Candi Sambisari adalah salah satu destinasi wisata budaya di tanah Kesultanan Ngayogyakarta yang tak boleh dilewatkan.
Selain terletak di bawah permukaan tanah, sejarah dan makna filosofis lainnya dari candi di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman ini menarik untuk diketahui.
Bertolak ke Candi Sambisari, Candi Unik di Yogyakarta
Yogyakarta tidak hanya menawarkan Candi Prambanan dan Borobudur di Magelang, yang lokasinya tidak jauh dari Yogyakarta sebagai wisata candi.
Ada wisata candi lainnya yang memiliki sejarah menarik, salah satunya adalah Candi Sambisari yang namanya diambil dari nama desa di mana candi ini ditemukan, yaitu desa Sambisari.
Terletak di bawah permukaan tanah, candi unik ini merupakan sebuah candi bercorak Hindu. Diperkirakan dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan Raja Rakai Garung di era kerajaan Mataram Kuno, Candi Sambisari memiliki bentuk bangunan yang hampir sama dengan candi lain di Yogyakarta.
(Instagram/@candisambisari)
Bagian bawah candi yang terletak sekitar 4 km ke arah selatan Candi Prambanan itu berbentuk persegi empat, serta tedapat sebuah rongga di bagian candi untuk menyimpan arca.
Meski memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi lainnya di Yogyakarta, lokasi Candi Sambisari yang terletak di bawah permukaan tanah membuat candi satu ini begitu unik.
Area di sekeliling Candi Sambisari dikelilingi oleh semacam dinding tanah berumput yang sangat indah. Bila dilihat secara sekilas dari luar kompleks, lokasi Candi Sambisari seperti di sebuah stadion sepak bola dengan rumput-rumput sebagai tribunnya.
Dengan beragam keunikannya, mari kita lihat potret, sejarah, dan makna filosofis Candi Sambisari seperti dilansir dari berbagai sumber!
Sejarah dan Makna Filosofis Candi Sambisari
1. Candi Sambisari sebagai Peninggalan Umat Hindu
Sejarah Candi Sambisari sebagai Peninggalan Umat Hindu (Instagram/@candisambisari)
Beberapa ahli sejarah mengungkapkan, berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan oleh Dinas Purbakala, Candi Sambisari dikategorikan dalam candi peninggalan umat Hindu di Jawa.
Candi satu ini diperkirakan mulai dibangun oleh Raja Rakai Garung, raja dari Kerajaan Mataram Kuno dari wangsa Sanjaya pada abad ke-9 sekitar tahun 812-838 Masehi.
Candi Sambisari dibangun dengan material batu padas, jenis material yang sama untuk membangun Candi Plaosan, Candi Sojiwan, serta Candi Prambanan di abad ke-9.
Kompleks Candi Sambisari memiliki luas halaman sekitar 50 x 48 m dan dikelilingi oleh dua lapis pagar batu. Pagar batu pada sisi terluar memiliki ketinggian yang lebih rendah dari pada pagar batu sisi dalam yang mempunyai ketebalan sekitar 50 cm dan tinggi mencapai 2 m.
(Instagram/@candisambisari)
Candi ini terdiri dalam satu candi utama pada kompleks Candi Sambisari berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 13,65 x 13,65 m dan memiliki ketinggian sekitar 7,5 m, serta tiga candi perwara atau candi pendamping.
Peninggalan umat Hindu kental terasa saat Anda masuk ke kompleks candi ini. Di bagian utara, Anda dapat menjumpai relung yang berisi patung Durga Mahisasuramardini, patung Ganesha di sebelah timur, sedangkan di bagian selatan adalah patung Agastya, dan dua patung dewa penjaga pintu yaitu Mahakala dan Nandiswara di bagian barat.
Sementara itu, di bagian candi utama, Anda dapat menemukan arca lingga dan yoni yang merupakan bentuk penghormatan umat Hindu kepada Dewa Shiwa dengan ukuran cukup besar. Seperti diketahui, lingga dan yoni dapat diartikan juga sebagai lambang kemakmuran dan kesuburan.
Bukti lain bahwa situs ini adalah candi Hindu ialah lempengan bertuliskan, “Om siwa sthana”, yang artinya “Hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa”.
Artikel terkait: Pesona Kemegahan Prambanan, Candi Terbesar dan Kasih Tak Sampai
2. Ditemukan Pertama Kali oleh Petani
(Instagram/@candisambisari)
Candi Sambisari pertama kali ditemukan oleh Arjo Wiyono, yang saat itu telah mengolah tanah milik Karyoinangun. Saat sedang melakukan pekerjaannya, cangkul Arjo membentur batur berukir yang ternyata reruntuhan candi.
Ia lantas langsung melaporkan penemuannya tersebut kepada Dinas Purbakala setempat. Tempat itupun langsung ditetapkan sebagai situs peninggalan bersejarah.
(Instagram/@candisambisari)
Saat awal penemuan, seluruh bangunan candi terkubur timbunan pasir dan batu, sehingga membuat proses pemugaran candi memakan waktu cukup lama.
Timbunan pasir serta batu yang menutupi candi diperkirakan akibat dari lahar Gunung Merapi yang meletus dahsyat pada abad ke-11. Kondisi tersebut dapat disimpulkan dari banyaknya batu vulkanik yang berada di sekitar candi.
Penggalian dan rekonstruksi candi untuk mengembalikan situs bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno tersebut berhasil diselesaikan pada tahun 1987, tepatnya memakan waktu kurang lebih 21 tahun.
