‘Beranak dalam kubur’ mungkin terdengar mengerikan karena lekat dengan adegan film horor yang dibintangi mendiang Suzzanna. Namun, tahukah Parents bahwa peristiwa beranak dalam kubur atau coffin birth ini sungguh bisa terjadi di dunia nyata, lho. Para peneliti menyebut kejadian ini sebagai misteri di dunia medis dan sangat jarang terjadi.
Penelitian kasus beranak dalam kubur ini berawal dari ditemukannya tulang belulang wanita dan seorang bayi yang sudah lama terkubur. Tulang-tulang bayi itu berada di antara kedua kaki si ibu, yang bisa disimpulkan, bayi itu terlahir sendiri setelah si ibu meninggal.
Parents bisa menyimak penjelasan ilmiah soal beranak dalam kubur melalui ulasan di bawah ini.
Artikel terkait: 9 Tradisi pernikahan aneh di berbagai belahan dunia yang masih dipraktekkan
Penemuan Coffin Birth atau Beranak dalam Kubur
Pada 2010, para arkeolog di Imola, Italia merilis penemuan yang menyedihkan, namun menarik untuk ditelusuri, yaitu kerangka seorang wanita dari abad pertengahan dengan lubang di tengkoraknya dan sisa-sisa janin di antara kedua kakinya. Wanita itu diperkirakan sudah 1.300 tahun terbaring di dalam kuburan.
Para ilmuwan menyimpulkan, ini adalah kelahiran di dalam kubur, dan lubang di tengkorak wanita itu disebabkan oleh prosedur kuno yang disebut trepanasi. Prosedur ini melibatkan pengeboran atau pembuatan lubang di tengkorak pasien untuk menghilangkan tekanan dan sejumlah penyakit medis. Dalam hal ini, sayangnya, trepanasi mungkin tidak cukup untuk menyelamatkan nyawa ibu itu.
Sisa janin tersebut berupa kumpulan tulang kecil yang tertinggal di bawah panggul kerangka ibu, kemungkinan dilahirkan di kuburan melalui fenomena yang disebut “beranak dalam kubur” atau coffin birth, kondisi ketika seorang anak yang belum lahir dipaksa keluar dari rahim ibunya oleh gas anumerta setelah keduanya, ibu dan bayi telah meninggal.
Artikel terkait: 9 Mitos & Kepercayaan Aneh yang Diyakini Para Wanita Hamil Zaman Dulu
Coffin Birth: Kejadian Langka Tapi Mungkin Terjadi
Secara logika, setelah si ibu meninggal, serviks tidak dapat melebar untuk memungkinkan janin melewatinya. Jadi, apa penjelasan ilmiah dari beranak dalam kubur ini?
Seperti yang dijelaskan oleh ahli pemakaman dan penulis Caitlin Doughty, nama ilmiah dari fenomena ini sebenarnya adalah “ekstrusi janin postmortem” atau “postmortem fetal extrusion” dan dapat terjadi 48-72 jam setelah kematian seorang wanita hamil.
“Ketika gas di perutnya menumpuk karena pembusukan, tekanan naik ke titik yang menekan rahim begitu kuat sehingga janin yang belum lahir dikeluarkan atau sebagian dikeluarkan dari tubuh ibu,” kata Doughty, dikutip Medical News Today.
Proses Pembusukan Mayat Jadi Penyebab Coffin Birth
Pada umumnya, mayat akan membusuk seiring dengan berjalannya waktu. Proses ini melibatkan pengurangan oksigen disertai dengan meningkatnya bakteri anaerob yang mengarah pada penumpukan gas seperti karbon dioksida dan metana yang dihasilkan pada pemecahan tubuh.
Gas menyebabkan tubuh membengkak secara signifikan. Gas-gas inilah yang melakukan peran serupa dengan kontraksi yang dialami seorang wanita selama persalinan normal. Peningkatan volume gas pada jenazah mendorong rahim, memaksa janin yang sudah mati, keluar melalui vagina. Jadi, melalui pembusukan jenazah sebuah kelahiran bisa terjadi.
Janin yang Keluar dalam Coffin Birth Diprediksi Berusia 38 Minggu
Dalam sebuah penelitian di World Neurosurgery, para peneliti dari Universitas Bologna dan Ferrara menganalisis kasus beranak dalam kubur yang ditemukan oleh para arkeolog Italia pada 2010 tersebut.
Usia wanita itu diprediksi 25–35 tahun saat ia meninggal dan para peneliti juga mencatat bahwa, melihat ukuran tulang paha janin, mungkin usianya sekitar 38 minggu kehamilan ketika si ibu meninggal dan bayinya belum lahir.
Ibu yang Alami Coffin Birth Kemungkinan Meninggal karena Preeklamsia
Para arkeolog dari University of Ferrara dan University of Bologna berusaha mengungkap misteri kematian ibu dan anak ini dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal World Neurosurgery edisi Mei 2018.
Menurut para peneliti, sisa-sisa kerangka yang luar biasa ini mungkin menyajikan contoh langka Abad Pertengahan dari teknik operasi otak primitif yang disebut trepanasi.
