Memiliki rumah impian menjadi dambaan seluruh pasangan yang sudah menikah. Siapa, sih, yang tidak mau membangun keluarga kecil di bawah naungan istana kecil yang dibangun dengan usaha sendiri? Tempat nyaman untuk menghabiskan masa tua bersama anggota keluarga. Oleh karena itu, biaya beli rumah tentu saja perlu disiapkan dengan matang.
Apalagi jika mengingat bahwa biaya beli rumah tidak sedikit, setidaknya sebelum rumah dimiliki ada beberapa hal yang membutuhkan biaya dan perlu dibayar. Mulai dari booking fee, biaya akta notaris, PPN (Pajak Pertambahan Nilai), pajak penghasilan (PPh), hingga biaya KPR dari Bank serta PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) ataupun PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah).
Meskipun memiliki rumah sendiri akan menguras dana yang begitu besar, namun bukan berarti membeli rumah menjadi satu hal yang mustahil. Anda hanya perlu mengetahui bagaimana menganggarkan dana untuk hunian impian.
Pentingnya Memiliki Rumah Tinggal
Dalam POPZ Online Class bertajuk ‘Siapkan Anggaran Rumah Impian’ yang saya ikuti beberapa waktu lalu, Senior Consultant ZAP Finance Aristriany (Tia), ST, CFP, QWP, memaparkan bahwa semua orang memiliki preferensi saat memutuskan memiliki rumah tinggal.
Ada orang yang ingin membeli rumah sendiri, tak sedikit juga yang menyewa karena pertimbangan tersendiri. Tidak ada yang salah, namun menjadi #TimBeli maupun #TimSewa pastinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
“Ada plus minus dong, semisal kalau yang memutuskan menyewa kita gak perlu tuh siapkan uang ratusan juta hingga miliaran. Kita tinggal menyesuaikan berapa harga sewa rumah perbulan atau tahunannya. Tetapi minusnya, kita gak bisa renovasi rumah itu seenaknya.
Berbeda dengan kalau beli ya rumah itu resmi menjadi aset kita. Akan ada rasa bangga ‘ini lho rumah aku’. Walaupun harga total belum terkumpul, membeli rumah sekarang bisa dengan sistem KPR yang meringankan kita.
Kekurangannya ya itu, ada banyak biaya maintenance yang harus dipikirkan misalnya mendadak atap rumah bocor atau rusak. Harus dialokasikan juga asuransi minimal asuransi kebakaran, terus bayar cicilannya gimana”, tutur Tia.
Terlepas dari yang mana pilihan Anda, Tia menegaskan pentingnya memiliki rumah tinggal sendiri. Antara lain rumah yang sudah dibeli menjadi keputusan kita sendiri apakah mau ditempati atau disewakan.
Mengingat rumah termasuk aset tentu dapat berefek ketika nantinya rumah bisa diagunkan. Parents akan mendapatkan potensi keuntungan, misalnya jika memutuskan rumah disewakan maka dapat menjadi passive income atau pemasukan tambahan kita.
Artikel terkait: 5 Kesalahan Umum Orang Indonesia dalam Menyimpan Dana Darurat, Begini Mengatasinya!
Tips Siapkan Biaya Beli Rumah Impian untuk Keluarga
Sudah mengbrol dengan pasangan, Bunda dan Ayah menyadari bahwa memiliki rumah menjadi tujuan finansial utama. Sebelum terburu-buru memutuskan, berikut kiat perihal mempersiapkan dana membeli rumah:
1. Cek Kondisi Keuangan
“Rasanya udah kebelet banget beli rumah, tapi pertama-tama cek dulu seperti apa kondisi keuangan keluarga? Sudahkah memiliki dana darurat yang ideal? Kalau sudah mencapai angka target, atau angka minimal maka bisa paralel dengan tujuan keuangan membeli rumah,” sambung Tia.
Persiapan dana darurat bergantung pada kondisi keluarga yang pasti berbeda. Namun bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, Tia menyarankan dana darurat sebanyak 12x pengeluaran bulanan. Semakin banyak tanggungan yang ada di bawah tangan Anda, semakin banyak dana darurat akan semakin bagus.
