Bayi Tidak BAB Setelah MPASI Pertama, Kapan Perlu Merasa Khawatir? Ini Kata Dokter
Bunda perlu mencermati bahan yang digunakan untuk MPASI dan pup bayi
Bayi tidak BAB setelah MPASI pertama adalah hal yang sering membuat Bunda cemas.
Kadang, bayi menjadi jarang BAB setelah dikenalkan makanan padat.
Apakah ini normal atau berbahaya?
Gulir terus artikel ini untuk menemukan jawabannya.
Artikel terkait: MPASI Pertama Bayi, Tunggal atau 4 Bintang? Ini Pendapat Dokter!
Apa Penyebab Bayi Tidak BAB setelah MPASI Pertama?
Saat pertamakali mengenalkan MPASI pada bayi, Bunda akan menemui beberapa hal.
Di antaranya bayi susah BAB, tidak BAB selama berhari-hari, atau kotoran bayi lebih keras dari sebelumnya.
Dr Melisa Anggraeni, Mbiomed, SpA dari RS Siloam Lippo Cikarang mengatakan, “Usus bayi masih masih beradaptasi dari konsumsi ASI semata dan kemudian dikenalkan pada MPASI. Jadi hal ini termasuk wajar.”
Sebab itulah, disarankan agar orang tua tidak hanya memerhatikan kandungan dalam menu MPASI yang dipilih, namun juga kotoran si bayi.
Hal ini untuk mengetahui apakah tubuh si kecil menerima kehadiran sumber makanan baru selain ASI atau tidak.
Artikel terkait: Bayi tidak BAB berhari-hari, apa yang harus Parents lakukan?
Bila terjadi sembelit pada bayi, biasanya disebabkan oleh alergi pada makanan tertentu atau adanya gangguan pada saluran pencernaan.
Dokter Melissa menyarankan untuk memberikan bubur buah pir dan plum, serta pemberian air putih untuk mengurangi gejala bayi yang tidak BAB selama berhari-hari setelah dikenalkan pada MPASI.
Dr. Aditya Suryansyah seorang pakar kesehatan anak di RSAB Harapan Kita mengatakan, bahwa bayi tidak BAB setelah MPASI pertama atau malah diare, itu merupakan hal wajar.
Tubuh anak masih menyesuaikan diri dengan tekstur dan kandungan dari makanan selain ASI.
“Selama anak tetap aktif, tidak mengalami dehidrasi, MPASI bisa diteruskan. Dan, selama BAB si Kecil tetap mengeluarkan ampas,” paparnya.
Perubahan yang Terjadi pada Kotoran Bayi setelah MPASI
Dr. Melissa menjelaskan, bentuk kotoran bayi juga akan mengalami perubahan.
Semua ini dipengaruhi oleh asupan makanan yang masuk ke tubuhnya.
Bila bayi masih ASI eksklusif tanpa tambahan makanan apa pun, kotorannya akan encer.
Kemudian saat dikenalkan dengan MPASI pertama, kotorannya akan berubah tekstur menjadi agak kental seperti pasta.
Lalu lama kelamaan akan mengeras seperti kotoran orang dewasa.
Namun, apabila kotoran bayi berubah menjadi keras secara tiba-tiba, atau bayi tidak BAB setelah MPASI selama lebih dari 5 hari, segeralah hubungi dokter.
Hal ini juga berlaku jika bayi mengalami diare saat MPASI pertama dikenalkan.
Warna kotoran bayi juga akan menyesuaikan makanannya. Contohnya, dia baru saja diberi makan bubur buah naga campur ASI, kemungkinan kotorannya akan berwarna merah.
Bila kotoran bayi mengandung lendir, atau berair, hal ini perlu diwaspadai. Bila terjadi, sebaiknya segera konsultasikan kondisi kesehatan si kecil pada dokter.
Artikel terkait: Warna BAB pada Bayi Setelah Lahir, Mana yang Normal dan Tidak?
Apa Tanda-tanda Sembelit pada Bayi?
Bayi biasanya buang air besar sebanyak 28 kali per minggu, dengan rata-rata dua atau tiga kali setiap hari.
Ketika pertama kali dikenalkan pada MPASI, kemungkinan bayi akan mengalami kesulitan BAB.
Atau kotorannya berubah menjadi lebih kental dan keras.
Jika BAB terlalu keras, atau bayi menahan BAB dan mulai rewel, bisa jadi ia mengalami sembelit.
Berikut ini beberapa tandanya:
- Frekuensi BAB bayi berkurang
- Bayi mengejan atau mendorong lebih keras dari biasanya ketika sedang BAB
- Kotoran bayi keras dan kering.
Cara Tepat Menangani Bayi Tidak BAB setelah MPASI
Bagi bayi yang baru pertamakali diberi MPASI, cobalah menggunakan perasan buah pir, plum atau apel.
Cairan dari kedua buah ini bisa membantu kotoran menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
Pastikan bayi mendapat cukup cairan dari ASI atau susu formula, dan konsumsi air putih yang disesuaikan dengan usianya.
Memberikan cairan yang berasal dari buah yang mengandung banyak air juga bisa memenuhi kebutuhan cairan tubuh bayi.
Seperti semangka, buah naga, dan melon.
Mencegah bayi sembelit bisa dilakukan dengan mengenalkan variasi makanan, asupan cairan yang cukup dan membantu bayi tetap aktif sepanjang hari.
Selain menu MPASI dan kotoran bayi, konsumsi makanan ibu juga harus diperhatikan. Karena semua makanan yang ibu konsumsi, akan mengalir ke tubuh bayi lewat ASI.
Bila tubuh bayi menolak kandungan makanan tersebut, bisa menyebabkan sembelit.
Oleh sebab itu disarankan agar ibu menyusui banyak mengonsumsi buah, sayuran dan makanan berserat agar BAB si kecil juga lancar.
Semoga bermanfaat.
Gerber
www.gerber.com/faqs
Baca juga:
Bayi Tidak BAB Berhari-hari, Apa yang Harus Parents Lakukan?
Sembelit pada Bayi: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya