Apakah Anda yakin selama ini pola asuh yang diterapkan sudah ideal? Coba periksa lagi apakah Anda menunjukkan tanda-tanda bahwa Anda merupakan orangtua yang terlalu ketat? Kenali cara mendisiplinkan anak dengan hindari 11 kesalahan berikut ini.
Mengajarkan anak untuk bisa hidup disiplin menjadi salah satu pekerjaan rumah orangtua. Namun, disiplin yang dimaksud tentu saja disiplin positif.
Tidak bisa dipungkiri, tanpa disadari ada beberapa orangtua yang terlalu ketat dalam mendisiplinkan anak. Kondisi ini memang tidak terlepas dari keinginan dan harapan orangtua agar anak mendapatkan yang terbaik.
Sayangnya, hal ini justru bisa menimbulkan masalah. Jika banyak orangtua banyak yang berpikir bahwa pengasuhan yang ketat bisa menghasilkan anak-anak dengan berperilaku lebih baik, namun perlu digarisbawahi ada perbedaan antara bersikap tegas dan terlalu ketat.
Menerapkan pola asuh yang terlalu ketat pada anak justru bisa memberikan dampak yang buruk. Pakar tubuh kembang anak, Victoria Talwar menyebutkan pola asuh orang tua yang sangat ketat bisa memberi efek pada cara anak memberi respon dan cara mereka memanfaatkan orang lain, khususnya orang tuanya sendiri.
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang telalu ketat dan kaku justru bisa berisiko membuat anak jadi mudah berbohong.
Kepada detikHealth, Alzena Masykouri MPsi, mengatakan bahwa sebenarnya dalam pola asuh tidak ada yang benar atau salah. Hanya saja, pola asuh yang paling tepat adalah menyesuaikannya dengan situasi atau menggunakan teknik tarik ulur.
Baca juga : Tipe pola asuh yang perlu Anda ketahui
Artinya orangtua perlu pintar membaca situasi sehingga bisa bersikap lebih fleksibel.
Di bawah ini adalah 11 tanda yang menunjukkan ciri-ciri orangtua terlalu ketat dengan anak-anak mereka. Berikut cara mendisiplinkan anak dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini:
1. Terlalu banyak aturan
Terlalu banyak aturan bukanlah pertanda baik. Percayalah, sebagai orangtua Anda tidak perlu memberikan banyak aturan pada anak. Izinkan anak untuk bisa bepikir dan memutuskan untuk dirinta sendiri.
Untuk itu, salah satu cara mendisiplinkan anak, buatlah beberapa aturan dan fokuskan pada yang penting. Dalam membuat aturan, Anda pun perlu melibatkan anak. Artinya di sini perlu kesepatakan antara orangtua dan anak. Jangan lupa untuk bersikap konsisten dalam memperkuat dan mengingatkan.
2. Memberikan ancaman yang sebenarnya tidak akan efektif
Simpan drama dan singkirkan keinginan untuk mengancaman anak. Contohnya, ketika anak tidak menuruti apa yang Anda katakan atau melanggar kesepakatan, Anda pun mengeluarkan ancaman. Ancaman kosong hanya akan mendorong anak-anak untuk berbuat salah, jadi pikirkan baik-baik sebelum Anda membuka mulut untuk mengancam.
3. Melampaui batas orangtua
Sebenarnya ada garis tipis antara kontrol orangtua yang bisa diterapkan oleh anak dengan kontrol orangtua yang terlalu berlebihan. Tentu, sebagai orangtua Anda harus menetapkan aturan tentang bagaimana seorang anak berperilaku baik, tidak hanya di rumah dan sekolah, namun juga di lingkungan umum lainnya.
Terutama ketika menyangkut masalah keamanan. Namun, orangtua juga perlu memberikan kesempatan pada anak untuk membuat pilihan berdasarkan preferensi mereka. Oleh karena itu, jangan terlalu cepat berkata tidak. Sebagai gantinya, diskusikan dan pertimbangkan timbang kedua sisi sebelum memutuskan apa yang Anda harus lakukan.
