Hewan-hewan bertahan hidup bukan hanya dengan mencari makan. Mereka juga memiliki keahlian pertahanan diri agar bisa lolos dari intaian predator. Kali ini kita akan mengulas tentang cara hewan melindungi diri.
Sebagian besar hewan yang hidup di muka Bumi ini diburu oleh predator. Hal ini lumrah karena secara alami dalam piramida makanan, yang kuat akan memangsa yang lemah.
Karenanya, hewan-hewan mengembangkan satu atau lebih mekanisme pertahanan diri, agar terlindung dari bahaya.
Masing-masing hewan punya cara yang berbeda dalam melindungi dirinya. Apa saja? Melansir berbagai sumber, berikut ini beberapa contoh cara hewan melindungi diri.
Artikel terkait: Mengenal 11 Jenis Hewan Endemik Indonesia, Sebagian Terancam Punah
9 Cara Hewan Melindungi Diri agar Bisa Lolos dari Pemangsa
1. Cara Hewan Melindungi Diri Menggunakan Bisa
Beberapa hewan memiliki bisa atau racun yang digunakan untuk melumpuhkan lawan. Bisa merupakan cairan kimia khusus yang disimpan di kelenjar dalam tubuh hewan.
Hewan yang memiliki bisa di antaranya adalah lebah, laba-laba, serta beberapa spesies ular. Ketika mereka merasa terancam oleh predator, mereka akan menyuntikkan bisa melalui sengatan, gigitan, atau cakar.
2. Racun, Salah Satu Cara Hewan Melindungi Diri
Beberapa hewan memiliki racun di bawah permukaan kulit mereka. Seperti katak, salamander, dan kaki seribu.
Racun bisa dibilang mirip dengan bisa, yaitu sama-sama berupa bahan kimia yang disimpan di kelenjar khusus di dalam tubuh hewan.
Bedanya, racun tidak disuntikkan seperti bisa. Racun biasanya dikeluarkan ke permukaan tubuh hewan, untuk menakut-nakuti predator yang mendekat atau melumpuhkannya.
Banyak hewan beracun memiliki kulit berwarna cerah. Karakter ini sekaligus sebagai peringatan bagi predator.
Artikel terkait: Cantik dan Anggun, Ini 11 Kupu-kupu Terbesar di Dunia
3. Duri
Duri tajam berfungsi sebagai perlindungan yang efektif bagi banyak hewan. Beberapa hewan yang memiliki duri sebagai senjata pertahanan dirinya yaitu landak, echidna, dan bulu babi.
Duri merupakan struktur yang panjang dan runcing yang dapat melukai predator. Tidak seperti sengat yang dapat menyuntikkan bisa, duri hanya bekerja seperti paku tajam yang dapat menusuk kulit pemangsa.
Ada hewan yang memiliki sedikit duri, ada pula yang seluruh tubuhnya benar-benar diliputi duri.
4. Kecepatan
Cara hewan melindungi diri, bisa juga berupa kecepatan untuk lolos dari kejaran pemangsa. Beberapa spesies mencoba menghindari pemangsa dengan berlari, terbang, atau berenang secepat mungkin.
Ini adalah mekanisme pertahanan sangat umum yang digunakan banyak hewan karena tidak mengharuskan mereka untuk mengembangkan hal-hal rumit seperti racun atau duri.
Hewan-hewan yang memiliki mekanisme perlindungan diri berupa kecepatan, biasanya hidup di habitat terbuka dimana tidak banyak celah untuk bersembunyi.
Biasanya hewan-hewan yang mengandalkan kecepatan juga memiliki penglihatan atau pendengaran yang sangat baik, sehingga mereka dapat mendeteksi pemangsa bahkan sebelum mendekat.
Beberapa spesies yang menggunakan kecepatan untuk melarikan diri dari pemangsa, di antaranya kelinci dan rusa berekor putih.
5. Kamuflase
Beberapa hewan menggunakan kamuflase untuk membantu mereka berbaur atau bersatu dengan lingkungan untuk menghindari deteksi predator. Mereka berkamuflase agar sulit terlihat dan tidak ditemukan oleh musuh.
Bunglon adalah contoh hewan yang menggunakan kamuflase sebagai metode pertahanan diri. Ia berubah warna kulit menyesuaikan dengan tempat di mana ia berada.
Kelinci kutub juga melindungi diri dengan kamuflase. Hewan berbulu putih ini berbaur dengan salju untuk bersembunyi dari pemangsa.
Para ilmuwan menyebut kamuflase adalah strategi pertahanan paling umum yang digunakan hewan untuk menghindari predator.
Beberapa hewan lain yang juga memiliki kemampuan kamuflase yang sangat baik antara lain burung Whippoorwill, tokek, dan ikan flounder.
