Memasuki Ramadan tahun ini, kita masih bergelut dengan pandemi. Meski begitu, seluruh umat Muslim yang mampu tentunya tetap diwajibkan untuk berpuasa. Nah, agar tubuh tetap fit selama menjalankan ibadah ini, perlukah kita melakukan cek kesehatan terlebih dulu sebelum puasa?
Perlukah Melakukan Cek Kesehatan Sebelum Puasa Ramadan?
Dokter spesialis penyakit dalam, dr Imelda Maria Loho, SpPD dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah membahas mengenai hal ini.
Melalui diskusi online ‘Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Apa yang Harus Diperhatikan’ ia menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan memang penting dilakukan. Namun, kehadiran bulan Ramadan tidak bisa dijadikan patokan bahwa seseorang perlu meningkatkan frekuensi pemeriksaan kesehatannya.
Menurutnya, cek kesehatan sebelum puasa sebenarnya tidak wajib dilakukan. Ramadan juga bukanlah tolak ukur kapan seseorang harus melakukan kesehatan.
Hanya saja, bagi mereka yang memang sudah cukup lama tidak melakukan pemeriksaan, maka sebelum puasa tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan kesehatan tersebut.
“Nah, bila sudah cukup lama tidak melakukan cek kesehatan, misalnya dalam satu tahun terakhir, maka memang sebaiknya sebelum bulan Ramadan dilakukan pemeriksaan kesehatan,” ujar Imelda dalam acara yang diselenggarakan Rumah Sakit Pondok Indah Grup itu beberapa waktu lalu.
Terutama, kata Imelda lagi, bagi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta tertentu, itu juga perlu melakukan tes terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit ketika nanti berpuasa.
“Pasien diabetes misalnya, itu wajib melakukan pemeriksaan gula darah sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan. Karena bila ada diabetes yang sebelumnya tidak terdeteksi, tentunya harus dilakukan penanganan. Jangan sampai ketika bulan Ramadan kemudian mengalami komplikasi diabetes,” lanjutnya.
Cek Kesehatan yang Bisa Dilakukan Sebelum Puasa
Selain pasien diabetes, bagi individu yang sudah lama tidak memeriksakan kesehatan, ada beberapa cek yang bisa dilakukan sebelum menjalankan puasa Ramadan. Cek kesehatan yang bisa dilakukan berupa pemeriksaan gula darah dan lemak darah.
Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mendeteksi diabetes sedini mungkin. Faktanya, diabetes yang tidak terdektsi tentunya memerlukan penanganan.
Sementara itu, pemeriksaan lemak darah juga penting. Sebab, orang biasanya mengonsumsi lebih banyak variasi makanan selama bulan puasa. Terlebih ketika waktunya berbuka, tidak sedikit yang malah terlalu banyak mengonsumsi makanan dikarenakan efek berpuasa sebelumnya.
Nah, apabila seseorang sudah mengetahui kadar lemaknya, maka diharapkan ia jadi lebih bisa mengontrol diri ketika mengonsumsi makanan selama bulan puasa.
Imelda menjelaskan, “Kalau memang kadar lemak darah tinggi dan di atas normal, tentunya seseorang tersebut akan membatasi dan menjaga makanannya selama bulan Ramadan agar lemak darah jangan sampai terlalu tinggi.”
“Kalau sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya menunjukkan bahwa diperlukan pengobatan lebih lanjut, maka tidak perlu menunggu selesai bulan Ramadan untuk menjalani pengobatan. Karena, pengobatan diabetes dan lemak darah bisa tetap dijalankan selama bulan puasa,” pungkasnya.
Persiapan agar Tubuh Tetap Fit Selama Puasa
Selama berpuasa, tentunya kita akan mengalami beberapa perubahan terutama dalam hal pola makan. Agar tubuh tetap fit dan masa transisi dari bulan biasa ke bulan Ramadan bisa lebih mudah, beberapa persiapan bisa dilakukan, seperti:
1. Tetap Konsumsi Makanan dengan Gizi Seimbang dan Porsi Tidak Berlebihan
Memasuki Ramadan, beberapa orang mungkin akan mengonsumsi aneka makanan dalam jumlah banyak untuk ‘menabung’ atau memenuhi hasrat mereka sebelum melakukan puasa agar tubuh lebih kuat. Namun nyatanya, hal tersebut malah akan membuat tubuh lebih mudah lapar dan sulit untuk berpuasa.
2. Kurangi Konsumsi Kafein
Bagi Anda pecinta kopi dan tidak ingin mengalami pusing serta mual di hari-hari pertama puasa, maka mulai sekarang cobalah untuk mengurangi konsumsi kafein secara perlahan. Kebiasaan Anda mengonsumsi kopi akan berubah selama bulan puasa, dan hal tersebut cenderung memicu risiko gejala putus zat kafein seperti pusing ataupun mual.
3. Cobalah Berhenti Merokok
Perokok yang tidak melakukan persiapan sebelum puasa dalam mengalami berbagai gejala putus zat seperti mudah tersinggung, marah, gelisah, dan sulit konsentrasi. Maka untuk menghindarinya, kurangi kebiasaan merokok terutama di siang hari sebelum puasa tiba.
Tak hanya itu, biasakan untuk tidak merokok ketika waktu berbuka tiba selama bulan puasa. Langsung merokok ketika buka puasa juga memiliki efek buruk bagi kesehatan.
4. Atur Waktu Tidur
Biasakan tidur lebih awal karena memasuki bulan puasa, kita perlu bangun pagi untuk sahur.
5. Periksa Kesehatan
Seperti yang sudah dijelaskan, tidak ada salahnya memeriksakan kesehatan, terutama bagi Anda yang memiliki penyakit tertentu. Konsultasi ke dokter terkait aman atau tidaknya Anda berpuasa sesuai kondisi kesehatan masing-masing.
Itulah penjelasan mengenai cek kesehatan sebelum puasa dan beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar tetap fit dalam melaksanakan ibadah ini di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat, ya!
***
Baca juga:
10 Hal yang Membatalkan Puasa, Hindari agar Pahalanya Tidak Hilang!
Jika Pahala di Bulan Ramadan Berlipat Ganda, Apakah Dosa Juga Demikian?
Lengkap! Jadwal Imsakiyah Ramadan 2021 di Jakarta, Depok, Bandung, Surabaya dan Makassar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.