X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Balita cerewet bakal pintar bergaul atau malah menyebalkan? Ini 7 cara menghadapinya

Bacaan 4 menit

Cara menangani anak cerewet

“Bun, kok itu anak kucingnya sendirian? Ibunya ke mana? Memang ibunya nggak sayang lagi sama anaknya? Kenapa anaknya nggak diajak cari makanan juga? Memang rumahnya si kucing di mana? Ibunya pulang jam berapa?”

Satu pertanyaan belum selesai dijawab, sudah muncul pertanyaan berikutnya. Siapa yang sering mendapatkan ratusan ‘kenapa’ dari anak?

Belum lagi catatan dari guru di sekolah yang mengatakan bahwa anak terlalu sering mengobrol di kelas. Duh, pusing!

Anak cerewet lebih pandai bergaul: Cara menangani anak cerewet

cara menangani anak cerewet 2

Anak yang senang berbicara biasanya tumbuh menjadi anak yang ramah, mudah bergaul, dan cerdas. Namun di sisi lain, ia sulit mendengarkan orang lain, sulit diminta diam, atau bahkan senang memotong pembicaraan orang lain.

Hal ini bisa menjadi masalah terutama jika anak yang cerewet memiliki saudara kandung yang lebih pendiam. Akibatnya, ‘jatah’ berbicara saudaranya akan sering diambil sehingga ia semakin tertutup.

Anak cerewet juga terkadang membuat Bunda dan Ayah kehilangan kesabaran. Para ahli menyarankan agar orangtua tidak memadamkan semangat anak untuk berbicara.

Alih-alih, coba bantu mengarahkan anak untuk mengerjakan sesuatu agar tidak terus-menerus mengoceh.

Jeanne Williams, seorang psikolog sekaligus pakar parenting dari Edmonton, Kanada, menganjurkan para orangtua untuk memiliki waktu khusus dengan masing-masing anak setiap hari untuk mendengarkan semua ceritanya.

“Posisikan diri Anda sejajar dengannya, tatap mata anak, dan dengarkan ia dengan penuh perhatian. Tunjukkan bahwa Anda berminat dengan segala celoteh yang ia lontarkan, tidak peduli seberapa luas topiknya,” ujar Jeanne.

Jika anak merasa bahwa orangtuanya mendengarkannya berbicara bahkan untuk hal-hal yang remeh, kemungkinan saat tumbuh besar ia akan berbicara hal-hal yang penting saja. Selain itu, Parents juga perlu menyadari bahwa memberi label negatif ‘anak bawel’ atau ‘tukang bicara’ dapat merendahkan harga dirinya.

7 Cara menangani anak cerewet

cara menangani anak cerewet 1

 

Bila Parents memiliki anak yang cerewet dan mulai kewalahan dalam menghadapinya, mungkin tips berikut ini dapat membantu:

1. Jangan melarang atau menghentikan anak berbicara

Anak senang berbagi hal-hal menarik maupun perasaannya dengan orangtuanya. Mungkin Parents menyadari bahwa ketika Anda sedang sibuk melakukan sesuatu, anak akan mulai mendekati dan menanyakan banyak hal.

Ia memang sengaja meakukannya demi menarik perhatian Anda dengan cara mengajak berbicara.

2. Dengarkan dengan sepenuh hati

Tak peduli betapa sepelenya pembicaraan yang dilakukan, selalu dengarkan ia dengan penuh minat. Kadang-kadang Anda juga bisa memberinya saran atau masukan saat mengobrol.

3. Jangan lelah untuk mengingatkan

Mungkin Parents sudah mengingatkan anak berkali-kali tentang aturan kapan boleh berbicara dan kapan harus tenang (misalnya di perpustakaan, tempat ibadah, atau saat sedang ujian). Namun, anak masih sering lupa dan tetap saja cerewet.

Jangan lelah untuk terus mengingatkannya ya. Lama-lama anak akan paham batasannya.

