Distensi abdomen adalah nama lain dari kondisi perut buncit yang tidak normal. Kondisi ini sering terjadi pada bayi baru lahir. Sebagian besar perut bayi biasanya menonjol, terutama setelah menyusu dalam jumlah besar. Namun, di antara waktu menyusui, perut bayi harus terasa lembut.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), jika perut bayi terasa bengkak dan keras, dan dia tidak buang air besar selama lebih dari satu atau dua hari atau muntah, segera hubungi dokter anak. Kemungkinan besar masalahnya adalah karena gas atau sembelit, tetapi itu juga bisa menandakan masalah usus yang lebih serius.
Lantas, apakah sebenarnya distensi abdomen? Apa saja gejala dan faktor yang menyebabkan bayi mengalami kondisi tersebut? Simak informasi berikut ini!
Daftar isi
Distensi Abdomen Adalah Pembengkakan Perut yang Tidak Normal
Distensi abdomen atau perut buncit adalah istilah yang biasanya digunakan untuk merujuk pada distensi atau pembengkakan perut dan bukan perut itu sendiri. Ketika istilah ini digunakan dengan cara ini, sejumlah penyakit dan kondisi yang berbeda dapat menyebabkan distensi perut.
Kondisi ini dapat berhubungan dengan pencernaan, seperti malabsorpsi atau intoleransi laktosa, atau gangguan fungsi usus seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau sembelit. Kembung adalah istilah lain yang terkadang digunakan untuk merujuk pada perut yang membengkak.
Perut yang buncit terlihat membengkak melebihi ukuran normalnya. Ini sering disertai dengan perasaan kembung dengan gas yang terperangkap atau isi pencernaan. Namun, perut kembung tidak selalu berasal dari proses pencernaan. Penyedia layanan kesehatan mendiagnosis perut buncit dalam istilah “lima ‘f”: flatus (gas), fetus atau janin (kehamilan), feses (kotoran terperangkap), fluid atau cairan (dari beberapa penyebab), dan fat atau lemak.
Meski demikian, ada perbedaan antara perut kembung dengan perut buncit (distensi abdomen). Ketika bayi merasa kembung, mereka mengalami rasa tekanan yang meningkat di perut, tetapi tanpa perubahan yang terukur. Sementara bayi yang mengalami distensi, sebenarnya ada pelebaran ukuran dan lingkar perut. Banyak orang, termasuk dokter, akan sering menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian.
Meskipun penyebab kembung dan distensi belum diidentifikasi dengan baik, ada beberapa indikasi penelitian bahwa mekanisme yang berbeda (tetapi terkait) mungkin mendasari masing-masing dari kedua masalah tersebut.
Artikel Terkait: Perut Bayi Sering Kembung? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Gejala Distensi Abdomen
Kondisi perut buncit pada bayi ini dapat dikaitkan dengan gejala lain, termasuk:
- sendawa
- mual
- Muntah
- diare
- demam
- sakit perut
Penyebab Distensi Abdomen
Distensi abdomen adalah kondisi yang cukup harus diwaspadai. Pasalnya, ada banyak kemungkinan penyebabnya, dan beberapa di antaranya bisa berdampak serius. Di antaranya adalah:
Penyebab Organik
Perut yang buncit adalah masalah organik atau fungsional. Masalah organik dapat dijelaskan dengan bukti fisik, seperti penyakit. Penyebab organik dari distensi perut mungkin termasuk:
- Kenaikan berat badan yang signifikan baru-baru ini, yang cenderung disimpan sebagai lemak intra-abdomen dan dapat membatasi pencernaan.
- Obstruksi usus kecil atau besar, menyebabkan penumpukan gas dan limbah.
- Kelumpuhan sebagian lambung (gastroparesis) menyebabkan penumpukan isi pencernaan.
- Penyakit gastrointestinal tertentu menyebabkan gas dan kembung, termasuk pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil (SIBO), penyakit celiac, insufisiensi pankreas eksokrin (EPI) dan penyakit radang usus (IBD).
- Peradangan pada lapisan perut (peritonitis).
- Penumpukan cairan di perut yang disebabkan oleh penyakit hati (asites).
- Pembesaran organ akibat peradangan atau pertumbuhan.
- Pendarahan internal (perdarahan intra-abdominal).
Penyebab Fungsional
Sementara masalah fungsional dapat diamati tetapi tidak dapat dijelaskan. Alasan fungsional untuk perut buncit cenderung melibatkan masalah pencernaan yang menyebabkan gas dan/atau isi pencernaan menumpuk. Penyebabnya mungkin termasuk:
- Gas dari gangguan pencernaan fungsional, intoleransi makanan atau sindrom iritasi usus besar (IBS).
- Sembelit menyebabkan penumpukan kotoran dan cadangan isi pencernaan.
- Retensi urin menyebabkan penumpukan urin.
- Gangguan kontraksi otot yang terlibat dalam pencernaan (usus pseudo-obstruksi), menyebabkan isi pencernaan untuk kembali.
- Kelemahan otot perut, yang menyebabkan isi perut melorot ke luar dan ke bawah (enteroptosis).
