Seiring teknologi yang kian berkembang, semakin banyak pula instrumen investasi yang lebih menggoda dibandingkan tabungan biasa. Salah satunya saham. Apa itu saham dan bagaimana sih cara investasi saham?
Definisi Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Sederhananya, ketika Parents menganggarkan dana untuk emiten saham tertentu artinya Parents turut menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Sebagai gantinya, Anda sebagai investor memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai jumlah saham yang dimiliki. Mengingat secara tak langsung Anda adalah pemilik perusahaan, jangan kaget jika saham berisiko lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain seperti obligasi, deposito, tabungan berjangka, atau emas.
Berbeda dengan era dulu dimana dibutuhkan kertas dan papan manual untuk bertransaksi saham, kini aktivitas investasi semakin mudah karena semua dilakukan via online. Jika ingin membeli saham, investor cukup mendaftarkan diri di platform jual beli.
Selanjutnya, Parents harus menyiapkan dana sesuai harga saham dan membayar biaya transaksi untuk perusahaan sekuritas (fee broker). Biaya transaksi tersebut berbeda di setiap perusahaan sekuritas, tetapi umumnya 0,2—0,3 persen dari nilai transaksi pembelian saham (termasuk PPN) lalu ditambah PPh 0,1 persen khusus untuk transaksi penjualan saham.
Praktiknya, Anda harus membeli saham dalam bentuk lot. Mengacu pada aturan Bursa Efek Indonesia, 1 lot setara dengan 100 lembar saham.
Keuntungan Investasi Saham
High risk high return, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan saham. Karena saham adalah instrumen investasi dengan risiko tinggi, jangan kaget bila keuntungan yang diperoleh juga tinggi.
- Dividen. Pertama ialah dividen yaitu pembagian laba kepada setiap pemegang saham yang berhak. Perusahaan akan membagikan dividen berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Dengan begitu, semakin banyak lot saham yang Anda punya maka semakin banyak pula jumlah dividen yang diraih nantinya.
- Capital Gain. Selain dividen, capital gain juga keuntungan lain yang akan didapat bagi Anda yang berinvestasi saham. Capital gain merupakan selisih harga jual dan harga beli saham tertentu. Ketika investor membeli saham dengan harga rendah dan menjualnya saat harga sedang tinggi, maka keuntungannya akan sangat terasa
- Diversifikasi. Yaitu teknik untuk menekan risiko dengan cara membagi dana yang Anda miliki ke beberapa sektor saham tertentu. Misalnya Anda membeli masing-masing 1 saham dalam sektor perbankan, consumer good, dan tambang. Cara ini berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih besar
- Transparan. Mengingat investasi saham adalah bagian dari ekonomi global, maka kinerja transparan ditawarkan agar investor lebih nyaman. Transparansi ini demi memberikan kepastian bahwa dana yang disetor investor ditempatkan sebagaimana mestinya oleh perusahaan
- Berkesempatan mengikuti RUPS. Mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham juga benefit lain yang akan dirasakan investor saham. Melalui rapat ini, Parents akan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, profit yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun, serta keputusan krusial lainnya. RUPS ini juga dapat menjadi penentu keputusan investasi Anda selanjutnya.
5 Cara Investasi Saham
Setelah mengetahui apa saja keuntungan berinvestasi saham, kok rasanya ngebet pengin langsung investasi. Eitss, tunggu dulu. Agar keuntungannya maksimal, simak caranya berikut ini yuk!
1. Investasi Ilmu
‘Sudahlah, terjun aja dulu nanti bisa learning by doing‘. Akhirnya, banyak orang yang memilih langsung terjun ke dunia saham tanpa informasi yang mumpuni. Lebih gawatnya lagi mereka yang investasi karena FOMO (fear of missing out) alias ikut-ikutan teman karena takut ketinggalan tren investasi!
Investasi memang penting dan menjadi salah satu cara untuk kita mencapai tujuan finansial di masa depan. Namun, pastikan Parents juga sudah investasi leher ke atas alias investasi ilmu. Mulailah membaca buku, mengikuti seminar online, juga mendengarkan tutorial atau sharing dari pakar yang sudah berpengalaman.
2. Bedakan Investasi dan Trading
Tak kalah penting, Parents harus bisa membedakan apa itu berinvestasi dan trading. Investasi adalah menanam modal untuk tujuan keuangan jangka panjang. Berbeda dengan trading, dibutuhkan effort untuk Anda memantau pergerakan harga pasar setiap harinya.
Seperti telah diinformasikan sebelumnya bahwa saham adalah instrumen dengan keuntungan tinggi, tetapi risikonya pun tinggi. Selalu tanamkan mindset jangka panjang dan berpikir bijak bahwa investasi bukanlah jalan pintas untuk kaya secara instan.
3. Pilih Saham yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 atau IDX30
Merujuk pada data Bursa Efek Indonesia, tercatat ada 728 perusahaan yang melantai di bursa saham dan besar kemungkinan akan terus bertambah. Duh, kok banyak amat, terus gimana milihnya?
Nah, bagi investor pemula yang baru membeli saham perdana maka bisa memilih saham yang tergabung dalam indeks LQ45 atau IDX30. Indeks ini merangkum daftar perusahaan dengan latar belakang keuangan dan fundamental yang baik. Bila Parents fokus pada bisnis syariah, maka ada Jakarta Islamic Index yang mengikuti aturan syariat Islam.
Masih juga bingung, pilihlah saham dari sektor perbankan atau emiten yang bergerak di bidang consumer goods sebagai langkah awal. Selain produknya dikenal banyak orang, sektor ini umumnya stabil dan aman juga lebih cepat pulih ketika terjadi krisis.
4. Alokasikan Dana Secara Konsisten
Idealnya, mengalokasikan dana 10 hingga 30% dari penghasilan bulanan untuk berinvestasi. Namun, pastikan dana ini adalah dana dingin. Dalam artian, Anda tidak akan menggunakan dana tersebut dalam waktu dekat. Pastikan juga dana untuk investasi tidak mengganggu pos keuangan yang lain, apalagi sampai berhutang demi investasi!
Sebagai investor perdana, awali dengan persentase alokasi dana yang membuat nyaman. Seiring dengan praktik, Anda bisa menambahkan jumlah dana sembari menjaga konsistensinya. Seimbangkan juga dengan kepercayaan diri dan pengetahuan untuk menambah alokasi dana investasi.
5. Jangan Letakkan Telur dalam Satu Keranjang
Investasi ilmu sudah, Parents juga sudah lebih percaya diri nih berinvestasi saham. Langkah selanjutnya yang tak kalah penting yaitu jangan menaruh seluruh telur dalam satu keranjang. Kendati menghasilkan untung maksimal, namun saham kurang cocok untuk tujuan jangka pendek.
Imbangi portofolio Anda dengan instrumen investasi sesuai tujuan keuangan. Jika durasi waktu pendek tempatkan dana Anda juga dalam deposito. reksadana pasar uang, dan emas. Jangan lupa juga melakukan evaluasi secara berkala untuk menentukan keputusan investasi Anda selanjutnya.
Parents, ingatlah bahwa investasi saham bukanlah jalan tol menuju kekayaan instan. Nikmatilah prosesnya dan selalu belajar dalam perjalanan Anda berinvestasi. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
7 Cara Membeli Saham yang Wajib Diketahui Investor Pemula
Mengenal Saham Syariah, Investasi yang Cocok dengan Syariat Islam
7 Rekomendasi Aplikasi Sekuritas Saham, Cocok untuk Parents yang Hendak Berinvestasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.