Pro Kontra Calistung Anak Usia Dini dan Pendapat dari Psikolog Pendidikan

Bahasan calistung anak usia dini masih menjadi topik menarik di kalangan orang tua, karena selalu memantik pro dan kontra. Bagaimana pendapat psikolog?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bahasan calistung anak usia dini masih menjadi topik menarik di kalangan orang tua, karena selalu memantik pro dan kontra.

Orang-orang yang kontra calistung diterapkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berpendapat bahwa memprioritaskan pendidikan karakter jauh lebih penting. Dibanding memaksa anak untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.

Di sisi lain, persyaratan kemampuan membaca untuk masuk SD, masih menjadi pertimbangan utama para orang tua untuk mengajak anaknya belajar membaca sejak dini. Dilema ini masih terus bergulir di kalangan orang tua dan praktisi pendidik.

Mari kita simak lebih jauh terkait calistung anak usia dini ini, dari berbagai sudut pandang, baik pemerintah, medis, sampai psikolog di bidang pendidikan.

Artikel terkait: Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis “Empat” Ini

Kemendikbud Imbau PAUD-TK Tidak Memaksakan Calistung Anak Usia Dini

Sumber: iStockphoto

Terkait pro kontra anak usia dini dengan kemampuan baca-tulis-menghitung (calistung) ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) pernah ikut menyinggung di laman resminya.

Kemendikbud menyampaikan agar pendidikan karakter menjadi hal yang diprioritaskan dalam mendidik anak usia dini, bukan pelajaran calistung.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“PAUD itu filosofinya adalah tempat bermain, taman bermain. Oleh karena itu harus diluruskan. Masuk SD tidak boleh ada tes calistung, karena pendidikan di lembaga PAUD bukan untuk mengajarkan calistung,” ujar Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi, dalam dialog dengan Bunda PAUD se-Sulawesi Selatan di Kota Makassar, Sulsel, dikutip dari laman Kemendikbud.

Anak Memiliki 8 Kecerdasan yang Sama-Sama Perlu Diperhatikan

Sumber: iStockphoto

Pada dasarnya anak memiliki 8 kecerdasan yakni linguistik, logika dan matematika, intrapersonal, interpersonal, musik, spasial, kinetik, dan naturalis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan banyaknya kecerdasan dasar anak, orang tua memiliki tugas untuk mencermati dan memperhatikan semua kecerdasan tersebut, dan tidak terpaku dengan salah satu kecerdasan saja.

Terkait hal ini, Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud, Harris Iskandar turut menyinggungnya.

“Kecerdasan anak bukan logika dan matematika saja. Kita amati kecerdasan dalam spasial dan musik itu, kan, kodratnya luar biasa. Kasihan kalau anak dipaksakan, tertutup nanti kecerdasannya yang lain,” cetusnya.

Artikel terkait: Kemendikbud: “Jangan paksa anak PAUD-TK belajar calistung.”

Pendapat Psikolog tentang Calistung Anak Usia Dini

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dunia anak adalah dunia bermain. Pada anak usia dini, stimulasi dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dan membentuk karakter anak.

Psikolog yang telah lama berkecimpung di dunia Pendidikan Anak Usia Dini Monika Aprianna kepada theAsianparent menyatakan, membaca menulis berhitung merupakan salah satu bentuk literasi dasar yang memang perlu diperkenalkan sejak dini. Namun, ia juga menekankan, perkenalannya bukan hanya tentang keterampilan membaca atau berhitungnya tetapi lebih kepada logika dasar dan kecintaan terhadap literasi.

Psikolog: Cara Mengajarkan Calistung Anak Usia Dini dengan “Bermain” dan “Bergembira”

Monika Aprianna lebih lanjut menerangkan, stimulasi atau pengajaran literasi tersebut dilakukan dengan cara bermain dengan suasana gembira dan sesuai minat anak.

“Tidak memaksa dan tidak di-rective, aktif serta melibatkan multisensori seperti bergerak, menyentuh, merasakan, bergoyang,” kata Monika saat dihubungi theAsianparent.

Orang tua juga bisa memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar rumah misal pasir, pot-pot bunga, bumbu-bumbu dapur, label produk, pakaian. Penting juga untuk mengenalkan literasi  ini lewat interaksi orang tua dengan anak misal dengan bercakap-cakap, membacakan buku.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lebih lanjut Monika menjelaskan, yang paling terpenting, kemampuan anak menguasai calistung ini, ditentukan pula seberapa matangnya aspek motorik kasar seperti kekuatan otot-otot anggota badan, kemampuan melakukan berbagai gerakan tubuh; aspek sensori integrasi terkait keseimbangan tubuh, ritme gerak, arah; dan ketrampilan persepsi-motorik yang terkait persepsi visual dan auditory.

