Satu lagi tradisi khas Nusantara yang wajib dilestarikan yakni Botram atau Ngabotram. Tradisi yang datang dari tanah Pasundan ini telah menjadi ciri khas yang unik.
Botram adalah tradisi berkumpul dan saling berbagi yang dilakukan oleh masyarakat Sunda. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan sangat kental dalam tradisi ini. Menghubungkan sanak saudara, sahabat, dan memperkuat komunitas.
Kebiasaan ini mungkin terdengar familier di telinga kebanyakan orang Indonesia yang menjunjung tinggi sifat gotong royong. Faktanya, tradisi makan bersama memang dimiliki oleh suku bangsa di daerah lain di Indonesia. Hanya saja, nama dan penerapannya bisa jadi berbeda.
Artikel terkait: Pakaian Adat Sunda, Dahulu Dibedakan Berdasarkan Status Sosial
Apa Itu Botram?
Tradisi lebaran di Indonesia sering kali memang mirip meskipun tidak benar-benar sama. Misalnya tradisi mudik ke kampung halaman atau tradisi berlibur dengan mengunjungi tempat wisata tertentu untuk mengisi waktu liburan selama lebaran. Ada juga mengisi momen lebaran dengan silaturahmi atau bertandang ke rumah kerabat dan sahabat.
Ternyata, tidak hanya itu. Jika Parents berasal dari Jawa Barat, Anda pasti tahu tentang tradisi yang satu ini. Tradisi makan bersama atau ngabotram yang dilakukan setelah lebaran. Tradisi ini biasanya melibatkan banyak orang dan menjadi ajang untuk kumpul bersama keluarga besar.
Secara ringkas, tradisi ngabotram adalah tradisi makan bersama dengan keluarga besar, kenalan dekat, atau bahkan tetangga. Perhelatan ini bisa dilakukan dimana saja, bisa di rumah, di kebun, halaman, pantai, atau tempat lainnya.
Hal terpenting adalah kegiatannya, yakni makan bersama, saling bercengkrama, sembari menikmati hari libur bersama-sama. Ngabotram adalah kesempatan untuk membangun kebersamaan di antara masyarakat Sunda.
Artikel terkait: 11 Tradisi Imlek Keluarga Indonesia, Angpao Jangan Sampai Lupa!
Maknanya
Ada alasan tersendiri mengapa tradisi ini sangat lekat dalam kehidupan orang Sunda. Di balik tradisi ngabotram, tercermin makna kesederhanaan dan kebersamaan.
Kesederhanaan terlihat dari bagaimana tradisi ini dilakukan. Duduk dan makan dari tempat yang sama, kemudian berbagi menu kesukaan dengan semua orang di satu tempat yang sama.
Menu makanan saat ngabotram umumnya adalah kuliner Pasundan. Makanan tradisional dengan cita rasa rumahan yang khas, biasanya sambel, lalapan, dan ikan asin. Menu lainnya yang biasanya disajikan adalah, ikan goreng, tempe orek, nasi liwet, dan yang tidak kalah penting yakni kerupuk.
Di tengah kesederhanaan ini, kehadiran orang-orang terdekat yang sangat dikasihi tentu membuat suasana semakin hangat. Apalagi tradisi ini hanya dilakukan setahun sekali, yang mana para pesertanya mungkin juga sudah lama tidak berjumpa.
Itu sebabnya, ngabotram jadi momen istimewa untuk bertemu kembali, terutama bagi anggota keluarga yang tinggal di tanah rantau. Tidak heran kalau tradisi ini dimaknai sebagai momen kebersamaan yang sangat penting. Sebab, tidak ada yang tahu, kapan bisa menikmati momen semacam ini lagi.
Artikel terkait: Sejarah Tradisi Ngapem di Bulan Safar dan Cara Membuat Kue Apem Cirebon
Kebiasaan Saat Botram
Selain makna di atas, ada satu lagi yang membuat tradisi ngabotram menjadi sangat khas, yakni kebiasaan gotong royong sebelum tradisi ini dilakukan. Sifat gotong royong ini bisa dilihat dari berbagai makanan dan minuman yang dibawa oleh sanak saudara untuk disantap bersama. Aneka makanan ini kemudian akan dituang di atas lembaran daun pisang yang sudah dicuci dan ditata rapi agar tidak mudah bergeser.
Begitu sudah siap, setiap anggota keluarga lalu mengambil tempatnya masing-masing. Sebelum dimulai acaranya, biasanya sesepuh atau anggota keluarga tertua atau yang dituakan akan menyampaikan sepatah dua patah kata. Setelah itu doa bersama, lalu barulah dimulai kegiatan makan bersama dan menikmati makanan yang ada.
Walau dulu tradisi ngabotram dilakukan di atas hamparan daun pisang, belakangan tradisi ini mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ada yang mengganti alas makan tersebut dengan kertas nasi dan ada juga yang memakai piring saat ngabotram. Tentu bukan masalah besar, sebab yang terpenting dalam tradisi ini adalah kebersamaan.
Tradisi yang dilakukan setelah perayaan Idulfitri ini biasanya juga menjadi momen perpisahan. Sebab, sebagian anggota keluarga akan kembali lagi ke tempat ia bekerja atau berkuliah di tanah rantau.
Itu mengapa momen kumpul bersama ini jadi terasa lebih hangat, dekat, dan penting. Tidak hanya makan, tradisi botram juga selalu dihiasi saling cerita dan bercengkerama bersama.
Baca juga:
Bebaskan dari Marabahaya dan Kesialan, Begini Asal Usul Tradisi Ruwatan
Mengenal Sekura, Tradisi Idul Fitri Asal Lampung yang Pererat Persaudaraan
Mengenal Tradisi Masyarakat Bali Jelang Dewasa dengan Potong Gigi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.