Parents, pernahkah Anda mendengar istilah penis mendelep atau penis tenggelam? Ini adalah kondisi di mana penis tersembunyi di bawah lipatan kulit maupun skrotum. Kelainan tersebut juga dikenal dengan sebutan buried penis.
Coba bayangkan sebuah skenario. Anda bangun di suatu pagi dan melihat penis Anda terlihat sedikit lebih pendek. Namun lebih anehnya lagi, bagian tersebut semakin tidak terlihat dari hari ke hari.
Kedengarannya seperti mimpi buruk, bukan? Sebenarnya ini adalah kondisi medis yang nyata. Kelainan semacam inilah yang disebut penis mendelep.
Yuk, cari tahu lebih jauh apa saja penyebab serta cara mengobatinya!
Buried Penis atau Penis Mendelep
Buried penis atau penis mendelep adalah kondisi medis di mana kulit dan lemak dari skrotum, perut, atau paha menenggelamkan penis sehingga membuatnya tampak lebih kecil atau kurang terlihat. Kondisi ini bisa dialami bayi baru lahir, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa.
Penis yang mendelep atau tenggelam dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil dan mengakibatkan disfungsi seksual. Hal ini pada akhirnya dapat mengakibatkan harga diri rendah.
Sebagian besar kasus buried penis tampaknya muncul pada masa kanak-kanak. Satu penelitian menunjukkan bahwa kasus buried penis terjadi pada kurang dari 4% bayi laki-laki yang baru lahir di Jepang.
Sementara itu, masih sedikit data penelitian yang menjabarkan kasus buried penis pada orang dewasa. Meski demikian, para ahli mencatat bahwa meningkatnya kejadian obesitas dapat berarti bahwa banyak orang dewasa yang mengalami penis mendelep. Pasalnya, kegemukan merupakan penyebab utama penis mendelep.
Hanya saja, orang dewasa dengan penis mendelep mungkin tidak mencari perawatan medis. Kecuali, saat kondisi tersebut secara signifikan memengaruhi kualitas hidup mereka.
Artikel terkait: 8 Kelainan Penis, Ini Gejala dan Dampaknya bagi Kesehatan Reproduksi
Ukuran Penis Normal, Hanya Tidak Terlihat
Pada kondisi penis yang mendelep, sebenarnya ukuran penis tergolong normal. Kelainan ini berbeda dengan mikropenis di mana penis berukuran sangat kecil.
Penis bisa tersembunyi karena adanya timbunan lemak, masalah dengan ligamen, hingga retensi cairan. Meski mungkin tidak menimbulkan keluhan berarti, penis mendelep dapat memengaruhi kepercayaan diri hingga mengganggu kondisi psikologis seseorang.
Penyebab Buried Penis
Penis mendelep dapat terjadi karena faktor bawaan lahir. Penyebab bawaan ini termasuk perkembangan abnormal batang penis selama masa perkembangan janin, yang dapat menyebabkan masalah pada kulit dan lapisan lemak di sekitar penis. Dalam hal ini, persoalan yang mungkin muncul meliputi:
- Ligamen di penis terlalu longgar
- Terlalu banyak kulit skrotum yang menempel pada ujung penis
- Bantalan lemak besar yang menutupi daerah kemaluan dan mengubur penis
Dalam kebanyakan kasus, penis mendelep terjadi bukan karena faktor bawaan lahir. Kondisi tersebut disebabkan oleh akumulasi lemak, peradangan, infeksi terus-menerus, atau cedera penis.
Ada pula kemungkinan penyebab lainnya, termasuk obesitas, hidradenitis suppurativa, sklerosis lichen, penoscrotal lymphedema, peristiwa traumatis, maupun prosedur sirkumsisi (sunat) yang gagal.
Prosedur Sunat yang Gagal
Banyak kasus buried penis disebabkan oleh kegagalan prosedur sirkumsisi atau sunat. Lantas, kapan dikatakan prosedur sunat gagal atau buruk? Yaitu ketika terlalu banyak kulup anak laki-laki yang dihilangkan.
Kulit yang tersisa kemudian membentuk jaringan parut dan menjadi sangat kencang sehingga kulit tertarik ke depan, menutupi penis. Kegagalan prosedur ini juga bisa terjadi pada laki-laki yang disunat saat dewasa.
Jika masalahnya adalah kesalahan prosedur sunat, kondisi tersebut mungkin juga menyebabkan sakit saat ereksi karena jaringan parut yang tertarik.
Bagaimana Obesitas Menyebabkan Buried Penis?
Tahukah Anda, penis sendiri memiliki dua ruang ereksi.
“Sekitar sepertiganya ada di dalam tubuh dan dua pertiga di luar di batang penis,” kata Drogo Montague, MD, ahli urologi di Cleveland Clinic melansir laman Men’s Health.
Ketika seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, ia mungkin mendapati perubahan pada panjang penisnya. Namun pada dasarnya, yang berubah adalah seberapa banyak bagian penis yang berada di dalam tubuh dan berapa banyak yang berada di luar tubuh.