6. Armor
Beberapa hewan memakai ‘baju besi’ yang melindungi mereka dari predator berbahaya. Dalam beberapa spesies, baju besi bisa diartikan sebagai cangkang tunggal, tetapi hewan lain juga memiliki tubuh yang ditutupi dengan ribuan pelat baja kecil.
Karena baju besi biasanya berat, kebanyakan hewan yang menggunakan cangkang pelindung atau sisik bergerak relatif lambat. Jadi begitu ada pemangsa, ia langsung bersembunyi ke dalam cangkang.
Beberapa spesies yang mengembangkan metode pertahanan diri baju besi, di antaranya kura-kura, armadillo, dan trenggiling.
Artikel terkait: 9 Jenis dan Proses Terjadinya Pelangi, Sarana Belajar Bersama Si Kecil!
7. Cara Hewan Melindungi Diri dengan Menggertak
Banyak hewan mencoba mengelabui pemangsa agar mengira mereka berbahaya. Namun, ada juga yang terang-terangan melawan, menunjukkan bahwa dirinya punya nyali.
Kebanyakan predator suka berburu hewan kecil yang disangka tidak bisa melawan dengan baik. Akan tetapi alam punya keunikan tersendiri.
Ada sejumlah hewan yang meski ukurannya cenderung lebih kecil dibanding predator, namun ia punya keberanian untuk menggertak. Sebut saja ikan buntal dan kadal monitor.
Ikan buntal menggertak pemangsa dengan menggembungkan tubuhnya yang bulat. Tetapi dia juga punya duri, racun, dan kecepatan. Jika pemangsa nekat mendekati ikan buntal, ia akan terluka karena terkena duri ikan buntal.
Ilmuwan menyebut bahwa strategi menggertak ini merupakan bentuk perlindungan diri dengan mencoba menipu predator bahwa mereka bisa menjadi spesies yang berbahaya.
8. Suara Mengejutkan
Suara keras cukup menakutkan bagi banyak pemangsa, dan beberapa hewan menggunakan ini untuk melindungi diri mereka.
Kebanyakan predator adalah hewan yang berhati-hati, dan tidak suka suara keras. Hal ini menyebabkan banyak hewan menggunakan suara keras untuk membantu melindungi diri mereka sendiri.
Banyak hewan yang mengandalkan suara keras sebagai pertahanan. Sebagian menghasilkan suara mereka dengan mulut mereka sendiri, tetapi yang lain menggunakan bagian tubuh juga. Misalnya, ular derik mengeluarkan suara dari gerakan ekor ketika mereka bergerak cepat.
Beberapa contoh hewan yang menggunakan suara untuk perlindungan diri, di antaranya ular banteng, burung gagak.
9. Pura-pura Mati
Jika tidak ada cara lain yang berhasil, beberapa hewan mencoba menghalangi pemangsa dengan berpura-pura mati.
Beberapa predator akan memakan hewan mangsa tak peduli hidup atau mati. Namun, ada juga yang ogah memakan hewan mati. Ini mungkin karena mereka tidak mau memakan hewan yang memiliki penyakit sehingga membuat predator tertular penyakit.
Mengetahui fakta itu, sejumlah spesies mengembangkan metode perlindungan diri dengan berpura-pura mati. Beberapa hewan bahkan mulai berbaur seperti hewan mati saat terancam predator.
Spesies yang senang berakting mati jika ada predator, di antaranya: ppossum, ular Hognose.
Sebagai informasi, terkadang predator dapat dikelabui dengan mekanisme pertahanan. Namun, pemangsa ini pun mengembangkan kecerdasan dengan mencari cara untuk mengalahkan mangsanya.
Melindungi Diri Merupakan Bagian Alami dari Piramida Rantai Makanan
Demikianlah cara alam bekerja. Ada hewan yang memakan dan ada pula yang dimakan. Ini merupakan siklus alami seperti tergambar dalam rantai makanan.
Rantai makanan adalah suatu proses dimana makhluk hidup berkedudukan sebagai sumber makanan dan pemakan. Ini juga berarti urutan letak makhluk hidup dalam mendapatkan makanan yang mereka butuhkan, untuk bertahan hidup dalam suatu ekosistem.
Rantai makanan menunjukkan aliran energi dan bahan dari satu organisme ke organisme berikutnya, dimulai dengan produsen.
Itulah penjelasan tentang cara hewan melindungi diri dan keterangan singkat terkait rantai makanan.
***
Baca juga:
Kenapa Langit Bewarna Biru? Yuk Simak 4 Penjelasannya di Sini!
Simak 5 Fakta Unik Bunga Matahari, Termasuk Mampu Serap Radiasi Nuklir!
25 Nama Nabi dan Rasul dalam Islam yang Harus Dihafal Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.