Sejatinya kehidupan pernikahan bukanlah akhir dari kisah cinta pasangan, melainkan awal dari perjalanan baru dengan ikatan yang sah di mata hukum dan Tuhan. Dalam prosesnya, tak jarang dijumpai suka dan duka karena berbagai ujian maupun hal lain yang ditemui. Stres dan depresi setelah menikah pun bisa dialami oleh pasangan manapun.
Setiap pasangan tentunya akan menemui ujiannya masing-masing. Ada yang akhirnya bisa lulus dan menjalaninya dengan baik, namun ada juga yang membutuhkan waktu panjang untuk mengatasi.
Stres akibat masalah yang dihadapi ini tak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, bila tertumpuk dan tak diselesaikan dengan bijak bisa menjadi boomerang untuk kedua belah pihak.
Lalu, apa saja sebetulnya yang bisa menjadi faktor pemicu stres dan depresi ini?
6 Faktor Penyebab Depresi Setelah Menikah
1. Perselisihan yang Terjadi Terus Menerus
Pertengkaran bisa dibilang menjadi bumbu dalam pernikahan. Namun, setiap pasangan lah yang akhirnya memilih akan dijadikan bumbu jenis apa akan masalah yang dihadapi.
Ketegangan yang tak diselesaikan dengan baik bisa memicu depresi pada pasangan sebanyak 10-25 kali, menurut jurnal Couple & Family Psychology. Tingkat depresi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pasangan yang memiliki pernikahan yang kolaboratif.
2. Ketidaksetiaan
Hadirnya orang ketiga menjadi salah satu penyebab stres dan depresi lain yang tak terelakkan. Pasalnya, pengkhianatan bisa memicu runtuhnya kepercayaan serta komitmen yang telah dibangun bersama.
Apa pun alasannya, perselingkuhan dan ketidaksetiaan memang tak bisa dibenarkan, bukan?
Artikel Terkait: Tak Hanya Seks Semata, Jangan Abaikan 8 Resep Ini Agar Pernikahan Selalu Bahagia
3. Masalah Keuangan
“Materi tak bisa membeli segalanya, uang tak bisa membeli cinta” setujukah Parents dengan opini tersebut? Ya, pada dasarnya manusia memiliki banyak kebutuhan yang tak hanya berlandaskan materi semata. Namun, ada banyak hal yang dibutuhkan bisa didapatkan dengan bermodal materi.
Bicara mengenai kasus perceraian, faktor keuangan masih menempati persentase yang tinggi, lho. Tak hanya karena sumber penghasilan semata, konflik mengenai keuangan ini bisa menjalar karena kurangnya literasi dan cara pandang mengenai uang serta cara mengaturnya.
4. Terlalu Dominan
Ada pasangan yang merasa nyaman saat ‘didominasi’ namun ada juga yang senang ‘mendominasi’. Menurut Susan Heitler Ph.D, seorang ahli yang banyak menangani hubungan pernikahan, mengungkapkan bahwa hal yang berlebihan bisa memicu depresi, khususnya persoalan dominasi ini.
Khususnya bila dominasi ditunjukkan melalui cara yang bisa membuat pasangannya tertekan, orang tersebut bisa lebih rentan stres hingga depresi.
5. Masalah Anak
Kehadiran anak bisa menjadi suatu kebahagiaan sekaligus sumber stres bagi pasangan. Tugas membesarkan anak merupakan hal yang dilakukan sepanjang hayat kehidupan anak, sehingga diperlukan komitmen, kerjasama serta persiapan antara pasangan.
Hal seperti perbedaan pendapat saat mengasuh anak, misalnya bisa menjadi sumber stres tersendiri bila kedua pasangan hanya mengandalkan egonya.
6. Tekanan Lingkungan
“Sudah nikah nih, kapan punya anak?”
“Sudah punya anak, kapan punya anak kedua?” dan berbagai pertanyaan serupa lainnya kerap kita dengar di tengah-tengah kita.
Tak bisa dipungkiri, tekanan dari lingkungan sekitar bisa menjadi stres tersendiri bagi Anda dan pasangan. Bila dalam prosesnya pasangan tak saling menguatkan, stres maupun depresi bisa saja dialami karena tekanan tersebut.
Artikel Terkait: Merasa tidak bahagia setelah menikah? Lakukan hal ini untuk mengubahnya!
Tips Mengatasi Stres Setelah Menikah
Tiap pasangan memiliki caranya masing-masing untuk menyelesaikan masalah. Namun, inilah beberapa tips yang bisa dilakukan
1. Terbuka pada Pasangan
Berkomunikasi dengan terbuka menjadi salah satu kunci penting mempertahankan hubungan pernikahan yang tengah dilanda konflik. Ungkapkan hal yang Anda rasakan dengan jujur dan bahasa yang baik.
Selain itu, hindari selalu membuat asumsi tanpa membicarakannya secara langsung dengan pasangan Anda. Saat Anda dan pasangan membicarakan masalah dengan baik dan tanpa emosi, Anda pun akan lebih bisa fokus pada solusi terbaik.
2. Coba Mendengarkan
Hal yang terdengar sangat mudah namun ternyata sulit dipraktikkan sejatinya ialah mendengarkan sudut pandang pasangan. Di kondisi yang sudah stabil, cobalah membuka komunikasi dengan saling mendengarkan alasan tanpa memotong atau berargumen terlebih dulu.
3. Konseling Pernikahan
Bila dirasa memerlukan bantuan konselor atau ahli, jangan ragu untuk mendatanginya. Mengunjungi konselor bukan berarti pernikahan Anda telah hancur. Justru, itu menjadi salah satu upaya penting untuk menjaga keutuhan keluarga kecil Anda.
Artikel Terkait: Tips pernikahan dari seorang ibu ini viral, isinya benar-benar jujur
Itulah berbagai faktor penyebab depresi setelah menikah dan upaya untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat.
****
Baca Juga:
Suami Pernah Selingkuh? Panjatkan Doa Ini Agar Dia Melupakan Selingkuhannya
Kenali Toxic Relationship, Jangan Sampai Terjebak di Hubungan yang Tidak Sehat!
7 Cara Mudah Agar Hubungan Pernikahan 'Lengket' Setiap Hari, Parents Penasaran?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.