Di balik konten prank anak yang sedang populer di platform YouTube, Parents perlu mengetahui dampak buruk dari konten tersebut. Dampak psikologis ngeprank anak jangan dianggap sepele, sekali pun konten yang disajikan terkesan lucu dan bisa mengundang tawa.
Maka dari itu, simak di sini apa saja dampak psikologis video ngeprank untuk anak!
Dampak Psikologis Konten Ngeprank untuk Anak

Sebenarnya, isu ini sempat digaungkan secara keras di luar negeri setelah ada acara semacam reality show yang menayangkan konten video orangtua melakukan prank ke anak saat perayaan Halloween.
Di dalam video itu orangtua pura-pura memakan semua permen Halloween anak-anak, lalu mengunggah ekspresi wajah kesedihan mereka di media sosial. Hal ini langsung memancing kritikan keras dari banyak psikolog anak karena memiliki sejumlah dampak buruk pada psikologis si kecil.
Inilah beberapa dampak buruk membuat konten prank ke anak.
1. Bisa Menjadi Pelaku Bullying
Anak yang sering dikerjai oleh orangtuanya bisa menirukan perilaku ini ke teman-temannya. Sebab, anak tidak bisa marah kepada orangtua atau mengkritik mereka atas perbuatan tersebut, sehingga rasa kesal itu bisa menjadi bumerang untuk orang lain.
Apalagi, seperti yang Parents ketahui, anak adalah peniru yang ulung. Cara berkomunikasi, tingkah laku, dan gestur orangtua akan menjadi teladan bagi dirinya untuk membentuk karakter ketika ia dewasa nanti.
2. Anak Bisa Kehilangan Rasa Empati
Sering melakukan prank pada anak dapat menyulut emosi negatif, sehingga menghambat perkembang rasa empati pada mereka. Tentu saja hal ini tidak baik untuk perkembangan sosialnya.
Anak tidak bisa berteman dengan baik dan mengembangkan perasaan yang positif untuk saling berbagi sesama manusia.
3. Memengaruhi Kepercayaan Diri Anak
Merekam reaksi anak-anak yang sedang kecewa kepada orangtuanya, lalu mengunggahnya secara luas, jelas bisa membuatnya merasa tidak percaya diri dan malu. Bagaimanapun, anak adalah pribadi yang juga memiliki pikiran dan perasaan.
Bahkan, ada yang menyebut bahwa anak adalah manusia kecil dengan perasaan yang besar. Jadi, sebaiknya Parents lebih berhati-hati ketika menyinggung perasaan anak dengan sengaja lalu tertawa karena menganggapnya sebagai lelucon.
4. Mengalami Krisis Kepercayaan dengan Orangtuanya

Menurut Mark Barnett, seorang profesor dan koordinator program pascasarjana di Departemen Ilmu Psikologi Kansas State University, mengerjai anak-anak bukanlah jenis humor dan kesenangan yang aman, melainkan kejam dan berpotensi merusak.
Kepercayaan anak kepada orangtuanya adalah sesuatu yang spesial dan tidak seharusnya dirusak oleh hal sesepele video prank.
Mengapa Konten Prank Dapat Menyebabkan Dampak Buruk kepada Anak?

Sebenarnya, video prank adalah humor dan hiburan bagi orang dewasa. Sayangnya, konten video prank ke anak sering kali menjadikan mereka hanya sebagai objek lelucon. Tentunya hal ini tidak bisa dibilang baik.
Ada dampak buruk yang mungkin saja bisa terjadi karena prank seperti ini. Perasaan seperti merasa dikhianati oleh orang terdekatnya sendiri membuat anak kehilangan kepercayaan dengan orangtuanya.
Jika ingin membuat konten video prank, orangtua bisa mempertimbangan untuk membuat jenis prank yang settingan. Dengan cara ini, anak sudah mengetahui apa yang akan ia hadapi.
Selain itu, anak juga bisa mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam konten video sebagai pribadi yang sudah ia rencanakan.
Bagaimanapun, cara anak dan orang dewasa memproses sebuah lelucon dan humor jelas berbeda. Orangtua mestinya memahami terlebih dahulu lelucon yang selevel dengan usia buah hati agar ia juga bisa menikmati humor bersama-sama.
Setelah memahami adanya dampak buruk ngeprank terhadap perkembangan psikologis anak, sepatutnya orangtua lebih berhati-hati untuk mengunggah segala sesuatu ke media sosial. Baik itu foto maupun video anak, semuanya harus dipikirkan agar anak tidak merasa malu dengan apa yang sudah diunggah orangtuanya.
Perlu diingat bahwa anak adalah manusia yang utuh, yang memiliki pikiran dan perasaan yang terpisah dengan orangtuanya. Sehingga, mereka selayaknya mendapatkan penghargaan dan penghormatan atas hal yang sifatnya private atau pribadi, sama seperti orang lain.
Kini sudah tahu, kan, Parents, apa saja dampak psikologis ngeprank anak. Oleh karena itu, jangan lagi, ya, prank si kecil!
Sumber: dailymail, republika
Baca Juga:
7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.