Malformasi Kongenital
Dikutip dari penelitian yang terbit dalam Chinese Journal of Contemporary Pediatrics, malformasi kongenital dapat menjadi penyebab utama distensi abdomen pada bayi baru lahir dini. Sepsis dan megakolon kongenital adalah penyakit tunggal yang paling sering dikaitkan dengan distensi abdomen pada bayi baru lahir prematur dan bayi cukup bulan.
Muntah adalah gejala penyerta utama pada bayi baru lahir awal dengan distensi abdomen. Manifestasi sinar-X tampaknya lebih parah pada bayi baru lahir prematur daripada bayi baru lahir cukup bulan. Hasil yang memuaskan dapat dicapai setelah perawatan pada bayi baru lahir prematur dan cukup bulan dengan gangguan ini.
Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa, menyebabkan kembung dan gas.
Artikel Terkait: Kenali Gejala Intoleransi Laktosa, Ini Cara Memilih Susu yang Baik Dikonsumsi
Cara Mengatasi Distensi Abdomen
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan distensi abdomen. Oleh karena itu, tidak ada pengobatan yang diidentifikasi yang secara khusus menargetkan gejala distensi. Sebaliknya, pengobatan berfokus pada penanganan gejala gangguan pencernaan secara keseluruhan.
Setelah penyebabnya ditemukan dan diobati, distensi harus mereda. Misalnya, jika distensi karena sembelit, mengobati sembelit akan membantu perut kembali ke ukuran. Ini mungkin terlihat seperti mengonsumsi pelunak tinja, pencahar, atau enema.
Tiffani Payne, MD, dokter anak dari Norton Children’s Medical Group di Okolona mengungkapkan bahwa perut yang keras dan buncit pada bayi biasanya merupakan tanda gas.
Adapun beberapa hal yang bisa Parents lakukan di rumah untuk mengatasi distensi abdomen pada bayi, yaitu:
1. Tummy Time
Tummy time memiliki banyak manfaat, termasuk memberi tekanan pada perut yang dapat membantu meredakan gas.
2. Kayuh Kaki Bayi
Baringkan bayi secara telentang, gerakkan kakinya dengan lembut dengan gerakan bersepeda (mengayuh sepeda) ke arah perut. Selain itu, coba pegang lutut dekat dengan perut selama sekitar 10 detik, luruskan kaki di antara pengulangan.
3. Pijat
Gosok lembut pada perut, bahu, punggung, kaki, dan lengan dapat membantu bayi rileks dan mengeluarkan gas.
4. Sendawakan
Letakkan perut bayi di atas kaki atau lengan Bunda sambil mengusap punggungnya dengan lembut. Cara ini diharapkan dapat dilakukan setelah menyusui agar bayi sendawa.
5. Obat Penghilang Gas pada Perut Bayi
Obat bebas ini menggunakan simetikon untuk memecah gelembung gas. Campurkan dengan air, susu formula atau ASI. Kendati demikian, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter anak sebelum menggunakannya.
Artikel Terkait: 3 Langkah Mudah Atasi Perut Kembung pada Bayi, Bunda wajib tahu!
Selain itu, untuk mencegah terjadinya distensi abdomen pada bayi atau anak-anak, Parents dapat mengubah kebiasaan makan untuk mencegahnya, misalnya :
- Identifikasi kepekaan makanan dan ubah pola makan sesuai dengan itu.
- Makan dalam jumlah yang lebih kecil lebih lambat. Tunggu lebih lama di antara waktu makan.
- Minum lebih banyak air dan makan lebih banyak serat untuk mencegah akumulasi limbah.
- Cobalah enzim pencernaan dan probiotik, seperti buah dan yoghurt sebelum makan.
Kapan Menghubungi Dokter?
Risiko komplikasinya seperti:
- Terus memburuk dan tidak hilang.
- Datang dengan sakit perut yang parah.
- Muncul dengan gejala penyakit, seperti demam, muntah atau pendarahan.
- Tidak buang air besar selama satu atau dua hari dan ada muntah.
- Ada masalah kronis dan Parents tidak tahu penyebabnya.
Meski distensi abdomen adalah hal yang tidak perlu dikhawatirkan, karena biasa terjadi pada bayi. Akan tetapi, jika bayi atau anak-anak mengalami gejala parah atau komplikasi tersebut, segera bawa ke dokter anak.
Semoga informasi tersebut bermanfaat untuk Parents!
***
Abdominal Distension (Distended Abdomen)
my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21819-abdominal-distension-distended-abdomen
Distended Stomach (Abdominal Distention): Symptoms & Signs
www.medicinenet.com/distended_stomach_abdominal_distention/symptoms.htm
What is Abdominal Distention? – Definition, Causes, Symptoms & Treatment
study.com/academy/lesson/what-is-abdominal-distention-definition-causes-symptoms-treatment.html
Abdominal Distension and Digestive Disorders
www.verywellhealth.com/what-is-abdominal-distension-1944868
What to do about a baby’s distended abdomen
nortonchildrens.com/news/what-to-do-about-a-babys-distended-abdomen
Baca Juga:
5 Cara Sederhana Mengatasi Perut Kembung pada Bayi dan Balita
Jangan anggap sepele, perut bayi buncit bisa menandakan kondisi kesehatan serius
Benarkah perut buncit tanda bayi masuk angin? Berikut penjelasan dokter