Bulan Ramadan yang sebentar lagi tiba tengah dinantikan umat Muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, ada beragam tradisi yang kerap dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan, salah satunya Dandangan Kudus.
Seperti diketahui, bulan Ramadan menyimpan berbagai makna penting dalam ajaran Islam, salah satunya adalah sebagai bulan diturunkannya kitab suci Alquran dan bulan penuh berkah serta ampunan.
Selama bulan Ramadan berlangsung, seluruh umat Muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama 30 hari dan merayakan kemenangannya pada perayaan Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijriah.
Menjelang bulan Ramadan, gegap gempita Ramadan telah mulai bermunculan di penjuru negeri dalam menyambut bulan Istimewa Ramadan. Tidak hanya ritual keagamaan, ada pula tradisi yang acap kali digelar.
Salah satunya tradisi yang dilakukan masyarakat Kudus, Jawa Tengah yaitu Dandangan (Dhandhangan). Dandangan merupakan pekan raya tahunan Kabupaten Kudus yang diselenggarakan menjelang awal bulan suci Ramadan.
Masyarakat Kudus rutin menyelenggarakan Dandangan sebagai tradisi untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Kirab dan visualisasi tradisi Dandangan diadakan untuk memeriahkan tradisi Dandangan Kudus.
Fakta Menarik Dandangan Kudus
Sejarah Dandangan Kudus
Sejarah Dandangan Kudus
Awalnya nama Dandangan ini merupakan tradisi berkumpulnya para santri menunggu pengumuman dari Sunan Kudus (Syeikh Jakfar Shodiq) terkait penentuan waktu pelaksanaan Puasa Ramadhan. Sedangkan nama Dandangan itu sendiri diambil dari suara bedug di Masjid Sunan Kudus ketika ditabuh untuk menandai awal puasa Ramadan.
Hal ini karena ketika bedug ditabuh, akan muncul suara yang nyaring, “Dang!” yang menjadi bunyi pertanda awal datangnya Bulan Ramadan. Tradisi ini memang sudah ada sejak sekitar abad ke-16, yaitu sejak masa Sunan Kudus.
Tradisi ini dilakukan setelah Sunan Kudus mengumumkan hari awal puasa. Karena Sunan Kudus menjadi salah satu ahli Ilmu Falak yang bisa mengetahui hitungan hari dan bulan dalam Kalender Hijriah. Maka pengumuman hari puasa Ramadan diumumkan oleh Sunan Kudus melalui pemukulan bedug.
Pemukulan bedug akan dilakukan dua kali di pelataran Masjid Menara Kudus. Pada pemukulan bedug pertama ditunjukkan untuk mengumpulkan masyarakat, sedangkan pemukulan kedua dilakukan untuk membuka awal bulan Ramadan yang dilakukan setelah shalat Isya.
Pada zaman dahulu, tradisi ini dihadiri langsung oleh murid Sunan Kudus yaitu Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak, Sultan Hadlirin dari Jepara, hingga Arya Penangsang dari Blora.
Artikel terkait: 11 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia, Unik dan Penuh Kebersamaan
Tradisi yang Berkembang dalam Dandangan Kudus
Tradisi yang Berkembang (Tribun Jateng)
Seiring berjalannya waktu, banyak pula santri dan masyarakat berkumpul di depan Masjid Menara. Hingga pada akhirnya tradisi ini dimanfaatkan warga untuk mengais rezeki. Tidak hanya untuk mendengarkan pengumuman awal puasa, tradisi tersebut juga menjadi ajang berjualan.
Berkembangnya zaman membuat tradisi Dandangan kian berkembang. Kini Dandangan menjelma menjadi pasar rakyat/pasar malam yang ramai dipadati pengunjung yang datang. Dalam Dandangan terdapat wahana bermain seperti tong stand, komedi putar, hingga rumah hantu.
Bahkan, kamu akan menemukan banyak pedagang juga ikut meramaikan dengan menjajakan berbagai jenis kuliner daerah, permainan tradisional, dan kerajinan lainnya.
Karena cukup besar tradisi ini dilakukan dan cukup meriah, masyarakat non muslim juga sangat menyambut hangat bahkan tak sedikit umat non muslim yang yang menjajakan dagangannya atau sekedar melihat kemegahan Menara Kudus dari dekat.
Adanya Perubahan tradisi zaman dahulu dengan zaman sekarang mengindikasikan bahwa Dandangan telah mengalami pergeseran makna, yang semula adalah momentum penetapan awal puasa kini menjadi festival rakyat.
Artikel terkait: Festival Dugderan: Asal Muasal dan Makna Tradisinya Jelang Ramadan
Perayaan Dandangan
(Semarang Bisnis)
Perayaan dandangan juga diisi oleh acara kirab budaya yang menampilkan potensi-potensi setiap desa yang ada di Kabupaten Kudus mulai dari batik, batil (merapikan rokok), rumah budi pekerti Kudus, diorama Sunan Kudus dan Kiai Telingsing, sampai seni rebana. Kirab budaya biasanya dimulai dari Jalan Kyai telingsing sampai Jalan Sunan Kudus sejauh 3 kilometer.
Kirab Dandangan dilakukan mengitari alun-alun kota sejauh sekitar 1 kilometer dengan berjalan kaki. Sampai di depan pendopo kabupaten, mereka beratraksi di depan Bupati Kudus beserta jajarannya.
Para peserta dari desa wisata menampilkan keunggulan dan ciri khas masing-masing, sedangkan para pelajar dan mahasiswa beraksi teatrikal tentang dandangan.
Artikel terkait: Penuh Kehangatan, 10 Tradisi Unik Sambut Lebaran di Berbagai Daerah di Indonesia
Waktu Dandangan
Waktu Dandangan (Goodnewsfromindonesia)
Dandangan biasanya dilaksanakan selama dua minggu sebelum puasa hingga malam hari menjelang puasa keesokan harinya.
Namun, setelah dimulainya puasa Ramadan, para pedagang yang berjualan pada saat Dandangan akan mulai mengemasi kios dan dagangan mereka, dan Dandangan pun dinyatakan selesai.
Itulah ulasan mengenai dandangan Kudus, cara unik menyambut bulan ramadhan yang perlu dilestarikan.
Baca juga:
Ternyata Begini 6 Cara Rasulullah Menyambut Ramadan, Yuk Amalkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.