter Lakukan Pelecehan Seksual, Campurkan Sperma ke Makanan Perempuan

Seorang oknum dokter mesum di Semarang tega mencampurkan sperma ke dalam makanan korban yang adalah istri dari temannya sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di sebuah universitas di Semarang diduga melakukan tindak pelecehan seksual kepada seorang perempuan. Korban adalah istri dari teman pelaku sendiri. Pelaku dengan sengaja mencampurkan spermanya ke dalam makanan korban. Peristiwa tersebut akhirnya terbongkar setelah korban menaruh curiga. Seperti apa kronologi kasus dokter mesum di Semarang ini? Berikut informasinya. 

Artikel terkait: 10 Artis Alami Pelecehan Seksual, Mulai dari Sentuhan hingga DM

Oknum Dokter Mesum di Semarang, Terbongkar karena Kecurigaan Korban

Sumber: Shutterstock

Entah apa yang ada di pikiran seorang oknum dokter di Semarang. Ia tega mencampurkan sperma ke dalam makanan milik istri dari temannya sendiri. Kejadian itu awal mulanya terbongkar setelah korban menaruh kecurigaan. 

Pendamping korban dari Legal Resource Center untuk Keadilan Jender dan HAM (LRCKJHAM), Nia Lishayati mengatakan, kejahatan seksual tersebut berhasil terungkap menjelang akhir tahun 2020 setelah korban mencurigai tudung saji makanannya selalu berubah posisi dan makanan yang dimasaknya juga selalu berubah bentuk.

"Pada bulan Oktober 2020 korban mulai curiga. Awalnya korban mengira ada kucing yang naik ke atas meja makan mengobrak-abrik makanan. Makanan itu memang biasa disediakan untuk makan bersama suaminya," kata Nia, mengutip dari Kompas.com, Senin (13/9/2021).

Korban dan pelaku memang sudah tinggal satu rumah selama 1 tahun. Suami korban adalah rekan satu profesi dari pelaku. Mereka tengah sama-sama menempuh pendidikan spesialis sehingga akhirnya mengizinkan pelaku untuk tinggal bersama di rumah kontrakan.

Saat itu, pelaku beralasan agar ia bisa menghemat biaya selama menempuh pendidikan di Semarang. Pelaku juga sudah berkeluarga, memiliki istri dan anak. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Awalnya korban tidak setuju. Tapi karena alasannya untuk menghemat biaya sewa waktu itu pelaku meminta agar tinggal bersama satu kontrakan dengan suami dan korban. Mereka sudah tinggal sekitar setahunan. Pelaku sudah punya istri dan anak, namun tidak diajak tinggal di Semarang," lanjut Nia. 

Artikel terkait: Mengalami Pelecehan Seksual, Anak Chef Gordon Ramsay Depresi hingga Masuk RSJ

Terbongkar Setelah Korban Menaruh Ipad untuk Merekam Kejadian

Sumber: Shutterstock

Berbekal perasaan curiga, korban kemudian sengaja menaruh Ipad miliknya di dekat meja makan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu bulan Desember 2020, pelaku kembali melancarkan aksinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ia mendekati ventilasi jendela kamar mandi untuk mengintip korban yang sedang mandi. Pelaku kemudian melakukan onani dan setelah itu, mencampurkan spermanya ke makanan yang ada di bawah tudung saji. Kejahatan tersebut sontak terekam kamera. 

"Perbuatan pelaku ini diketahui dari hasil rekaman dari Ipad milik korban. Karena penasaran, korban berinisiatif untuk merekam kejadian di ruangan tempat makan tersebut," kata Nia, mengutip dari Kompas.com

Begitu melihat rekaman tersebut, korban langsung kaget. Ia pun segera menghubungi suaminya untuk mengabarkan peristiwa tersebut. Namun, karena tidak ada jawaban, ia kemudian pergi keluar rumah sembari menunggu suaminya merespons. Setelah sang suami memberi respons, mereka kemudian melaporkan pelaku ke RT setempat. 

"Karena tak ada jawaban, korban pun pergi keluar sembari menunggu suaminya untuk menyampaikan kejadian yang dialaminya. Begitu ketemu mereka langsung melaporkan ke pihak RT setempat. Dan pelaku akhirnya diminta untuk pergi dari rumah kontrakan," kata Nia. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: "Bukan, ini bukan salahmu!” Surat terbuka untuk korban pelecehan seksual

Korban Alami Depresi dan Berharap Mendapatkan Keadilan

Sumber: Shutterstock

Setelah terbongkarnya peristiwa tersebut, pelaku langsung diusir dari rumah kontrakan. Korban bersama suami juga melaporkan kasus tersebut ke Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah pada Desember 2020. Namun, berkas tersebut sempat dua kali dikembalikan karena polisi meminta pelaku melakukan tes kejiwaan. 

"LP-nya pada bulan Maret 2021. Berkas saat ini dikembalikan jaksa ke penyidik dan saat ini proses pemenuhan petunjuk jaksa. Pelaku menjalani pemeriksaan kejiwaan," kata Nia. 

Sementara itu, setelah mengetahui peristiwa yang sebenarnya, korban pun mengalami trauma hingga menyebabkan depresi. Ia mengalami gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan emosi hingga harus berobat ke psikiater dan psikolog. 

"Dampak dari tindakan tersebut, korban mengalami trauma berat, gangguan makan, gangguan tidur dan gangguan emosi. Sejak bulan Desember 2020 sampai hari ini korban harus minum obat antidepresan yang diresepkan psikiatri dan pemulihan ke psikolog," kata Nia. 

Oleh sebab itu, korban berharap ada keadilan untuk dirinya dan agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Nia mengatakan, pelaku telah melanggar Rekomendasi Umum PBB Nomor 19 tentang Kekerasan Terhadap Perempuan dan pasal 281 KUHP tentang kesusilaan. Pelaku juga melanggar sumpah kedokteran. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, demikian informasi terkait adanya oknum dokter mesum di Semarang. Mari kita doakan semoga korban mendapatkan keadilan serta pelaku dihukum setimpal sesuai dengan kejahatannya. 

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan