Di tengah mobilitas manusia yang kian tinggi, pernahkah terbersit dalam benak Parents: lebih baik beli rumah atau apartemen, ya?
Berbicara mengenai pembelian rumah, tak bisa dipungkiri bahwa biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Ada deretan biaya yang perlu disiapkan antara lain booking fee, biaya akta notaris, PPN (Pajak Pertambahan Nilai), pajak penghasilan (PPh), hingga biaya KPR dari Bank serta PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) ataupun PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah).
Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengikuti POPZ Online Class bertajuk ‘Siapkan Anggaran Rumah Impian’. Kala itu, seorang Senior Consultant ZAP Finance Aristriany (Tia), ST, CFP, QWP, memaparkan bahwa semua orang memiliki preferensi saat memutuskan memiliki rumah tinggal.
Ada orang yang lebih memilih rumah tapak sendiri, tetapi tak sedikit juga yang memilih menyewa atau menghuni apartemen. Tidak ada yang salah, kok, tetapi membeli rumah sendiri dan tinggal di apartemen memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Artikel terkait: Bumil, Ini 5 Pilihan Produk Asuransi Melahirkan Beserta Segala Keuntungannya
Beli Rumah atau Apartemen?
Hidup selalu dinamis, tak terkecuali kediaman yang semakin variatif. Kalau dahulu hunian hanya sebatas rumah, kini apartemen juga menjadi pilihan. Apartemen hadir sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan tempat tinggal di area padat, contohnya Jakarta.
Faktanya, hasil riset yang diadakan oleh Euromonitor International menemukan bahwa dengan kepadatan penduduk 14.000 per kilometer persegi, Jakarta diprediksi akan menjadi salah satu kota terpadat di dunia pada 2030 mendatang.
Tak heran, konsep bermukim di hunian vertikal alias apartemen menjadi hal yang populer di pasar properti. Mengutip laman Kompas, tingkat penjualan atau serapan apartemen mewah di Jakarta per Semester I-2019 mencapai 96,4 persen atau 3.983 unit dari total pasokan eksisting 4.131 unit.
Artikel terkait: DP Rumah 0 Persen Mulai 1 Maret 2021, Serta Simulasi Kredit Tenor 5-30 Tahun
Terlepas dari apa pilihan Anda, beberapa poin ini bisa menjadi pertimbangan.
1. Biaya
Jika Anda memilih rumah, dana yang harus disiapkan akan sangat berdampak terhadap anggaran bulanan nantinya. Selain menyiapkan dana untuk membeli secara cash maupun kredit, ada biaya lain yang harus menjadi perhatian, antara lain:
- Biaya pajak;
- Ppn 10% bagi calon pembeli yang membeli hunian di developer;
- BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) untuk harga rumah di atas 20 miliar sebesar 5%. Rumusnya yaitu nilai jual dikurangi nilai tidak kena pajak (80 juta rupiah di Indonesia) dikalikan 5 persen;
- Biaya notaris untuk mengcover AJB (Akta Jual Beli Tanah) dan balik nama sebesar 1-2% yang menjadi tanggungan bersama penjual;
- Fee untuk agent apabila Parents ditemani agen ketika sedang mencari rumah;
- Biaya KPR 2% di luar asuransi rumah; dan
- Biaya debitur
Jangan lupakan nanti akan ada biaya ekstra meliputi cicilan setiap bulan, uang listrik, keamanan, bantuan jasa asisten rumah tangga. Lalu pajak tahunan, cost perbaikan andai kata ada yang rusak, juga renovasi jika ada fasilitas yang mau ditambah di rumah.
Sebaliknya, apartemen cenderung memiliki biaya hidup terjangkau. Hal ini disebabkan apartemen memang sudah disediakan di tengah kota dan berdampingan dengan fasilitas umum. Keuntungan lain, biaya sewa apartemen juga lebih terjangkau dan tidak membutuhkan biaya perawatan mahal jika dibandingkan rumah tapak.
