Saat mendengar ada orang yang menghilangkan nyawa orang terdekatnya, umumnya kita akan mengumpat, “Dasar psikopat!” atau minimal merespon dengan “Mengapa ia membunuh? Jangan-jangan dia psikopat!”. Sebenarnya apa itu psikopat? Apakah benar si pelaku kekerasan memang mengalami gangguan kesehatan mental? Cara mengenali psikopat tidak mudah, tapi Parents bisa memelajarinya dari sini. Yuk!
Berikut ini 8 cara mengenali psikopat, dimulai dengan memahami apa itu psikopat, mengetahui ciri- ciri psikopat, sampai dapat membedakan mana orang psikopat dan mana yang sosiopat.
1. Apa Itu Psikopat?
Meski biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang memiliki penyakit mental, ternyata psikopat bukanlah diagnosis resmi.
Dan saat dokter melakukan diagnosis yang menunjukkan masalah kepribadian atau perilaku tertentu –seperti kurangnya empati dan senang melanggar hukum, biasanya mereka mengasosiasikannya dengan gangguan kepribadian antisosial atau anti-social personality disorder (ASPD).
Dr. Prakash Masand, psikiater dan pendiri Centres of Psychiatric Excellence pun mengatakan hal yang sama. Katanya, psikopat lebih menggambarkan kondisi gangguan kepribadian antisosial (ASPD). American Psychological Association (APA) juga mendefinisikan psikopati sebagai “sinonim untuk gangguan kepribadian antisosial”.
2. Benarkah Psikopat Antisosial?
Ada beberapa istilah dalam psikologi yang maknanya menimbulkan kebingungan. Salah satunya, kata Masand, makna ‘antisosial’ pada ASPD. “Kebanyakan orang menganggap antisosial sebagai seseorang yang pendiam, penyendiri, menjaga dirinya sendiri, dan lain-lain. Namun, pada ASPD ini tidak terjadi,” jelasnya. “Antisosial pada ASPD lebih menggambarkan seseorang yang melawan masyarakat, aturan, dan perilaku yang lebih umum.” Misalnya saja, seperti menunjukkan pola manipulasi dan pelanggaran kepada orang lain.
Artikel terkait: Hari bipolar sedunia, 5 artis ini berjuang hadapi gangguan mental ini
3. Cara Mengenali Psikopat Adalah dengan Memerhatikan Tanda Umum Perilakunya
Cara mengenali psikopat adalah dengan mengenali kebiasaan buruknya. Pasien ASPD senang berbohong.
Untuk membantu mendiagnosis kondisi kesehatan mental, ahli kesehatan mental menggunakan manual diagnostik yang disebut The Diagnostic and Statistics Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, atau DSM-5. Berikut ini beberapa tanda umum psikopat, atau lebih tepatnya tanda umum yang biasanya ada pada ASPD berdasarkan DSM-5.
– Memiliki 3 atau lebih dari tanda-tanda umum ini:
- Bertindak secara impulsif
- Tidak bertanggung jawab secara sosial
- Abai atau melanggar hak orang lain
- Tidak mampu membedakan antara benar dan salah
- Sulit menunjukkan penyesalan atau empati
- Cenderung sering berbohong, memanipulasi dan menyakiti orang lain
- Masalah yang berulang dengan hukum
- Pengabaian umum terhadap keselamatan dan tanggung jawab
- Mudah tersinggung dan agresif
– Berusia minimal 18 tahun
Tapi, tanda-tanda gangguan perilaku bisa ditunjukkan sebelum usia 15 tahun.
– Perilaku antisosial yang tidak berhubungan dengan kondisi kesehatan mental lainnya
– Pelaku kejahatan tidak selalu psikopat
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki ciri-ciri psikopat 20-25 kali lebih mungkin dipenjara dibandingkan orang lain, dan 4-8 kali lebih mungkin untuk melakukan kekerasan berulang. Mereka mungkin juga lebih resisten terhadap sebagian besar jenis pengobatan.
Terlepas dari angka-angka tadi, kekerasan dan kriminalitas bukanlah ciri diagnostik atau ASPD. Orang yang memenuhi kriteria dapat menjalani kehidupan yang bermakna dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bisnis, politik, penegakan hukum, dan hiburan.
Dalam banyak kasus, tanda dan gejala dimulai pada masa kanak-kanak, memengaruhi hubungan, pendidikan, dan pekerjaan seseorang.
Artikel terkait: Parents wajib tahu! Hal ini bisa cegah gangguan mental pada remaja
4. Cara Mengenali Psikopat Juga Bisa Melihat Tanda Khusus Pasien ASPD
Di laman Healthline.com, Masand menjelaskan tanda khusus orang dengan ASPD, yaitu:
- Diagnosis ASPD lebih banyak ditemukan pada pria dari wanita.
- Ada beberapa orang yang sudah menunjukkan tanda-tanda gangguan perilaku ini –indikator awal ASPD di usia 11 tahun. Perilaku tersebut umumnya dimulai pada usia 15 tahun atau di usia remaja. “Bagi kebanyakan orang, perilaku terburuk terjadi pada akhir tahun remaja di sepanjang usia dua puluhan,” jelas Masand.