“Jadi agar perkembangan anak optimal, pastikan anak mendapat stimulasi yang baik dari berbagai aspek perkembangan sejak dini,” tutur Monika.

Artikel terkait: Masuk TK atau Kursus Calistung saja, ya?

Efek Calistung Anak Usia Dini, Baik atau Tidak?

Terkait apa efek dan pengaruhnya pengajaran calistung anak usia dini, Monika Aprianna menjelaskan, jika diajarkan dengan cara yang tepat dan pas, maka akan membuat anak anak senang belajar dan membantu dalam penguasaan kemampuan akademiknya di kemudian hari. Juga berpengaruh pada kemampuan bahasa, dan membangun harga dirinya.

Akan tetapi, jika metode pengajaran kurang pas, dipaksakan, maka anak akan mengalami mental hectic.

“Misal  kurang mampu berkonsentrasi saat berada di dalam kelas, menunjukkan sikap marah saat tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, melakukan semua perintah dengan terpaksa, menolak saat tidak mengkehendaki apa yang diperintahkan,” kata Monika menekankan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berapa Usia yang Tepat untuk Anak Belajar Membaca?

Terkait kapan sebaiknya anak belajar membaca, para ahli pun memiliki pendapat berbeda mengenai waktu ideal anak belajar membaca di masa tumbuh kembangnya.

Profesor pendidikan literasi dari University of Saskatchewan, Kanada Bev Brenna menyebutkan tidak ada usia spesifik kapan anak harus mulai belajar membaca. Bev menerangkan bahwa otak manusia tidak secara alami terprogram otomatis untuk membaca, berbeda dari mendengar dan berbicara.

Sementara itu, pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Carol Leroy, direktur Pusat Membaca dan Bahasa dari University of Alberta, Kanada.

Carol menuturkan bahwa usia ideal anak untuk belajar membaca adalah sekitar 6 tahun. Ia menekankan bahwa kesadaran literasi merupakan proses yang gradual yang dimulai sejak bayi masih bermain dan dibacakan dongeng oleh orang tuanya.

Senada dengan pendapat Carol, dokter dan pakar perkembangan anak Susan R. Johnson merekomendasikan agar membaca sebaiknya diajarkan kala anak sudah siap secara fisik dan neurologis. Yaitu ketika perkembangan saraf otak sudah matang untuk menerima materi belajar membaca.

“Hal ini umumnya terjadi saat anak berusia 7 tahun,” jelas Susan.

Mengacu dari laman kesehatan Web MD, anak-anak mungkin boleh mulai belajar membaca, menulis, dan menghitung pada usia 6 tahun.

Proses Calistung anak usia 6-10 tahun dapat dilakukan dengan:

  • Belajar mengenal alfabet pada kelas satu SD
  • Mengingat nama dan suara semua huruf besar dan kecil pada kelas dua SD
  • Membaca secara mandiri dan lancar saat kelas tiga SD
  • Menghitung dan memahami angka
  • Memahami jumlah seperti berapa banyak item dalam satu wadah
  • Mengidentifikasi bentuk dasar seperti kotak dan segitiga pada kelas satu SD
  • Mengetahui waktu dan jumlah uang pada kelas dua SD
  • Memahami pecahan pada kelas empat SD
  • Menulis huruf konsonan di kelas satu SD
  • Sudah mampu menulis dengan jelas dan mudah pada kelas satu SD
  • Menulis cerita dengan karakter, aksi, latar, dan sedikit detail di kelas dua SD.

Cara Mengatasi Ketertinggalan Kemampuan Anak dalam Calistung

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara mengatasi ketertinggalan anak-anak yang belum bisa calistung saat masuk SD? Terutama menyiapkan mentalnya karena mungkin ada teman-temannya yang sudah pandai membaca dan menghitung.

Psikolog Monika Aprianna menjelaskan, orang tua perlu memahami dan menerima terlebih dahulu situasi kondisi tersebut.  Orang tua perlu bekerja sama dengan guru untuk mendampingi anak dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

“Yakinkan anak bahwa anak pasti bisa, dan tidak mengapa baru belajar calistung saat sekarang,” tutur Monika.

Jadi Parents, selalu percaya bahwa setiap anak itu istimewa. Termasuk kemampuan calistung pada anak usia dini. Percayalah akan ada waktu untuk si kecil mencapai tahapan bisa membaca, berhitung, dan menulis dengan lancar.

Baca juga:

6 Pilihan Investasi untuk Biaya Pendidikan Anak

Tabungan Pendidikan atau Asuransi Pendidikan, Mana yang Terbaik?

5 Tips Merencanakan Biaya Pendidikan Anak agar Bisa Sekolah Setinggi Mungkin