Ini Dia, 7 Dampak Obesitas Pada Ibu Hamil

Dampak obesitas bagi ibu hamil ternyata cukup fatal bagi keselamatan ibu dan janin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kita tak menganggap ada yang janggal dengan ibu hamil yang tampak gemuk, karena kehamilan membuat berat badan bertambah. Namun, tahukah Bunda bahwa dampak obesitas sangat besar pada bumil dan janin?

Anggapan bahwa ibu hamil harus makan 2 kali lebih banyak untuk ia sendiri dan janin sudah terlanjur melekat. Padahal anggapan ini kurang tepat, dan justru membuat ibu hamil terancam dampak obesitas.

Berikut adalah 10 dampak obesitas pada ibu hamil yang sebaiknya kita waspadai.

1. Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Cacat

Kegemukan membuat tubuh ibu hamil tak mampu memerangi beberapa jenis infeksi.

Akibatnya, kesehatan janin pun juga akan terancam jika ibunya mengalami infeksi, dan bayi bisa lahir dengan kelainan atau cacat bawaan.

Bayi yang dilahirkan ibu obesitas 3,5 kali berpeluang mengalami cacat saraf otak akibat tidak berkembangnya sistem tabung saraf (spina bifida). Selain itu, bayi dari ibu hamil yang obesitas juga dua kali berpeluang menderita kelainan jantung sejak lahir.

Kemungkinan buruk lainnya adalah bayi lahir dengan:

  • hydrocephalus (ukuran kepala lebih besar daripada ukuran normal)
  • cleft lip (bibir sumbing)
  • cleft palate (celah langit-langit mulut)

2. Menyebabkan Diabetes Gestasional

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ibu hamil yang kegemukan berpeluang menderita diabetes gestasional dan ini mengakibatkan tubuh janin menjadi lebih besar (macrosomia).

Ingat, besar atau gemuk bukan berarti sehat.

Jika tubuh janin terlalu besar, sang ibu akan mengalami kesulitan saat melahirkan. Besar kemungkinan ibu akan mengalami cedera atau trauma pada proses persalinan.

Selain itu ada kemungkinan ibu hamil mengalami preeklamsia, yakni meningkatnya tekanan darah dan protein dalam urine yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu

3. Lebih Lama Memproduksi ASI

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut sebuah studi yang dilakukan tahun 2014, tubuh ibu menyusui yang obesitas memerlukan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan bagi bayi, terutama pada hari-hari pertama kelahirannya.

Studi itu menyebutkan, ibu menyusui yang kegemukan memerlukan waktu satu hari untuk memproduksi ASI. Ia juga akan sulit menempatkan bayi pada posisi yang pas saat menyusu.

4. Komplikasi Pascapersalinan

Dampak obesitas yang satu ini mungkin membuat Anda sedikit merinding. Mengapa bisa separah itu?

Dalam tubuh ibu hamil obesitas ada lebih banyak lemak yang menempel pada dinding perut dan membuat dinding perut menjadi lebih tebal. Ini membuat ada lebih banyak pembuluh darah yang mengalir pada dinding perut.

Saat bagian ini dipotong untuk mengeluarkan bayi, akan ada lebih banyak darah yang keluar. Sang ibu bisa saja mengalami komplikasi akibat kehabisan darah, kemudian meninggal dunia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Bayi Meninggal dalam Kandungan (Stillbirth)

 

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan University of Pittsburgh, semakin besar BMI (Body Mass Index/Indeks Massa Tubuh) seorang ibu hamil semakin besar pula risiko stillbirth

Hal ini terjadi karena tubuh ibu hamil menarik lebih banyak aliran darah, dan membuat aliran darah ke janin menjadi berkurang.

Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa kegemukan atau obesitas menjadi salah satu faktor utama penyebab stillbirth.

6. Risiko Anak Mengalami Obesitas saat Dewasa

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Like mother, like son/daughter. Peribahasa ini ada juga benarnya.

Bayi yang lahir dari seorang ibu kegemukan saat masa kehamilan akan tumbuh dengan tubuh yang besar juga.

Pernyataan ini diperkuat oleh sebuah studi oleh University of Colorado School of Medicine, AS.

Tim peneliti menguji sampel yang diambil dari sel induk tali pusar bayi dengan berat tubuh normal dan wanita hamil yang kegemukan.

Hasilnya, sel induk wanita hamil mengandung lebih banyak lemak daripada sel induk bayi dengan berat lahir normal.

Ini mengindikasikan bahwa sel tubuh bayi dari ibu kegemukan lebih cenderung mengumpulkan lemak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7. Bayi Berpeluang Menderita Asma saat Dewasa

Sebuah penelitian oleh para ilmuwan dari Children’s Hospital of Pittsburgh mengungkapkan, anak dari ibu yang obesitas saat hamil lebih berpeluang memiliki asma daripada anak yang lahir dengan berat normal.

Meski ibu tidak memiliki riwayat asma, bukan berarti bayi akan aman dari dampak obesitas. Bisa saja ia menunjukkan gejala lain yang merupakan bagian dari dampak obesitas.

***

Setelah membaca dampak obesitas pada kehamilan, penting bagi semua ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan berkonsultasi pada doker secara rutin.

Ini semua agar janin, kandungan, dan Anda selalu sehat selama kehamilan. Jadi, jaga berat badan sesuai panduan dokter ya, Bunda.