“Dengan obesitas ekstrem, itu seperti tubuh yang gemuk menelan penis. Buried penis penuh terjadi ketika seluruh batang penis terkubur di bawah permukaan kulit,” jelas Dr. Montague.
Artikel terkait: Penis Lembek Bikin Ereksi Tidak Maksimal? Ternyata Ini Penyebabnya
Komplikasi Penis Mendelep
Penis mendelep dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil pada laki-laki dari segala usia. Urine mungkin sering mengenai skrotum atau paha. Iritasi kulit dan infeksi saluran kemih dapat terjadi.
Pada seseorang dengan penis mendelep, kulit pada penis juga bisa meradang. Infeksi, seperti balanitis, sering terjadi karena masalah kebersihan.
Pada laki-laki remaja dan dewasa, penis yang tenggelam dapat membuat lebih sulit untuk mencapai ereksi. Pun jika ereksi memungkinkan, bisa jadi akan sulit untuk melakukan hubungan seksual.
Itulah sebabnya, masalah psikologis yang berkaitan dengan harga diri rendah, kecemasan, dan depresi umumnya memengaruhi mereka dengan penis mendelep.
Diagnosis Buried Penis
Dokter biasanya dapat mendiagnosis buried penis atau penis mendelep dengan pemeriksaan visual dan pemeriksaan fisik. Jika Parents mencurigai bahwa anak atau diri Parents sendiri memiliki penis mendelep, disarankan agar segera berkonsultasi dengan dokter.
Pada bayi dan anak-anak, terkadang kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya. Jika penis mendelep terjadi pada pria dewasa atau tidak sembuh dengan sendirinya pada anak-anak, pembedahan mungkin diperlukan.
Pengobatan untuk Buried Penis
Pilihan perawatan untuk penis mendelep dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor penyebab dan kesehatan penis secara keseluruhan.
Misalnya, pada anak-anak yang sangat kecil, kasus ringan dari kondisi ini dapat sembuh tanpa intervensi apa pun. Seiring bertambahnya usia bayi, bantalan lemak mungkin hilang, membuat penis lebih menonjol.
Adapun pada individu yang lebih dewasa, teknik non-invasif, seperti penurunan berat badan, dapat sangat membantu. Namun, pembedahan biasanya diperlukan untuk hasil terbaik.
Pembedahan pada usia lebih tua mungkin memiliki lebih banyak komplikasi. Sehingga, biasanya lebih disarankan untuk menjalani prosedur pada usia yang lebih muda jika memungkinkan.
Artikel terkait: 7 Penyebab Pria Ereksi, Tak Melulu karena Rangsangan Seksual
Pembedahan
Sebagian besar pilihan bedah berfokus pada rekonstruksi penis dan pengangkatan lemak. Prosedur tersebut antara lain:
- Menghilangkan jaringan parut.
- Melepaskan dan memanipulasi ligamen yang menghubungkan pangkal penis ke tulang kemaluan.
- Lipektomi hisap, atau pengangkatan sel lemak dari bawah kulit di area sekitar penis dengan menggunakan kateter hisap bedah yang dimasukkan melalui sayatan kecil.
- Abdominoplasty, prosedur untuk menghilangkan kelebihan lemak dan kulit dari daerah perut, prosedur ini disebut juga tummy tuck.
- Pannulektomi, yaitu pengangkatan pannus (kulit berlebih dan jaringan lemak yang menggantung di atas alat kelamin dan/atau paha).
- Escutheonectomy, yaitu pengangkatan bantalan lemak di atas area kemaluan.
- Cangkok kulit untuk menutupi area penis di mana cakupan kulitnya kurang.
- Perbaikan penis mendelep, di mana jahitan dipasang secara internal ke pangkal penis.
Terapi Lainnya
Selain operasi, seseorang mungkin memerlukan terapi lainnya sesuai kondisi kesehatannya. Terapi ini dapat mencakup obat-obatan untuk mengatasi infeksi dan terapi lainnya untuk mengatasi disfungsi seksual atau komplikasi kesehatan mental.
Pasien obesitas biasanya dianjurkan untuk menurunkan berat badan sebelum menjalani operasi. Meskipun penurunan berat badan saja tidak mungkin menyelesaikan masalah, hal itu dapat membuat komplikasi selama dan setelah operasi lebih kecil kemungkinannya.
Lebih jauh, penurunan berat badan dan konseling gizi dapat membantu pasien sebelum dan sesudah operasi. Adapun konseling psikologis dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah seperti depresi, disfungsi seksual, dan harga diri rendah.
****
Parents, itulah penjelasan lengkap seputar buried penis. Jika Anda atau si kecil mengalami keluhan ini, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Anak mengeluh penisnya sakit? Hati-hati terjadi peradangan, ini gejalanya!
Posisi Seks Ini Bisa Bikin Penis Cedera, Hati-Hati!
Cegah risiko kanker prostat dan sehatkan sperma, ini khasiat tomat untuk suami!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.