TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Kisah anak broken home: 'Aku marah dan dendam bertahun-tahun'

Bacaan 4 menit
Kisah anak broken home: 'Aku marah dan dendam bertahun-tahun'

Bagaimana rasanya jadi anak broken home?

Catatan anak broken home

Bila pasangan selebritas Gading Marten dan Gisella Anastasia benar-benar bercerai, bagaimana nasib putri tunggal mereka, Gempita Nora Marten, kelak? Bagaimana rasanya tumbuh dewasa dalam posisi sebagai anak broken home?

Itulah yang dikhawatirkan netizen begitu informasi gugatan cerai yang dilayangkan Gisella Anastasia kepada Gading Marten mengemuka. Di hari yang sama dengan meledaknya berita rencana perceraian Gading-Gisel, tagar #savegempi merajai trending topic di media sosial Twitter.

Artikel terkait: Viral tagar #savegempi, ini doa Gempi untuk orang tuanya

Lewat tagar tersebut, netizen mengirimkan doa-doa kepada gadis cilik berusia 3 tahun itu agar bisa tetap kuat dan bahagia. Netizen memandang, retaknya pernikahan Gading dan Gisel akan menjadi awal penderitaan bagi Gempi, panggilan Gempita, yang terancam menjadi anak broken home.

Seberapa besar kemungkinan sebuah perceraian bisa merusak masa kecil anak? Benarkah semua anak broken home memanggul trauma seumur hidup mereka?

Membayangkan nasib Gempi berdasarkan catatan anak broken home

catatan anak broken home

Dilan, 31 tahun, masih duduk di kelas 3 sekolah dasar ketika orang tuanya berpisah. Ia anak bontot dari 3 bersaudara, satu-satunya anak laki-laki. Apa yang ia rasakan setelah perceraian orang tuanya, itu adalah trauma dan dendam berkepanjangan.

Advertisement

Kedua orang tuanya tak pernah menjelaskan bahwa mereka bercerai, pun alasan mereka bercerai. Dilan hanya bisa menyimpulkan ketika ayahnya angkat kaki dari rumah. Ia tak pernah berani bertanya mengapa orang tuanya harus berpisah, bahkan hingga kini setelah usianya menginjak kepala tiga.

Sebelum ayahnya pergi, ia sudah sering meyaksikan pertengkaran. Ia masih bisa ingat, seberapa destruktif pertengkaran itu, bahkan suatu kali ayahnya sampai melempar asbak ke arah ibunya. Belakangan ia tahu, ayahnya telah menikah lagi sebelum bercerai dari ibunya.

“Aku nggak sedih pas mereka cerai. Aku cuma merasa takut berada di antara mereka berdua,” jelasnya.

Tak ada penjelasan, tak ada permintaan maaf, dan kemudian menyusul: tak ada kasih sayang yang cukup dari orang tua. Semakin ia beranjak besar, tumbuh rasa marah di dalam diri Dilan. “Aku menganggap orang tuaku ada hanya untuk ngasih uang,” katanya.

Hal paling utama yang membuatnya marah adalah kedua orang tuanya tak pernah berani duduk di hadapannya untuk meminta maaf. Padahal ia merasa, pertengkaran yang disertai kekerasan dan perceraian itu telah merusak masa kecilnya.

“Mungkin kalau ortu berusaha mengomunikasikan perceraian mereka ke anak dengan baik-baik, efeknya nggak bakal setraumatis yang aku dan kakak-kakakku alami,” kata Dilan.

Catatan anak broken home: Trauma perceraian dan KDRT tak pernah bisa hilang

catatan anak broken home 1

Catatan anak broken home ini menjadi pengingat bagi para orangtua bahwa tindakan orang dewasa berpengaruh pada masa kecil anak.

Dilan menyaksikan, kemarahan yang besar juga datang dari kakak pertamanya. Ia sudah duduk di bangku SMA saat itu. Sempat hidup ugal-ugalan, sekolahnya berantakan, suka melawan orang tua, dan sekali waktu minggat dari rumah.

Bahkan hingga kini, kata Dilan, kakak pertamanya selalu menjadi orang yang paling keras terhadap ayah mereka. Padahal, sudah sejak beberapa tahun lalu mereka memperbaiki hubungan dengan keluarga baru ayahnya.

Kebencian Dilan kepada orang tuanya baru memudar ketika ia menginjak usia pertengahan 20-an. Ia merasa, memaafkan adalah satu-satunya yang bisa ia lakukan. Toh, perceraian itu sudah terjadi.

Bagaimanapun, trauma perceraian yang diwarnai kekerasan dalam rumah tangga masih membekas. Ia tumbuh menjadi pribadi yang keras, punya kecenderungan mengulangi kekerasan yang sama, dan takut pada pernikahan.

“Aku yakin, buat semua anak broken home, pengalaman melihat KDRT itu nggak mungkin hilang,” ujarnya lagi.

Menghadapi perceraian orang tua di usia sangat muda juga membuatnya nyaris tak punya memori dari masa kecil tentang kebersamaan keluarga. Ia hanya punya satu kenangan: acara makan bersama saat tahun baru di restoran prasmanan. Beberapa menit sebelum tanggal berganti, ia tengah mengantre makanan. Tepat saat gilirannya tiba, tahun berganti, lampu dimatikan. Ia kaget sampai-sampai menjatuhkan piringnya.

Hanya itu kenangan yang tersisa.

Kelak, jika ia menikah dan mengalami kemungkinan terburuk harus bercerai, ia meyakini satu hal: ia harus menjelaskan perceraian itu kepada anaknya.

Catatan anak broken home: “Perceraian sebagai jalan terbaik” bukan sesuatu yang tidak mungkin

catatan anak broken home 2

Catatan anak broken home: “Aku nggak sedih pas mereka cerai. Aku cuma merasa takut berada di antara mereka berdua”

Cerita mitra kami
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga

Melihat kasus Dilan, trauma perceraian sebenarnya bukan datang dari perceraian itu sendiri, melainkan karena pertengkaran orang tua dan KDRT yang ia saksikan. Selain itu, juga karena sikap orang tua kepada anak setelah perceraian.

Sebenarnya, perceraian bukan hal buruk dan justru bisa menyelamatkan keluarga. Apabila hubungan suami istri justru semakin tidak bahagia ketika dipaksakan bersama, ayah dan ibu yang stres justru membuat psikologi anak terganggu.

Apabila ayah dan ibu bisa mengelola proses perceraian dengan tenang, anak mendapat pengertian yang cukup atas pilihan itu, dan ada kesepakatan baik-baik tentang pengelolaan waktu bersama anak pasca-perceraian, bisa dibilang bercerai justru lebih baik daripada mempertahankan rumah tangga yang situasinya menyerupai neraka.

Tak perlu menyesali pasangan yang tampak bahagia seperti Gading dan Gisel harus bercerai. Bisa jadi, itulah yang terbaik untuk keduanya dan putri mereka Gempi saat ini dan seterusnya.

Baca juga:

Azka jadi lulusan terbaik, Deddy Corbuzier: "Siapa bilang anak broken home pasti rusak?"

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Prima Sulistya

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Kisah anak broken home: 'Aku marah dan dendam bertahun-tahun'
Bagikan:
  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

  • 11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

    11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

  • Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

    Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

  • 11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

    11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

  • Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

    Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti