Bunda, Simak 6 Cara Membedong yang Tepat dan Manfaatnya untuk Bayi

Parents perlu tahu cara membedong bayi yang tepat untuk mencegah terjadinya berbagai risiko atau kondisi yang tidak diinginkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Membedong bayi merupakan salah satu tradisi yang hingga saat ini masih melekat di masyarakat luas. Namun, banyak pro kontra mengenai pemakaian kain bedong pada bayi. Lantas, apa kegunaan dari bedong bayi? Bagaimana cara membedong bayi yang benar? Berikut penjelasannya.

Manfaat Memakaikan Kain Bedong untuk Bayi

Membedong bayi dilakukan dengan cara melilitkan selimut kecil di tubuh bayi untuk memberi kehangatan dan perlindungan. Membedong bayi dengan cara yang tepat dapat membantunya tidur lebih tenang dan lebih nyaman.

Berikut ini beberapa manfaat membedong bayi:

1. Membuat Tidur Lebih Nyenyak

Membedong bayi memiliki manfaat membuat si kecil tidur lebih nyenyak, nyaman, dan menenangkan.

2. Mengurangi Risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)

Membedong si kecil dapat mengurangi risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) terutama pada bayi yang baru lahir. Namun, dengan catatan, bayi harus ditempatkan pada posisi telentang menghadap ke atas.

3. Waktu Tidur Lebih Lama

Bayi baru lahir biasanya mudah terbangun karena suatu hal kecil yang menganggu dan mengagetkannya. Membalutnya dengan kain bedong bisa mencegah hal tersebut dan membuat waktu tidurnya lebih lama.

Dengan demikian, kebutuhan jam tidur si kecil pun terpenuhi dan dapat mendukung tumbuh kembang lebih optimal.

Artikel terkait: Variasi MPASI Si Kecil, Berikan Pasta Khusus Bayi Pertama dengan Keju Asli

4. Membantu Menenangkan si Kecil

Bayi yang dibedong biasanya lebih jarang menangis dan ia akan lebih merasa lebih hangat. Sebab, kondisi ini mengingatkan dirinya pada lingkungan di mana saat ia berada di dalam rahim.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Meningkatkan Perkembangan Neuromuskular

Membedong dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik bayi lebih baik untuk masa depannya. Terutama bagi bayi terlahir prematur, membedong ini menjadi manfaat yang luar biasa untuk perkembangan neuromuskularnya.

Cara Membedong Bayi yang Benar

Saat Bunda ingin membedong si kecil, pastikan caranya benar atau tepat, agar tidak ada masalah yang merugikan si kecil. Berikut ini langkah-langkah dan cara membedong bayi yang tepat:

  1. Taruh kain di permukaan datar dan lipat sedikit salah satu sudutnya.
  2. Tempatkan bayi pada lipatan selimut, bahu bayi berada tepat di atas lipatan tersebut.
  3. Pastikan kedua lengan bayi berada di bawah dan mengapit tubuhnya.
  4. Tarik sudut selimut dekat lengan kirinya menutupi lengan kiri dan dadanya, kemudian selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kanan tubuhnya (berikan sedikit kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
  5. Tarik sudut selimut dekat lengan kanannya menutupi lengan kanan dan dadanya, kemudian selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kiri tubunya (berikan sedikit kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
  6. Putar atau lipat ujung bawah selimut tersebut dan selipkan ke bagian belakang bayi. Pastikan kedua kakinya agak menekuk ke atas, serta kaki dan pinggulnya dapat bebas bergerak.

Hindarilah membedong terlalu ketat. Sebab, dapat menyebabkan persendian pada kaki si bayi melonggar karena kaki terlalu diluruskan. Selain itu, membedong dengan cara yang kurang tepat dapat merusak tulang rawan lunak dari rongga pinggul yang mengarah pada hip dysplasia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memakaikan Bedong Bayi

Cara membedong yang salah dapat membawa dampak yang buruk bagi si kecil. Misal saja merusak persendian pada kaki dan pinggung bayi yang dapat menyebabkan hip dysplasia.

Oleh karenanya, inilah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat membedong bayi.

