Epilepsi merupakan sebuah gangguan yang terjadi di sekitar sistem saraf pusat. Penyakit ini memiliki banyak jenis. Salah satunya adalah Childhood Absence Epilepsy (CAE) yang sering terjadi pada anak-anak.
Angka kejadian dari CAE ini terbilang tinggi, yakni mencapai 10 – 17 persen dari keseluruhan jenis lainnya. Melansir dari laman National Library of Medicine, CAE bisa terjadi pada 2 hingga 8 dari 100.000 anak di bawah 15 tahun per tahunnya. Kondisi ini juga umumnya lebih sering menyerang anak perempuan dibandingkan laki-laki.
Tidak hanya itu, gejala yang ditimbulkan CAE juga cenderung berbeda. Maka, memahami jenis penyakit epilepsi yang satu ini sangatlah penting bagi orangtua agar Si Kecil bisa terhindar darinya.
Selengkapnya, yuk simak beberapa gejala dan upaya pencegahan penyakit CAE yang telah kami rangkum dari berbagai sumber berkut ini!
Artikel terkait: Susah Mengenali Wajah Orang Lain? Hati-hati Terkena Penyakit Langka Ini
Childhood Absence Epilepsy: Penyebab, Gejala, dan Upaya Pencegahaannya
Childhood Absence Epilepsy merupakan sebuah penyakit yang kerap menyerang anak-anak di rentang usia 3 – 8 tahun. Anak yang mengalami kondisi ini biasanya mengalami kejang berulang, atau yang dikenal dengan nama absence seizure (kejang petit mal).
Jenis kejang ini umumnya terjadi dalam waktu singkat. Namun, kondisi kejang tersebut bisa berulang. Dari mulai sepuluh hingga puluhan kali, atau bahkan ada juga yang mengalaminya hingga ratusan kali dalam sehari.
Saat kejang, anak terbilang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia tidak mampu merespon orang atau pun aktivitas yang terjadi di sekitarnya.
Kondisi kejang petit mal yang terjadi karena CAE juga sulit dideteksi. Faktanya, kejang petit mal sendiri memang cenderung terlambat disadari. Hal ini karena gejalanya hanya berupa melamun atau bengong selama beberapa detik saja.
Penyakit CAE ini juga umumnya bisa menghilang pada masa remaja. Namun, beberapa individu bisa juga mengalami jenis epilepsi ini hingga dewasa.
Jika ditangani dengan segera, kondisi ini juga kemungkinan bisa berkembang menjadi jenis epilepsi kronis lainnya. Seperti epilepsi tonik klonik, kejang yang terjadi pada seluruh tubuh dan dapat menyebabkan kehilangan kesadaran bagi penderitanya.
Penyebab
Melansir halaman Kids Health, CAE umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Anak-anak yang menderita CAE kebanyakan memiliki anggota keluarga yang juga mengalami jenis penyakit yang sama.
Sementara itu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa kakak atau adik kandung dari anak yang mengalami CAE memiliki peluang 1:10 untuk mengembangkan penyakit epilepsi secara keseluruhan.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, CAE cenderung sulit terdeteksi karena gejala yang ditimbulkan sangat minim. Kondisi kejang mal yang menjadi tanda CAE biasanya muncul dan hilang secara tiba-tiba tanpa disadari.
Tidak hanya itu, gejala CAE juga sering disalahpahami sebagai kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Agar bisa mendeteksi dini, berikut merupakan gejala CAE pada anak yang perlu Parents waspadai:
- Anak tampak melamun dalam waktu sebentar tetapi berulang. Biasanya, gejala kejang yang seperti bengong terjadi dalam rentang waktu 3 – 15 detik sekali muncul.
- Anak tidak sadar, biasanya ia tidak akan merespon aktivitas di sekitarnya. Seperti sentuhan atau pun panggilan suara.
- Setelah kejang berakhir, anak akan beraktivitas normal dan tidak sadar dengan kondisi yang sebelumnya terjadi.
- Tatapan atau arah pandang mata seperti melihat ke atas.
- Si Kecil mengedipkan mata berkali-kali.
- Ekspresi pada wajah anak cenderung hilang.
- Beberapa anak juga mengalami kondisi automatism, di mana ia kerap menggigit biri atau pun menggosok tangannya secara tiba-tiba.
Artikel terkait: Angka Kematian Penyakit TBC di Indonesia Tinggi, Bagaimana Upaya Pencegahannya?
Diagnosis Childhood Absence Epilepsy
Jenis penyakit ini ditangani oleh dokter alhi saraf anak. Hyperventilating atau kondisi pernapasaan yang cepat juga bisa saja menimbulkan kejang mal pada anak dengan CAE. Maka dari itu, dokter biasanya mengetes kondisi tersebut terlebih dulu sebelum melakukan tes medis lainnya.
Ada pun beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakin ini di antaranya:
- Elektroensafalogram (EEG), pemeriksakan gelombang otak.
- VEEG, Video Elektroensafalogram. Pemeriksaan gelombang otak dengan proses rekaman video.
- Pemeriksaan organ tubuh dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Anak-anak yang mengalami CAE biasanya membaik dengan obat-obatan. Jika obat-obatan tidak bisa mengendalikan kejang, terkadang dokter akan menganjurkan anak untuk melakukan diet khusus. Seperti mengurangi makanan tinggi lemak yang terkadang dapat memicu terjadinya kejang.
Langkah Mengatasi
Anak-anak yang mengalami CAE biasanya selalu hampir menjalani kehidupan normal. Tentunya jika kondisi tersebut diatasi dengan baik. Untuk membantu anak dengan jenis epilepsi ini, beberapa hal yang bisa Parents lakukan di antaranya:
- Memberikannya obat secara teratur sesuai resep dokter
- Hindari pemicu kejang seperti kurang tidur, stres, dan juga pola makan yang tidak sehat.
- Beberapa anak dengan epilepsi ini mengalami masalah dengan konsentrasi dan prilaku. Maka, jangan ragu meminta bantuan pakar untuk mendukungnya secara psikologis, sosial, dan juga terkait bidang akademisnya.
- Pastikan Parents atau pun anggota keluarga paham apa yang harus dilakukan ketika Si Kecil mengalami kejang secara tiba-tiba. Segera hubungi IGD jika kejang lebih dari lima menit.
Upaya Pencegahan
Beberapa faktor risiko penyakit CAE tentunya bisa kita cegah sejak dini. Beberapa upaya pencegahan yang bisa Parents lakukan di antaranya adalah:
- Lakukan muniasi yang tepat pada anak
- Ajarkan pola hidup sehat pada anak sejak dini.
- Cukupi kebutuhan gizinya secara seimbang.
- Batasi makanan tinggi lemak, gula, dan garam.
- Dorong anak untuk aktif secara fisik seperti rajin berolahraga atau berkegiatan di luar rumah.
- Lakukan konseling genetik dan tes kesehatan secara berkala.
Artikel terkait: Waspada Microtia, Kelainan Bawaan pada Telinga Bayi Baru Lahir
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang Childhood Absence Epilepsy (CAE). Jika Si Kecil menunjukkan salah satu dari gejala CAE, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter, ya. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Kenali Happy Hypoxia: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan yang Bisa Dilakukan