2. Lokasi
Lokasi menjadi pertimbangan lain yang harus menjadi perhatian. Terlebih, keterbatasan lahan membuat calon pembeli semakin sulit memperoleh lokasi strategis. Kalaupun ada, harganya pasti sudah melambung tinggi.
Belum lagi, Anda harus mendiskusikan dengan pasangan dan anak terkait lokasi rumah. Apakah rumah pilihan dekat lokasinya untuk menjangkau kantor, sekolah, dan fasilitas kesehatan yang amat krusial.
Berbeda dengan apartemen, yang kerap hadir di lokasi yang memang strategis tetapi dengan harga terjangkau. Serta, apartemen yang didirikan biasanya telah terintegrasi dengan fasilitas transportasi umum mumpuni seperti Trans Jakarta atau KRL Commuter Line sehingga lebih fleksibel.
Artikel terkait: Tertarik Beli Rumah Pakai Kredit Syariah? Ini Bedanya dengan KPR Konvensional
3. Kepemilikan Unit
Saat membeli rumah tapak, umumnya Anda akan mendapat Sertifikat Hak Milik (SHM) yang berlaku selamanya. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan dapat ditentukan dalam durasi waktu yang Anda mau. Beda ceritanya dengan apartemen yang status kepemilikannya sedikit lebih kompleks sehingga kerap membingungkan.
Dilihat dari statusnya, kendati dibangun diatas tanah berstatus hak milik, tetap statusnya adalah strata title (SHMSRS: Satuan Hak Milik Satuan Rumah Susun). Dengan kata lain, apartemen merupakan hak kepemilikan bersama atas komplek bangunan yang terdiri dari hak eksklusif atas ruang pribadi dan hak bersama atas ruang publik.
Pemilik apartemen hanya mendapat Hak Guna Bangunan dengan masa berlaku mencapai 20 tahun. Jika penghuni ingin memperpanjang kepemilikan, maka membutuhkan biaya dalam mengurusnya.
4. Faktor Pemeliharaan, Keamanan, dan Kenyamanan
Nilai plus akan dirasakan bagi keluarga yang bermukim di apartemen. Bagaimana tidak, penghuni berhak menikmati fasilitas dalam apartemen yang terbilang mewah.
Sebut saja pemeliharaan unit, kebutuhan air dan listrik yang langsung ditangani pengembang. Dari sisi keamanan, apartemen juga menggunakan sistem canggih dan tenaga profesional. Kenyamanan penghuni apartemen juga ditunjang oleh fasilitas seperti ATM center, pasar swalayan, kolam renang, pusat kebugaran, lapangan tenis, spa atau sauna, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, perlu diingat terkadang ada sejumlah biaya yang harus dirogoh jika ingin menikmati fasilitas tersebut. Tak jarang, fasilitas ini tergolong mahal jika dikalkulasi per tahunnya. Hal ini berbeda jika Anda melakukannya secara mandiri di rumah pribadi.
5. Investasi
Nilai investasi menjadi aspek krusial lain yang Anda pertimbangkan. Baik pilihannya rumah pribadi maupun apartemen, nilai investasi sudah pasti terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan beli rumah atau apartemen, tanyakan dulu pada diri Anda: fungsinya sebagai hunian atau investasi?
Rumah hunian yang berniat diinvestasikan di masa mendatang pastinya harus dirawat dengan baik. Perawatan mumpuni akan membuat nilainya tinggi jika ingin dijual di masa depan.
Setali tiga uang, apartemen juga dapat menghasilkan passive income apalagi jika letaknya di tempat strategis. Apartemen bisa disewakan, baik itu bulanan maupun tahunan sehingga bisa menguntungkan.
Mana yang jadi pilihan Anda nantinya, beli rumah atau apartemen, sesuaikan dengan kondisi finansial dan kebutuhan keluarga, ya, Parents!
Baca juga:
id.theasianparent.com/punya-rumah-sendiri
id.theasianparent.com/biaya-beli-rumah
id.theasianparent.com/beli-rumah-saat-pandemi