Diare pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran? Ini faktanya!

Apakah benar diare pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran? Ketahui dulu faktanya berikut ini.

Diare saat hamil menjadi salah satu keluhan yang mungkin dialami ibu hamil. Tapi apakah benar diare pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran?

Perlu diketahui, seseorang dikatakan diare ketika mengalami tiga kali atau lebih buang air besar (BAB) yang cair dalam 24 jam. Jika ibu hamil mengalami tiga kali atau lebih BAB berair dalam satu hari, pastikan tetap terhidrasi.

Apakah diare pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran?

Diare jelas bisa menyebabkan seseorang dehidrasi, sebab banyak cairan yang dikeluarkan tubuh saat BAB, apalagi bila dialami oleh ibu hamil. Dehidrasi yang tidak diatasi bisa menjadi serius, bahkan mematikan. 

Tapi apakah Bumil pernah mendengar kalau diare juga bisa menyebabkan keguguran? Atau apakah hal ini hanya mitos belaka? Sebab banyak bumil yang khawatir bila diare dapat menyebabkan keguguran.

Jelas saja, ketakutan ini bukan sesuatu yang dibuat-buat. Kram karena diare bisa terasa seperti kram yang terjadi saat keguguran. Dan pertanyaan yang sering kali muncul dibenak bumil adalah “Apakah bila Bumil mengejan terlalu keras untuk BAB dapat mendorong bayi keluar juga?”

Artikel terkait: Rotavirus, Penyebab Diare yang Berbahaya

Bila Bunda pernah melahirkan sebelumnya, Bunda mungkin ingat kalau mendorong atau mengejan pada akhir persalinan juga menggunakan banyak otot perut yang sama.

Tidak hanya itu, rahim dan usus berada di area tubuh yang sama. Namun, sistem tubuh yang dimiliki masing-masing sepenuhnya terpisah. Organ reproduksi berbeda fungsi dengan organ pencernaan.

Jadi faktanya, tidak benar kalau diare pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi ikut keluar saat mengejan, atau menyebabkan keguguran.

Kehamilan memang dapat menyebabkan segala macam perubahan pada usus. Itu karena perubahan hormon dan perubahan fisik yang terjadi ketika rahim bumil membesar, lalu memadati organ-organ internal tubuh. Karena pembesaran rahim inilah fungsi organ-organ tubuh seperti motilitas usus dan cara tubuh menggunakan cairan bisa berubah.

Jadi, meskipun diare dan sembelit sering dialami saat hamil, keduanya tidak akan mengancam janin. 

Menghadapi diare saat hamil

Ada banyak penyebab umum diare selama kehamilan dan umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Biasanya, diare akan mereda dengan sendirinya dalam satu atau dua hari.

Tapi jika tidak mereda dan Bunda memiliki gejala lain, diare dapat menjadi tanda infeksi. Meskipun tidak menyebabkan keguguran, diare dapat memengaruhi kehamilan. Bila Bunda memiliki gejala dibawah ini, dan disertai dengan diare, segera hubungi dokter.

  • Diare selama lebih dari 3 hari
  • Demam 38°C atau lebih tinggi
  • Nyeri hebat di perut atau dubur
  • Darah saat BAB 
  • BAB berwarna hitam dan kering
  • Tanda-tanda dehidrasi, termasuk jumlah urin yang gelap atau menurun (atau tidak ada urin sama sekali); pusing; mulut kering; sakit kepala; mual dan muntah; dan kelemahan.

Artikel terkait: Anak diare, ini hal yang perlu Parents ketahui dan lakukan

Jika Bunda mengalami diare, terus terhidrasi sangat penting. Banyak konsumsi cairan, tetapi hindari minuman seperti beberapa jus buah dan susu karena dapat memperburuk diare.

Jangan minum obat diare apa pun tanpa resep dokter kandungan atau bidan ya, Bun.

Cara mengatasi diare pada ibu hamil

Sebagian besar kasus diare akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Asalkan Bunda tetap terhidrasi saat diare, gejala akan berangsur hilang.

Jadi, pastikan Bunda mengonsumsi banyak air, jus, dan kaldu untuk merehidrasi tubuh dan mengganti elektrolit yang hilang dari tubuh. Air akan membantu mengisi kembali cairan yang hilang, jus akan membantu mengisi kembali kadar kalium dan kaldu akan membantu mengisi kembali natrium dalam tubuh.

Jika diare tidak sembuh sendiri, Bunda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter. Jika diare selama kehamilan disebabkan oleh bakteri atau parasit, Bunda mungkin perlu antibiotik.

Atau bila virus menyebabkan diare, antibiotik tidak akan membantu. Untuk menentukan penyebabnya, Bunda perlu berbicara dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter.

***
Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Referensi: Verywellfamily, American Pregnancy

Baca juga:

Bisa Berbahaya bagi Janin, Ini 9 Cara Mengatasi Diare Saat Hamil