Artikel terkait: Lakukan 10 Cara Sederhana ini Agar Anda Tak Perlu Berteriak Pada Anak

4. Latih anak untuk diam selama satu jam setiap hari

Caranya? Bawa ia ke perpustakaan dekat rumah dan habiskan waktu selama satu jam di sana. Sebelum berangkat, ingatkan lagi aturan untuk tidak berbicara dan carikan buku yang menarik untuk dibaca anak.

Jika dilakukan secara konsisten setiap hari, anak akan terbiasa memiliki waktu-waktu tenang.

5. Minta anggota keluarga juga membuat waktu tenang di rumah

Bila tak memungkinkan membawa anak ke perpustakaan, ciptakan waktu tenang di rumah selama 15 menit. Minta seluruh anggota keluarga bekerja sama.

Secara bertahap, tingkatkan waktu tenang ini. Anak akan belajar bagaimana melakukan segala sesuatu dengan lebih tenang.

6. Bantu anak menyalurkan energinya

Cara menangani anak cerewet adalah dengan menyalurkan energi untuk melakukan hal-hal lain yang disukainya. Anak cerewet biasanya memiliki energi yang besar.

Cerita mitra kami
Ciptakan Waktu Berkualitas, Ini 5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Oleh Bunda dan Si Kecil di Rumah
Ciptakan Waktu Berkualitas, Ini 5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Oleh Bunda dan Si Kecil di Rumah
Pencernaan Sehat Dukung Kecerdasan Anak di Rumah, Ini Tipsnya!
Pencernaan Sehat Dukung Kecerdasan Anak di Rumah, Ini Tipsnya!
Asah kecerdasan Si Kecil dengan bermain #DariRumahAja
Asah kecerdasan Si Kecil dengan bermain #DariRumahAja
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Lewat Kegiatan Membaca Dongeng
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Lewat Kegiatan Membaca Dongeng

Ajak ia mempelajari sesuatu yang baru atau melakukan hobi. Beri anak tugas berbeda setiap hari agar ia tidak mudah bosan.

7. Tumbuhkan minat baca anak

cara menangani anak cerewet

Jika anak Anda sudah berusia 3 – 4 tahun, Parents bisa mulai mengajarinya membaca. Anak cerewet biasanya pandai berimajinasi dan mengarang cerita.

Artinya, ia juga pasti menyukai buku-buku bacaan yang menarik. Berikan anak buku cerita yang sesuai usianya.

Cara menangani anak cerewet memang tidak mudah. Apalagi Parents akan disibukkan setiap saat untuk mendengarkan anak berbicara atau anak akan selalu bertanya banyak hal pada Anda.

Namun jika Anda sudah menguasai 7 cara menangani anak cerewet seperti di atas, Anda justru akan menikmati hal ini. Satu hal yang perlu diingat adalah untuk memiliki kesabaran.

Jangan pernah menyuruh anak berhenti bicara karena ia malah akan menjauhkan diri dari Anda. Poin plus dari anak cerewet adalah ia tidak akan menyembunyikan apa pun dari orangtuanya.

 

Referensi: Today’s Parent, Health Guidance

Baca juga:

Ini Strategi Agar Anak Menjadi Bilingual, Bahkan Multilingual

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Giasinta Angguni

  • Halaman Depan
  • /
  • Prasekolah
  • /
  • Balita cerewet bakal pintar bergaul atau malah menyebalkan? Ini 7 cara menghadapinya
Bagikan:
  • 5 Klinik terapi Bicara Anak di Jabodetabek

    5 Klinik terapi Bicara Anak di Jabodetabek

  • Ocehan bayi bisa tentukan kemampuannya membaca di masa depan

    Ocehan bayi bisa tentukan kemampuannya membaca di masa depan

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 5 Klinik terapi Bicara Anak di Jabodetabek

    5 Klinik terapi Bicara Anak di Jabodetabek

  • Ocehan bayi bisa tentukan kemampuannya membaca di masa depan

    Ocehan bayi bisa tentukan kemampuannya membaca di masa depan

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.