Jatuh cinta berjuta rasanya saat sekian lama menjalani bahtera rumah tangga dengan pasangan hidup pilihan kita. Kendati tak ada masalah berarti, penting bagi Parents menerapkan rahasia pernikahan bahagia untuk meningkatkan kualitas ikatan cinta.
Tak bisa dipungkiri, durasi pernikahan yang sudah berlangsung lama mudah dilanda rasa bosan atau getaran cinta mendadak padam yang memungkinkan rentannya godaan. Lantas, cara apa yang dapat dilakukan untuk merekatkan kualitas hubungan?
8 Rahasia Pernikahan Bahagia Sepanjang Masa
1. Tidur di waktu yang sama
Kedengarannya sepele, namun riset yang dihelat oleh University of Pittsburgh mengemukakan bahwa pernikahan yang bahagia lebih besar saat seorang perempuan memiliki waktu tidur yang sama dengan suami mereka. Dengan rutinitas seperti ini, pasangan akan selalu terhubung dan pernikahan berlangsung langgeng.
Pakar juga tidak menganjurkan pasangan pergi beristirahat dalam kondisi bertengkar. Pasangan yang bahagia nyatanya selalu berkomunikasi untuk menyelesaikan permasalahan apapun dan tidak membawanya ke tempat tidur.
2. Berpikir matang sebelum bertindak
Parents, pernahkah merasa stres teramat sangat sehingga sulit rasanya berpikir rasional? Tanpa sadar, kondisi ini akan membuat Anda melontarkan perasaan atau kalimat penuh emosi tanpa kesadaran sepenuhnya.
Untuk itu, agar pertengkaran tidak memanas cobalah mantra 1-2-3. Mantra ini dapat dilakukan dengan menghitung dalam hati atau menarik napas untuk mencegah perkataan yang bisa saja akan disesali kedepannya.
3. Rayakan pencapaian
Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang rutin merayakan kabar bahagia cenderung memiliki kadar tinggi dalam hal komitmen, intimasi dalam hubungan, kepercayaan, dan kepuasan dalam hubungan.
Sebut saja saat pasangan mencapai kesuksesan dalam karirnya atau hal kecil yang terjadi setiap harinya. Kendati sederhana, apa yang dilakukan pasangan Anda pasti membutuhkan perjuangan. Tak ada salahnya merayakan itu semua berdua, misalnya dengan makan malam romantis di halaman rumah tanpa gangguan gadget untuk sementara waktu.
4. Jangan selalu mementingkan anak
Kehadiran buah hati adalah hal yang dinanti setelah menikah, namun tak jarang bisa menjadi kerikil dalam pernikahan itu sendiri. Contoh kecil, tak sempat lagi membuatkan sarapan karena lelah mengurus anak. Jika dibiarkan, tak menutup kemungkinan percikan cinta menjadi pudar karena pasangan merasa kurang diperhatikan.
Tak salah, namun mencurahkan seluruh energi hanya untuk anak dan mengabaikan hal penting lain tak akan membawa kebahagiaan dalam pernikahan. “Pasangan yang memiliki anak tidak bisa menikmati waktu bersama. Ketika anak-anak pergi tidur, waktu itu menjadi sangat berharga,” ungkap terapis pernikahan Irina Firstein.
Oleh karena itu, sisihkan waktu untuk berduaan dengan pasangan walaupun hanya menonton acara televisi bersama. Manfaatkan waktu ini untuk membicarakan hal ringan sembari duduk di sofa berdua agar pernikahan tetap bahagia.
5. 3 magic words is a key
Ingatkah saat kecil, saat orangtua Anda mengajarkan untuk selalu mengucapkan maaf, tolong, dan terima kasih? Dengan alasan sudah mengenal pasangan sejak pendekatan hingga menikah, kebiasaan ini perlahan terlupakan. Siapa sangka, mengucapkan kata sakti menjadi rahasia pernikahan bahagia yang bisa diterapkan.
Mengucapkan kata sakti di saat yang tepat tak hanya membuat pasangan merasa dihormati, namun juga dihargai oleh Anda yang ia pilih menjadi pendamping hidup selama ini.
6. Bermesraan di depan umum
Menurut Pepper Schwartz, seksolog asal Amerika Serikat, pasangan sangat mungkin bahagia jika tak sungkan berpegangan tangan dan berpelukan di depan umum. Kebiasaan sederhana ini tak hanya meminimalisir pertengkaran, namun juga menurunkan ketegangaan dan hormon stres yang sangat mungkin mencuat sepanjang perjalanan pernikahan.
“Ini akan menanamkan sisi emosional kita jika kita dan pasangan adalah tim. Jadi, kita tak merasa sendiri,” ujar Schwartz.
7. Berkompromi
Menurut Firstein, setiap orang yang terlibat dalam sebuah hubungan merasa harus mendapatkan timbal balik. Padahal, fleksibel diperlukan saat perselisihan mucul karena satu dan lain hal.
Alih-alih tunduk dan mengiyakan semua tuntutan pasangan, carilah jalan tengah yang menjadi kesepakatan bersama. Menurut karena tak ingin membuat pasangan kecewa rentan menimbulkan masalah di masa yang akan datang.
“Saya tidak suka kata ‘pengorbanan’ karena itu mengarah pada kebencian,” katanya. Menurut Firstein, berkompromi berarti melakukan sesuatu sesuai cara yang kita dan pasangan inginkan tanpa ada salah satu pihak yang merasa berkorban terlalu banyak.
8. Perceraian tak selalu solusi terbaik
Acapkali perpisahan menjadi cara ketika pasangan merasa pernikahan sudah tak bisa lagi diselamatkan. Namun, bukan berarti metode ini menjadi solusi untuk setiap masalah dalam pernikahan yang sebenarnya masih bisa dibicarakan dengan kepala dingin.
“Pasangan paling bahagia cenderung menghindari hal untuk mengantisipasi perceraian, seperti menyimpan uang di rekening bank yang sama yang membuat diri mereka rentan secara emosional, dan tidak pernah mengajukan perceraian,” katanya.
Menurut Fieldhahn, semua hal yang kita lakukan untuk mengantisipasi perceraian sama halnya dengan membangun jarak dengan pasangan. Pasangan bahagia justru rela melakukan segala hal untuk mengatasi permasalahan bersama, tanpa memikirkan perceraian yang mudah dilontarkan.
Bagaimana Parents, manakah rahasia pernikahan bahagia yang sudah Anda lakukan?
****
Sumber: Reader’s Digest, Time
Baca juga :
Cerai via online makin marak dilakukan, apakah sah menurut hukum Islam?
7 Alasan Hubungan dengan Suami Renggang Setelah Punya Anak
5 Topik Diskusi Untuk Menghangatkan Hubungan Suami Istri
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.