Artinya: ”Ya Allah, bukakanlah lebar-lebar pintu karunia-Mu di bulan ini dan curahkan berkah-berkah-Mu. Tempatkan aku di tempat yang membuat-Mu ridho padaku. Tempatkan aku di dalam Surga-Mu, Wahai Yang Maha menjawab doa orang yang dalam kesempitan.”
Sunnah Rasulullah SAW di 10 Hari Terakhir Ramadan
Memasuki bulan Ramadan tentu banyak keutamaan yang akan didapatkan di dalamnya, bahkan semenjak menginjak hari pertama Ramadan. Seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadist:
“Awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.”
Begitupun dengan 10 hari terakhir, banyak amalan-amalan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dan keistimewaan laitul qadar.
Ini merupakan malam yang nilainya akan lebih baik dari seribu bulan. Pada malam tersebut akan terjadi fenomena yang tidak bisa bisa dilihat tapi bisa dirasakan kehadirannya.
Pada malam itu pun berdatangan para malaikat yang jumlahnya sangat banyak, berbondong-bondong turun ke bumi memenuhi dua pertiga alam jagad rata hingga langit terasa sesak.
Sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadan amatlah disukai oleh Nabi Muhammada SAW.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Untuk itu, inilah beberapa amalan yang dilakukan Rasulullah SAW disaat 10 malam terakhir bulan Ramadan:
1. Menghidupkan Malam
Selama 10 malam terakhir beliau mengisi malamnya dengan banyak beribada kepada Allah SWT, seperti yang disampaikan Aisyah ra berkata:
“Tidak pernah aku melihat beliau (Nabi SAW) melakukan ibadah pada malam hari hingga pagi harinya dan berpuasa selama satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadan.” (HR. Muslim).
2. Membangunkan Keluarga untuk Beribadah Sunah
Amalan kedua ini, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW membangunkan seluruh keluarganya untuk mengerjakan shalat sunah pada malam-malam sepuluh hari terakhir.
Padahal, hal demikian tidak pernah dilakukan pada malam-malam yang lain
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: dia berkata: “Rasulullah SAW membangunkan keluarganya dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR. Turmudzi)
3. Iktikaf di Masjid
Aisyah berkata: “Nabi SAW melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau meninggal. Kemudian, istri-istrinya yang melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari-Muslim)
Tujuan Nabi melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir adalah untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, mengosongkan pikiran, mengasingkan diri demi bermunajat kepada Allah, berzikir dan berdoa kepada-Nya.
4. Tidak Menggauli Para Istri untuk Sementara
Diriwayatkan bahwa beliau tidak kembali ke tempat tidurnya sampai rampungnya bulan Ramadan. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bahwa beliau melipat ranjangnya dan menjauhkan diri dari menggauli istri.
5. Mandi Antara Magrib dan Isya
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata:
“Pada bulan Ramadan, Rasulullah biasanya tidur dan bangun malam, tapi jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara Magrib dan Isya.”
6. Tadarus Al-Qur’an
Tadarus Al-Qur’an memang sangat dianjurkan, bahkan setiap saat bukan hanya di bulan Ramadan.
Akan tetapi, di malam 10 hari terakhir Ramadan merupakan waktu turunnya Al-Qur’an. Seperti dalam hadis tentang keutamaan membaca Al-Qur’an:
“Abdullah ibn Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).
5. Memperbanyak Zikir
Perintah Zikir ini terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya adalah Surat Al Araf ayat 205 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.”
Selalai apa pun, zikir tetap harus dilakukan untuk mendekatkan kita kepada Allah.
Zikir merupakan amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun dan di mana pun. Bahkan pentingnya selalu zikir sebagai pengingat Allah SWT tertuang dalam hadis:
“Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. al-Bukhari).
Itulah doa Ramadan hari ke-22 beserta amalan yang bisa dilakukan untuk mendapatka keistimewaan Lailatul Qadar. Semoga Ramadan ini menjadi Ramadan terbaik ya, Parents.
Baca juga ;
5 Jenis vitamin yang wajib dikonsumsi pria untuk meningkatkan kesuburan
Bikin kulit cantik dan ampuh untuk diet, ini 9 manfaat tauge untuk wanita!
Metode KB Suntik Terbaru yang Melancarkan Menstruasi, Penasaran Bun?