- Ini adalah kondisi kronis yang membaik seiring bertambahnya usia.
- Tingkat kematian lebih tinggi pada orang dengan ASPD karena perilaku mereka.
- Studi neuroimaging menunjukkan bahwa orang yang menampilkan ciri-ciri psikopati memiliki perbedaan struktur otak dibandingkan dengan populasi umum.
5. Diagnosa Psikopat
Karena psikopat bukanlah gangguan kesehatan mental resmi, dokter tidak dapat mendiagnosis seseorang dengan kondisi tersebut. Hasil diagnosis yang paling sering diberikan adalah ASPD.
Diagnosis ASPD dapat menjadi tantangan karena orang dengan gangguan tersebut seringkali tidak percaya bahwa mereka membutuhkan bantuan. Terkadang penderitanya mencari bantuan jika juga di waktu bersamaan mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan seksual.
Diagnosis ASPD mungkin melibatkan:
- Penjelasan tentang tanda dan gejala dari pasien dan keluarga atau orang terdekat.
- Evaluasi fisik dan riwayat kesehatan.
- Evaluasi psikologis: pikiran, perasaan, perilaku, dan hubungannya dengan orang lain.
- Perbandingan tanda dan gejala menggunakan DSM-5.
- Pengujian genetik dan neuroimaging untuk mengidentifikasi penyebab dan pola potensial.
Biasanya, dokter tidak akan memberikan diagnosis ASPD sampai orang itu berusia 18 tahun atau lebih. Orang yang lebih muda akan lebih mungkin menerima diagnosis:
- Gangguan perilaku atau conduct disorder (CD)
- Gangguan menantang oposisi atau oppositional defiant disorder (ODD)
- Attention-deficit/hyperactivity Disorder (ADHD)
Antara CD dan ODD, CD lebih parah. Seseorang dengan ODD lebih cenderung bertindak menentang atau menantang di sekitar anggota keluarga, guru, atau penyedia layanan kesehatan. Namun jika seseorang sudah menunjukkan pola agresi yang berkelanjutan terhadap orang lain dan berulang melanggar di mana pun ia berada, dokter dapat memutuskan untuk mengevaluasi CD.
6. Pengobatan
ASPD dapat menjadi tantangan untuk diobati. Orang dengan kondisi ini mungkin resisten terhadap sebagian besar jenis pengobatan. Namun dengan pengobatan, bagaimanapun, beberapa individu dengan ASPD mungkin merasakan manfaat jangka panjang.
Perawatan utamanya adalah psikoterapi, khususnya terapi dekompresi Caldwell. Terapi dapat membantu individu dengan ASPD untuk:
- Memahami kondisi mereka dan bagaimana hal ini memengaruhi kehidupan dan relasi dengan orang lain
- Belajar mengatasi gejala yang ditimbulkan
- Mengelola perasaan marah dan perilaku kekerasan
- Menangani penyalahgunaan zat
Jika penderita ASPD mengalami kondisi yang terjadi bersamaan, seperti depresi atau kecemasan, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatasinya juga.
7. Kapan Harus ke Dokter
Orang dengan ASPD harus segera mencari bantuan, terutama jika di saat bersamaan mereka juga mengalami depresi atau penyalahgunaan zat. Jika ada orang dengan tanda ASPD di sekitar Anda, sarankan dengan lembut agar ia mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Yang perlu Anda ingat dan pahami juga, gangguan kepribadian adalah kondisi seumur hidup. Tidak ada obatnya, tetapi pengobatan dapat membantu orang untuk mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Namun, psikoterapi untuk ASPD tidak berhasil untuk semua orang. Efektivitasnya bergantung pada beberapa faktor seperti tingkat keparahan gejala seseorang, lamanya terapi, dan kesediaan mereka untuk terlibat dalam terapi.
8. Beda Psikopat dengan Sosiopat
Sosiopat bukanlah diagnosis resmi, kondisi mental ini bergabung dengan psikopat di bawah payung diagnosis ASPD. Tidak ada perbedaan klinis antara keduanya.
“Beberapa orang membuat perbedaan buatan berdasarkan tingkat keparahan gangguan kepribadian, tapi itu tidak benar,” jelas Masand. “Mereka akan mengatakan bahwa psikopati adalah bentuk sosiopati yang lebih parah, tetapi sekali lagi, itu benar-benar tidak benar.”
Baik psikopat dan sosiopat adalah istilah atau cara lain untuk menggambarkan ASPD. Perilaku yang terlihat pada keduanya termasuk gejala dalam kategori ASPD.
Nah, itulah penjelasan tentang cara mengenali psikopat dengan lebih jelas. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Kecanduan main game bikin pria ini alami gangguan jiwa, peringatan bagi Parents!
10 Drama Korea Bertema Kesehatan Mental Terbaik
Hati-hati, Berpikir Positif Secara Berlebihan Justru Bisa Jadi Toxic, Ini Tandanya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.