2. Biaya Beli Rumah Perlu Melakukan Evaluasi Pengeluaran
Setelah mengetahui kondisi keuangan secara pasti, tiba saatnya untuk Parents mengevaluasi pengeluaran selama ini terhadap arus kas keuangan keluarga. Di sini, masukkan semua perkiraan biaya yang nantinya dibutuhkan dalam persiapan membeli rumah.
“Idealnya, cicilan untuk membeli rumah nantinya tidak melebihi 30% dari gaji bulanan. Berhubung rumah masuknya ke dalam aset konsumsi, ketika membelinya dengan sistem KPR maka pokok utangnya masuk ke kewajiban (pos living). Idealnya, kekayaan bersih sebaiknya lebih besar dari 50% ya itu baru bisa dikatakan sehat,” papar Tia.
Artikel terkait: Jangan Panik, Ini 6 Tips Mengatur Keuangan Keluarga dengan Gaji Kecil
3. Menyusun Ulang Anggaran
Hal lain yang tak kalah penting adalah menyusun ulang anggaran, mengingat membeli rumah sendiri akan berdampak signifikan pada alokasi anggaran bulanan.
“Beli secara tunai maupun KPR, coba tengok ulang lagi anggaran bulanannya. Jangan beli secara tunai, eh, malah jadi nggak ada tabungan sama sekali dan dana darurat jadi terpakai,” tegas Tia.
Tia menuturkan selain dana untuk membeli rumah baik secara cash maupun kredit, terdapat biaya lainnya yang perlu menjadi perhatian antara lain:
- Biaya pajak;
- Ppn 10% bagi calon pembeli yang membeli hunian di developer;
- BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) untuk harga rumah di atas 20 miliar sebesar 5%. Rumusnya yaitu nilai jual dikurangi nilai tidak kena pajak (80 juta rupiah di Indonesia) dikalikan 5 persen;
- Biaya notaris untuk mengcover AJB (Akta Jual Beli Tanah) dan balik nama sebesar 1-2% yang menjadi tanggungan bersama penjual;
- Fee untuk agent apabila Parents ditemani agen ketika sedang mencari rumah;
- Biaya KPR 2% di luar asuransi rumah; dan
- Biaya debitur
“Jangan lupa nanti saat sudah jadi akan ada biaya ekstra seperti cicilannya. Lalu uang listrik, keamanan, bantuan kalau Anda akan menggunakan jasa asisten rumah tangga. Lalu pajak tahunan, cost perbaikan umpama ada yang rusak, juga renovasi jika ada fasilitas yang mau ditambah di rumah itu harus dipikirkan dengan matang.
Nantinya, biaya renovasi dan biaya rutin ini masuknya ke pos living (60%}. Biasanya sih harus ada pos keuangan yang dikalahkan, misalnya pos playing. Nah, sudah siapkah menekan gaya hidup untuk sementara waktu?”, ujar Tia.
4. Sesuaikan dengan Kemampuan
Setiap orang tentu memiliki rencana dan tujuan keuangan yang berbeda-beda, tetapi jangan lupa untuk menyesuaikannya dengan kemampuan. Hal ini agar perjalanan memiliki hunian impian menjadi kenangan yang menyenangkan.
“Misalnya rumah yang diincar seharga berapa? Sesuaikah dengan penghasilan bulanan kita (digabungkan dengan pasangan)? Biasanya saat membeli rumah, dibutuhkan DP awal sebesar 30%. Nah, sesuaikan dengan durasi waktu cicilannya dan pastikan kita sedang tidak memiliki cicilan lain,” tambah Tia.
Di samping finansial yang oke, diskusikan juga dengan pasangan perihal kebutuhan rumah ini sebagai kebutuhan utama atau investasi. Pertimbangkan aspek lain misalnya tipe rumah, apakah lokasinya cocok ditempati untuk 5-10 tahun mendatang, serta fasilitas apa yang diinginkan bersama keluarga nantinya juga harus dipikirkan dengan cermat.
Parents, sudah menyiapkan biaya beli rumah ?
Baca juga:
Pengantin baru sebaiknya sewa apartemen dahulu sebelum beli rumah, ini alasannya!
Berminat Sewa Apartemen Tahunan? Cari Tahu Kelebihan dan Kekurangannya
Minat Masyarakat Punya Rumah Meningkat, 5 Hal yang Harus Diperhatikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.