Saat dulu belum kunjung memiliki momongan, saya sering dinasehati agar memeriksakan nyeri haid yang seringkali datang saat menstruasi. Menurut mereka nyeri saat haid bisa menjadi salah satu penyebab wanita sulit hamil. Benarkah demikian?
Penyebab nyeri haid
Nyeri yang kadang disebut kram menstruasi merupakan rasa sakit berlebih di bagian bawah perut. Nyeri ini bisa dirasakan sebelum atau sesudah masa menstruasi.
Ada beberapa penyebab nyeri tersebut. Penyebab inilah yang kemudian membagi nyeri ke dalam dua golongan, yaitu nyeri primer dan sekunder.
Nyeri haid primer
Ini adalah nyeri yang umum dirasakan oleh banyak wanita. Rasa nyeri ini bisa muncul 1-2 hari sebelum masa menstruasi tiba. Rasa nyeri ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah hormon protasgaldin di dalam saluran rahim.
Pada hari pertama menstruasi, jumlah hormon ini meningkat.Saat itu juga terjadi peluruhan dari sel-sel telur yang tidak dibuahi. Rasa nyeri akan menghilang seiring dengan normalnya kondisi saluran rahim dan menurunnya kadar prostagaldin.
Nyeri haid primer biasanya disertai dengan gejala lain seperti rasa kembung , mual, lelah berlebih, sakit kepala, mudah marah.
Rasa nyeri ini tidak menyebabkan sulit hamil, namun kondisi ini memang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri ini pun biasanya juga akan berkurang seiring dengan meningkatnya usia seseorang.
Nyeri haid sekunder
Rasa nyeri ini terjadi karena adanya gangguan dalam saluran reproduksi. Nyeri haid inilah yang harus diwaspadai.
Berbeda dengan nyeri primer yang muncul begitu seorang wanita mendapat menstruasi pertamanya, gangguan menstruasi ini justru muncul setelah beberapa tahun wanita mendapatkan menstruasi pertamanya.
Rasa nyeri sekunder juga tidak akan berkurang meski seiring bertambahnya usia seseorang. Nyeri yang dirasakan biasanya juga terasa lebih lama; misalkan rasa nyeri ini telah ada beberapa hari sebelum menstruasi datang, dan terus berlangsung hingga menstruasi berakhir.
Ada tiga penyebab umum nyeri haid sekunder, yaitu
1. Endometriosis – Pada kondisi ini, lapisan tipis endometrium yang seharusnya berada dalam rahim, tumbuh diluar uterus, misalkan pada tuba falopi, indung telur (ovarium), belakang uterus, atau malah di kandung kemih.
Seperti lapisan yang di dalam rahim, lapisan endometriosis yang ada di luar rahim juga bisa pecah dan mengeluarkan darah, sebagai reaksi dari perubahan hormon.
Pendarahan inilah yang memicu adanya rasa sakit terutama saat-saat menjelang menstruasi. Jaringan bekas luka, biasa disebut adhesions, juga bisa terbentuk di dalam rongga panggul dimana pendarahan terjadi. Adhesions ini dapat menyebabkan organ tubuh saling menempel dan memicu rasa nyeri yang berlebih.
2. Ademyosis – lapisan endometriosis yang seharusnya hanya menempel pada rahim, tumbuh dan menembus dinding rahim.
3. Fibroids – tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim akan menimbulkan rasa nyeri yang berlebih.
Jadi, bila saat ini Bunda merasakan tanda-tanda nyeri sekunder (rasa yang dirasakan tidak berangsur menghilang, malah semakin kuat hingga menstruasi berakhir), sebaiknya segeralah berkonsultasi pada dokter.
Bila rasa sakit yang dirasakan terjadi karena adanya masalah pada saluran reproduksi, gangguan tersebut akan segera tertangani sebelum kondisinya memburuk.
Semoga informasi diatas tidak akan menyebabkan Bunda cemas akan nyeri haid yang sering dirasakan.
Baca juga:
Nyeri haid tidak normal bisa menjadi gejala penyakit serius, waspadai gejalanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.