1. Hindari Membedong Terlalu Ketat

Sangat tidak diperbolehkan membedong bayi dengan terlalu ketat, terutama pada bagian kaki. Masih banyak para ibu yang menarik dan menekan kaki bayinya sebelum melilitkan kain bedong tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini dapat membuat kaki dan pinggul si kecil tidak bebas bergerak. Selain itu, kaki bayi yang diluruskan dengan paksa, dapat menyebabkan persendian pada kaki dan pinggul melonggar.

Kondisi tersebut akan menimbulkan risiko gangguan pembentukan sendi pinggul bagian atas tulang paha tidak berada tepat di rongga pinggul.

Artikel terkait: Musim Hujan Tiba, Lakukan 7 Hal Ini Agar Bayi Tak Gampang Sakit!

2. Eratkan Bedongan Bagian Atas

Kebanyakan para ibu membedong bayinya dengan memberikan kelonggaran pada bagian atas bedongan dan lebih erat pada bedongan bagian bawah. Namun, hal yang perlu dilakukan adalah sebaliknya. Memberi kelonggaran pada bagian bawah dan bedong lebih erat bagian atas.

Pergerakan bayi akan membuat kain bedong terlepas. Jadi pastikan lengan bayi sudah dibedong dengan erat dan bedongan sudah terlilit dengan rapi.

Perlu menjadi catatan Bunda, ketika kain bedong bagian atas terlepas, hal itu dapat meningkatkan risiko SIDS. Padahal salah satu manfaat dari membedong adalah menurunkan risiko SIDS.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Tetap Awasi Saat Bayi Tidur

Sebaiknya awasi si kecil yang tidur saat dibedong, jangan sampai terguling dan tidur dalam posisi telungkup. Sebab, jika si kecil tidur dengan posisi tersebut dapat membuat jalan napas terhalangi. Risiko SIDS akan semakin besar.

Selain itu, pastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan di sekitar bayi saat ia tidur yang dapat menutupi hidungnya.

Risiko Bayi Dibedong dengan Posisi Kurang Tepat

Cara membedong bayi yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak. Kematian bayi mendadak disebabkan oleh cara membedong yang salah.

Hal pertama yang sering terjadi adalah orangtua membedong terlalu kencang sehingga bayi bisa tercekik dalam tidurnya. Kedua, karena bedongan terlalu longgar, kemungkinan kain akan terlepas dan menutupi hidung dan mulut karena lengan bayi bisa bergerak bebas.

Risiko lainnya yang bisa terjadi adalah dysplasia, yaitu ketidaknormalan pertumbuhan jaringan atau organ karena kaki bayi harus diluruskan ketika dibedong. Tulang rawan dan sendi bayi bisa mengalami kerusakan bila hal ini terjadi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, bayi lebih rentan dengan beberapa masalah kulit bayi, seperti ruam atau biang keringat karena cepat berkeringat akibat dibedong.

Artikel terkait: Beragam Tanda Bayi Alergi Susu Formula dan Tips Mengatasinya,

Kapan Sebaiknya Bayi Tidak Perlu Memakai Bedong?

Bayi sudah tidak perlu dibedong lagi ketika mulai bisa berguling, yakni sekitar usia 4 bulan. Namun, perkembangan bayi terkadang berbeda-beda. Jadi Bunda pun perlu perhatikan tumbuh kembangnya.

Selain penentuan usia bayi yang disarankan, Bunda juga bisa memperhatikan beberapa tanda ketika bayi ingin bedongan dilepaskan. Berikut tanda-tandanya:

  • Bayi sering terbangun pada malam hari seolah-olah mencari posisi nyaman untuk bayi tidur.
  • Bila bedongan hanya dibatasi dari bagian dada hingga kaki, dan bayi sudah mulai bergerak-gerak untuk menggulingkan badannya.
  • Bedongan yang hanya membungkus bagian dada sampai kaki mungkin bisa terlepas sebab bayi terus bergerak.

Parents, itulah penjelasan mengenai cara membedong bayi yang tepat. Semoga bisa bermanfaat.

Baca juga:

id.theasianparent.com/penyintas-covid-19-alami-gangguan-mental

id.theasianparent.com/fakta-pink-moon

id.theasianparent.com/sugar-rush