“Hipotesis kami adalah bahwa wanita hamil mengalami preeklamsia atau eklampsia (dua kondisi kehamilan yang melibatkan tekanan darah tinggi) dan dia diberi perawatan trepanasi frontal untuk mengurangi tekanan intrakranial. Meskipun dirawat, dia tidak selamat, dan meninggal dengan janin di dalam rahimnya,” tulis para peneliti, dikutip Live Science.
Artikel terkait: Menikahi istri hologram, ternyata ada trauma yang dialami pria ini
Mengenal Preeklamsia
Para peneliti berhipotesis, ibu hamil yang beranak dalam kubur itu mungkin telah mengalami komplikasi yang masih memengaruhi banyak wanita hamil saat ini, yaitu preeklamsia.
Ibu hamil dengan preeklamsia mengalami hipertensi yang ”mengurangi suplai darah ke janin”, sehingga membahayakan kesehatannya. Kondisi ini dapat berkembang menjadi eklampsia, di mana ibu hamil dapat mengalami kejang atau bahkan koma.
Tidak ada pengobatan untuk preeklamsia, dan satu-satunya cara untuk menghindarinya, menurut National Institutes of Health (NIH), adalah dengan melahirkan janin sesegera mungkin jika ibu memiliki risiko yang diketahui untuk mengembangkan kondisi ini.
Perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 3,4 persen kehamilan di Amerika Serikat mungkin dipengaruhi oleh preeklamsia, dan di seluruh dunia, hal itu dapat menyebabkan 10-20 persen dari semua kematian ibu.
Mempertimbangkan situasi ini, siapa pun yang melakukan trepanasi pada wanita dari Italia abad pertengahan mungkin telah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan calon ibu dan anak pada saat kematian ibu adalah kejadian umum.
“Kami berhipotesis,” kata penulis penelitian, “bahwa wanita itu bisa mengalami komplikasi terkait persalinan, yang mengindikasikan intervensi bedah.”
Meskipun beranak dalam kubur dan proses kuno trepanasi masih sangat banyak dikelilingi oleh misteri, temuan arkeologis semacam itu membawa kita selangkah lebih dekat untuk memahami evolusi prosedur medis.
Kasus-Kasus Coffin Birth di Dunia
Kasus beranak dalam kubur pernah terjadi beberapa kali di beberapa wilayah. Dilansir Today I Found Out, pada tahun 1551, salah satu kasus beranak dalam kubur tercatat. Seorang ibu yang dieksekusi gantung diri, melahirkan beberapa jam setelah ia meninggal.
Pada tahun 1633, di Brussel, seorang wanita yang meninggal karena kejang melahirkan tiga hari kemudian. Pada tahun 1650, sebuah register paroki mencatat, “20 April 1650, dimakamkan Emme, istri Thomas Toplace, yang ditemukan melahirkan seorang anak setelah dia terbaring dua jam di kuburan.”
Selanjutnya, pada tahun 1677, seorang wanita lain meninggal dalam proses persalinan; enam jam kemudian gerakan perut diamati dan 18 jam setelah kematian, anaknya lahir. Pada tahun 1861, enam puluh jam setelah seorang wanita meninggal karena kejang, dia “melahirkan” bayinya yang berusia delapan bulan.
Meski sangat jarang, fenomena beranak dalam kubur kadang-kadang masih terjadi. Sebagai contoh, pada tahun 2005 di Hamburg Jerman, seorang wanita hamil ditemukan tewas dan dalam keadaan membusuk di apartemennya, sekarat karena overdosis heroin.
Selama otopsi berikutnya, kepala dan bahu janin ditemukan menonjol dari vagina wanita dan dipastikan sebagai kasus ekstrusi janin postmortem, alias coffin birth.
Demikian pula pada tahun 2008 di Panama, seorang wanita hamil ditemukan membusuk karena menjadi korban pembunuhan. Janinnya yang juga sudah membusuk ditemukan di celana dalamnya.
Hanya beberapa tahun yang lalu pada tahun 2013, seorang migran Eritrea yang hamil, tenggelam ketika kapal yang dikendarainya menuju Italia terbalik. Ketika seorang penyelam menemukan mayat si ibu, ada janin yang tersangkut di legging ibunya.
Peristiwa coffin birth ini sudah semakin jarang ditemukan di dunia modern saat ini. Mengapa? Sebab, banyak faktor yang saat ini menyebabkan proses pembusukan jenazah tidak terjadi secara alami. Misalnya, jenazah yang diberi balsem atau bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan tubuh dan memperlambat dekomposisi.
Pemberian balsem atau bahan kimia ini juga menghilangkan banyak elemen yang sangat berperan dalam coffin birth, sehingga menjadikannya kejadian yang sangat langka di zaman modern.
Baca juga:
10 Hal Aneh Bayi Baru Lahir yang Akan Hilang Seiring Pertumbuhannya
34 Hal Aneh (dan 'Menjijikkan') Selama Kehamilan yang Dialami Bumil
26 Nama Bayi Paling Aneh dan Tak Biasa yang Pernah Digunakan Orangtua
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.