Dari hasil ekskavasi, diketahui bahwa Candi Sambisari terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara (pendamping). Di luar pagar keliling halaman pusat ditemukan teras dengan tangga naik di setiap sisinya.
Setelah penggalian selesai, dilakukan pemugaran yang rampung pada 23 Maret 1987. Beberapa benda seperti tembikar, perhiasan, logam, cermin dan beberapa prasasti turut ditemukan.
Artikel terkait: 6 Fakta Menarik Candi Singosari, Salah Satunya Miliki Patung Penjaga Terbesar di Dunia!
Wisata Candi Sambisari
Wisata Candi (Instagram/@candisambisari)
Saat berkunjung ke candi satu ini, Anda dapat menemukan beragam arca yang memiliki nilai historis tinggi seperti arca Agastya, arca Ganesha, hingga arca Dewi Durga.
Tak hanya itu saja, Anda juga dapat berkunjung ke museum mini yang terletak di dekat kompleks candi tersebut. Anda dapat menemukan foto Karyowinangun yang merupakan penemu pertama candi tersebut di dalam museum ini.
Anda juga dapat melihat foto-foto tentang proses eskavasi, pemugaran hingga rekonstruksi candi serta benda-benda bersejarah yang ditemukan dalam proses penggalian.
Artikel terkait: 10 Objek Wisata Indonesia yang Telah Dikenal Dunia
Tips Nyaman Berkunjung ke Candi Sambisari
(Instagram/@candisambisari)
Bila Parents memiliki rencana ingin berkunjung ke candi Sambisari, tak ada salahnya mengikuti tips berikut ini.
1. Pukul 07.00-09.00 WIB Waktu Terbaik Berkunjung
Pagi hari, tepatnya Pukul 07.00-09.00 WIB merupakan waktu terbaik untuk berkunjung ke Candi Sambisari. Pasalnya, cuaca di candi ini belum terlalu panas.
Jika datang siang hari, maka teriknya matahari akan sangat terasa. Sekitar candi juga jarang terdapat tempat berteduh.
Tak hanya itu saja, biasanya wisatawan yang berkunjung di pagi hari belum terlalu banyak. Sehingga membuat Anda bisa lebih leluasa mengabadikan foto di candi.
Meski sore hari juga waktu yang nyaman untuk berkunjung ke candi, biasanya banyak orang yang juga mengunjungi obyek wisata ini. Terutama, saat hari libur.
2. Berkunjung ke Candi Saat Hari yang Cerah di Musim Hujan
(Instagram/@candisambisari)
Rerumputan hijau yang mengelilingi Candi Sambisari menjadi atraksi yang menjadikan obyek wisata ini semakin menarik. Biasanya pengunjung akan berfoto dengan latar belakang candi dan rumput hijau yang mengelilinginya.
Pemandangan cerah seperti itu hanya bisa ditemukan di musim penghujan saat pagi hari. Sedangkan saat musim kemarau, rumput yang berada di sekitar candi akan mengering dan warnanya berubah jadi kuning kecokelatan.
3. Menjaga Kebersihan dan Jangan Melakukan Vandalisme
(Instagram/@candisambisari)
Selayaknya ketika berkunjung ke tempat wisata lain, tentu saja Anda sebagai wisatawan harus menjaga betul Candi Sambisari.
Selain menjaga rumput warna hijau, hal lainnya yang bisa dilakukan Anda sebagai pengunjung adalah tidak membuang sampah sembarangan, melainkan pada tempat yang telah disediakan.
Tak hanya itu saja, Anda juga dilarang melakukan aksi vandalisme atau pengerusakan seperti mencorat-coret candi atau bahkan mengukir nama di batuan candi.
4. Berpose Sewajarnya di Candi dan Jangan Menimbulkan Kerusakan
(Instagram/@lulustar07)
Ketika sedang berkunjung ke tempat wisata, termasuk candi, tentu saja Anda akan mengabadikan diri dengan berswafoto. Apalagi, ada banyak spot foto di candi satu ini, seperti di atas rerumputan atau di bangunan candinya.
Meski rerumputan di sekitar bangunan candi merupakan tempat favorit berswafoto, Anda harus menjaga betul Candi Sambisari sebagai peninggalan sejarah masa lalu. Karena itu, berposelah sewajarnya di candi agar tidak sampai menimbulkan kerusakan.
Dari Jogja, Jl. Raya Jogja-Solo bisa menjadi rute awal hingga tiba di pertigaan yang salah satunya menuju ke Bandara Internasional Adisutjipto. Ambil arah lurus dari pertigaan tadi hingga kembali menjumpai pertigaan dan Gedung Balai Diklat Keuangan Yogyakarta.
Ambil arah kiri dan teruskan perjalanan ke arah utara. Perjalanan tak akan lama, hanya 10 menit hingga tiba di kawasan candi yang berada di antara padatnya pemukiman warga.
Setiap pengunjung yang datang untuk melihat eksotisme candi ini hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp3.000 per orang. Komplek candi bisa dikunjungi setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Tersedia area parkir untuk kendaraan dengan biaya Rp2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk mobil.
Itulah potret, sejarah dan makna filosofis Candi Sambisari yang menarik untuk diketahui. Parents, apakah sudah berkunjung ke candi satu ini?
Baca juga:
9 Fakta Menarik dan Pesona Keindahan Gunung Jaya Wijaya
10 Manfaat Wisata Alam, Melepas Stres hingga Tingkatkan Kreativitas
Psikolog: Travelling punya Manfaat penting untuk Hubungan Keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.