4. Komunikasi satu arah
Apakah anak Anda saat ini sudah malas bercerita? Tidak mengeluarkan keluh kesahnya? Jika ya, sudah saatnya Anda memerhatikan kembali apakah komunikasi sudah dilakukan dengan benar, yaitu melakukan komunikasi secara dua arah.
5. Anak-anak enggan mengajak teman-teman ke rumah, bahkan tidak mau mengenalkannya pada Anda
Apakah Anda belum lama ini baru saja mengantarkan anak main ke rumah temannya? Sementara anak Anda sendiri tampak enggan mengajak teman-temannya ke rumah, bahkan hanya untuk mengenalkannya pada Anda. Hal ini bisa menandakan bahwa anak Anda sendiri merasa tidak nyaman melibatkan Anda pada lingkungan pertemananya. Dan ini sangat berbahaya!
6. Anda tidak memberikan kesempatan pada anak Anda untuk memberikan penjelasan
Berikan kesempatan pada anak Anda untuk menyuarakan pendapat mereka. Tidak apa-apa jika Anda tidak setuju dengan mereka, tetapi Anda harus selalu mendengar mereka dan membiarkan mereka untuk bisa lebih terbuka dan bebas berbicara.
7. Anda adalah satu-satunya yang melakukan atau memberikan peraturan pada anak Anda
Setiap orangtua memang memiliki peraturan sendiri-sendiri dan tidak bisa disamaratakan dengan peraturan keluarga lainnya. Namun, coba perhatikan, apakah Anda hanya satu-satunya orangtua yang tidak mengizinkan anak-anak Anda untuk melihat Youtube meskipun dengan pengawasan orangtua?
Atau, Anda orangtua yang tidak pernah mengizinkan anaknya untuk mencicipi es krim, sementara teman sebayanya banyak yang menikmati es krim? Jika ya, bisa jadi ini adalah salah satu tanda yang membuat Anda masuk dalam kategori orangtua yang terlalu ketat.
8. Anda mengatakan TIDAK untuk segalanya
Salah satu tanda orangtua yang terlalu ketat adalah saat Anda selalu mengatakan tidak. Oleh karena itu, jangan hanya mengatakan TIDAK tanpa memberikan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh anak. Jelaskan kekhawatiran Anda tentang mengapa Anda melarang sesuatu. Orangtua yang terlalu ketat biasanya tidak terbuka untuk melakukan mengosiasi atau berkompromi pada anaknya
9. Aturan adalah aturan
Ya, untuk melatih anak agar disiplin, harus ada aturan yang jelas. Anda pun perlu konsisten sehingga anak-anak tahu apa yang diharapkan dari mereka. Meskipun begitu, berikan sedikit kelonggaran yang bisa dilihat dari beragam situasi dan kondisi.
10. Tidak memerhatikan apa yang Anda katakan
Berhati-hatilah dengan apa yang dikatakan, termasuk nada bicara Anda. Percayalah, apa yang Anda katakan akan meninggalkan bekas luka emosional pada anak. Untuk itu, tenangkan diri Anda lebih dulu dan pikirkan semuanya sebelum menghadapi anakmu.
Pilih kata-kata lebih bijak sehingga Anda tidak mengutarakan kat-kata kasar yang bisa melukai persaan anak. Ingat saja, bahwa tujuan pola asuh adalah mengoreksi dan membimbing anak untuk terus belajar, bukan untuk menyakitinya.
11. Orangtua yang terlalu ketat memberi perintah, namun lupa memberikan panduan yang jelas
Ketika meminta anak Anda untuk menyelesaikan tugas yang sulit, jangan hanya memerintahkan mereka untuk melakukannya. Anak-anak perlu melihat bagaimana orangtuanya bisa menjadi contok yang konkret. Jadi, jangan pernah biarkan anak berjuang sendiri tanpa memberikan bantuan dan menjadi role model.
Bagaimana Parents, punya cara mendisiplinkan anak yang Anda praktikkan di rumah? Bagi komentar cara mendisiplinkan anak di kolom komentar, ya…
Artikel ini sudah disadur dari theAsianparent Singapura
Baca juga :
Merancang Pola Asuh untuk Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.