Tips Lengkap Kurangi Risiko Bayi Meninggal di Crib atau Seranjang dengan Orangtua

Menidurkan bayi di crib atau bersama Bunda? Simak tips aman tentang tempat tidur bayi!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah bayi lahir, sebaiknya ia ditidurkan di mana? Ada yang mengatakan tidur bersama ibunya saja, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa tidur di crib atau boks bayi itu lebih baik. Keduanya menimbulkan pro dan kontra karena sama-sama pernah ada kasus bayi meninggal di crib atau saat seranjang dengan orangtuanya.

Untuk mengetahui mana yang lebih baik bagi Anda, yuk simak penjelasannya di bawah ini.  

Tips Lengkap! Kurangi Risiko Bayi Meninggal di Crib atau Saat Seranjang dengan Anda

Pilih yang Mana: Menidurkan Bayi di Crib atau Bersama Ibu?

 

Masih sangat jarang orangtua di Indonesia yang membiarkan bayinya yang baru lahir tidur di crib atau baby box. Mereka pasti akan memilih mengajak si bayi tidur bersamanya. Alasan terbesarnya karena ruang gerak pascapersalinan masih terbatas dan untuk memudahkan ibu menyusui si bayi juga. Tapi ada juga beberapa ibu yang memilih menidurkan bayinya di boks bayi agar ibu lebih leluasa beristirahat di kasurnya.

Namun ternyata, kebiasaan mengajak bayi tidur bersama ibu di tempat tidurnya sering menyebabkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) pada bayi. SIDS adalah kematian mendadak pada bayi di usia kurang dari 1 tahun tanpa ditandai gejala apa pun dan umumnya terjadi karena bayi tidak bernapas.

Tapi menurut Halodoc, penyebabnya bisa juga dipengaruhi oleh kebiasaan buruk ibu sebelum dan sesudah melahirkan –seperti merokok atau minum minuman beralkohol, riwayat kesehatan ibu dan bayi (berkaitan dengan masalah pernapasan), masalah saat persalinan (prematur), atau faktor lingkungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, hal yang paling berkaitan dengan tempat tidur ini adalah kebiasaan bayi tidur bersama orangtuanya. Saat tidur bersama orangtua, bayi berisiko mengalami ini:

  • Terhimpit antara bantal dan dinding
  • Tergencet tubuh ibu/ayah saat mereka tak sadar mengubah posisi tidurnya.
  • Tertimpa benda-benda yang ada di kasur, seperti batal, guling atau selimut yang tak sengaja bergeser atau dipindahkan orangtuanya.
  • Terjatuh karena tidak sengaja terdorong, atau bayi bergerak ke pinggir. 

Artikel terkait: “Anakku Tidak Pernah Kembali dari Tempat Penitipan,” Curhat Ibu yang Bayinya Mengalami SIDS

Penyebab Bayi Meninggal di Crib

Melihat penjelasan di atas, mengenai risiko yang ditimbulkan jika bayi tidur bersama orangtuanya, ini seperti membenarkan bahwa bayi lebih aman tidur di ranjang yang terpisah dari orangtuanya. Tapi faktanya, bayi yang meninggal di crib saat sedang tertidur juga banyak terjadi, lho Bunda.

Bayi meninggal di crib (crib death), menurut Mayo Clinic, terkait dengan cacat di bagian otak bayi yang mengontrol pernapasan dan bangun dari tidur. Selain itu, faktor lingkungan di sekitar bayi saat ia tertidur pun bisa menyebabkan bayi rentan mengalami SIDS. Misalnya, kondisi di dalam crib yang pengap (saluran udara tidak baik), atau wajah anak tidak sengaja tertutup selimut atau pakaiannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jadi, kembali ditegaskan Alodokter, penyebab bayi mengalami SIDS bukan karena tidur dengan orangtuanya atau di crib, melainkan masalah kesehatan si bayi –yang belum terdeteksi orangtuanya- dan lingkungan.

Mengurangi Risiko Bayi Meninggal di Crib

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), di 2015 ada 3.700 bayi meninggal dunia di AS akibat SIDS di mana beberapa di antaranya dikaitkan dengan boks bayi. Yaitu:

  • 15 persen bayi cidera karena jatuh dan terbentur pagar crib.
  • 6 persen bayi cidera karena terjepit pagar boks.
  • 1 persen bayi meninggal di crib karena karena terjepit.
  • Beberapa mengalami memar dan tergores di dalam boks mereka.

Untuk mengurangi risiko bayi meninggal di crib ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan orangtua. Berikut ini rangkumannya dari Hello Sehat:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Tidurkan bayi dalam posisi telentang. Hindari memposisikan bayi tengkurap saat ia tertidur, sekalipun ia sudah bisa membalikkan badannya sendiri.
  2. Pilih kasur yang padat, datar, dan gunakan seprai untuk mencegah tubuh bayi ‘tenggelam’ ke dalam kasur mengalami masalah pernapasan lalu SIDS.
  3. Tempatkan crib di kamar Anda, kalau bisa tepat di samping ranjang untuk memudahkan Anda memantau atau memeriksa bayi saat ia tidur.
  4. Hindari mengisi boks bayi dengan selimut, mainan, bantal-bantal, atau boneka. Jika bayi sudah bisa bergerak, ia akan menggunakan benda-benda itu untuk memanjat boks dan terjatuh.
  5. Tidak perlu memakaikan topi pada kepala bayi yang tidur di dalam crib. Topi bisa membuat bayi kepanasan atau terlepas dan menutupi wajahnya.
  6. Jauhkan boks bayi dari jendela. Sinar matahari dan angin bisa membuatnya merasa tidak nyaman. Jauhkan juga boksnya dari gorden atau tirai yang panjang yang memungkinkan ia menarik atau stik gorden lepas dan menimpanya.

Artikel terkait: Salah posisi berisiko SIDS, ini posisi tidur yang aman untuk bayi!

Stop Menggunakan Crib Bumper

Di Amerika Serikat sudah ada banyak kasus bayi meninggal yang disebabkan penggunaan crib bumper. Crib bumper adalah pelindung sisi tempat tidur bayi yang terbuat dari pads atau bantalan lembut. Tujuan awalnya adalah untuk melindungi bayi dari benturan. Namun, oleh karena bantalan justru mem-block aliran udara di dalam boks bayi sehingga menyebabkan banyak bayi sesak napas dan meninggal.

Consumer Product Safety Commission (CPSC), badan federal di Amerika Serikat yang bertugas mengatur peredaran produk, sudah bulat untuk melarang penjualan crib bumper yang tidak memenuhi persyaratan aliran udara. Tetapi, seperti melansir laman Little Things, aturan itu tidak memuaskan para orangtua.

Banyak dari mereka yang kemudian berjuang agar undang-undang Safe Sleep Act turut melakukan pelarangan memproduksi, mendistribusikan, atau mengimpor crib bumper. RUU ini mendapat banyak dukungan, di antaranya American Academy of Pediatrics (AAP), Consumer Reports, dan Consumer Federation of America.

Sebelum Membeli Boks Bayi Lakukan Ini

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Siasati dengan menempelkan crib pada ranjang Anda.

Meski tidak banyak juga yang akan dilakukannya, tapi tempat tidur ini nantinya akan menjadi tempat baginya mengeksplorasi dirinya. Boks bayi ini bisa jadi tempat yang aman sekaligus berbahaya bagi bayi, tergantung dari cara Anda memilihnya. Jadi sebelum sepakat membeli, teliti dulu kondisi dan kualitas boks bayi Anda.

  • Belilah produk yang sudah SNI, bukan dari mahal atau murahnya. Mahal tidak menjamin keamanannya.
  • Desain sederhana. Hindari boks bayi dengan fitur pagar untuk menghindari anak membuka atau menutupnya. Jarak anak pagar juga jangan terlalu renggang agar tidak ada anggota tubuhnya keluar. Misalnya, kepala bayi masuk dan terjebak di antara anak pagar.
  • Sesuaikan ukuran dengan pertumbuhan bayi, tidak terlalu sempit atau luas juga. American Academy of Pediatrics menyarankan, tinggi ideal pagar boks bayi sekitar 50-60 cm.
  • Jangan yang berbahan kayu karena biasanya teksturnya kasar dan sewaktu-waktu mengeluarkan getah. Perhatikan kondisi boks bayi secara keseluruhan, apakah catnya terkelupas atau tidak, atau sekrupnya longgar atau hilang.
  • Perhatikan Kasur/matras boks. Beli boks yang sudah sepaket dengan Kasur atau matrasnya agar ukurannya pas. Selain itu, pilih kasur yang tidak terlalu empuk.

Artikel terkait: Bedong Bayi dan Risiko SIDS (Kematian Mendadak pada Bayi)

Tips Aman Tidur Bersama Bayi

Mother and son sleeping on bed. Young woman with a newborn baby boy in the bed at home.

Jika Anda ingin tidur dengan baik, lakukan cara yang direkomendasikan Hello Sehat berikut ini:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tidur posisi C. Tidur menghadap ke bayi, letakkan salah satu tangan di atas kepala Anda dan kaki Anda mendekati bawah kaki bayi.
  • Jauhkan dari asap rokok. Beberapa penelitian menunjukkan, bayi yang tidur dengan orangtua perokok atau sedang merokok meningkatkan risiko bayi SIDS.
  • Jauhkan benda-benda seperti bantal, selimut, atau lainnya untuk menurunkan risiko jalan napas bayi tertutup, seperti tertindi bantal atau terlilit selimut. Bila ingin menggunakan selimut, pilih bahan selimut yang ringan dan selimuti bayi dari poisisi pinggang hingga ke kakinya.
  • Permukaan tempat tidur datar, jangan di sofa atau semacamnya. Jika takut bayi terjatuh dari ranjang, tempatkan kasur pada lantai. Jika ranjang merapat ke dinding, beri penghalang bantal antara bayi dan tembok.
  • Pilih pakaian yang nyaman pada anak dengan menyesuaikan suhu lingkungan.

Nah, sekarang Anda sudah lebih mengerti apa yang menjadi penyebab bayi meninggal di crib. Mudah-mudahan artikel ini membantu Anda dalam menentukan bagaimana bayi tidur selanjutnya.

****

Baca juga:

Pola Tidur Bayi 1 Bulan Berbeda dari Bayi 2 atau 3 Bulan, Ini yang Perlu Diperhatikan

Bayi kelelahan dan jadi susah tidur? Ini cara mengatasinya

Bayi Susah Tidur: Cara Mengatasi Bayi yang Tidak Tidur Teratur