Macrosomia ‘janin makrosomia’ alias bayi besar dalam kandungan dapat terjadi pada beberapa kehamilan. Birth Injury Guide menyebutkan makrosomia merupakan kondisi di mana bayi luar biasa besar untuk usia kehamilan.
Mengapa hal ini terjadi?
Sebelum mengulasnya lebih lanjut, penting untuk diketahui bahwa makrosomia dapat menyebabkan sejumlah risiko, termasuk cedera kelahiran dan komplikasi medis yang mengancam jiwa.
Hal ini pun ditegaskan oleh dr. Yusfa Rasyid SpOG dari RS. YPK Mandiri bahwa bayi besar dalam kandungan bisa sangat berisiko. “Bisa berisiko adanya kelainan bawaan. Satu hal yang paling berat adalah sudden death, tiba-tiba saja janin meninggal dalam kandungan,” paparnya
Ditambahkan dr. Yusfa, risiko lainnya adala cedera pada bayi. Hal ini dikarenakan bahu bayi yang terjebak di bawah tulang panggul ibu selama persalinan dapat menyebabkan kerusakan saraf pada bahu, lengan, dan leher bayi. Faktanya 2-16% bayi yang memiliki distosia bahu mengalami kerusakan saraf.
“Saat persalinan pada bayi yang beratnya kurang dari 4 kg, lingkar kepala lebih besar dari lingkar bahu. Sehingga kalau kepala sudah lahir, pasti bahu bayi dapat dilahirkan dengan risiko cedera pada bayi dan ibu yang kecil. Pada janin yang lebih dari 4 kg, lingkar bahunya lebih besar dari kepala, jadi begitu kepala dilahirkan normal bisa bisa bahunya nyangkut,kepalanya geleng geleng saja di luar,” tambahnya lagi.
Oleh karena itu, dr. Yusfa menjelaskan untuk mengeluarkan bagian bahu, ada beberapa manufer dilakukan dengan episiotomi luas (cedera pada ibu besar) atau memutar dan mematahkan tulang bahu si bayi, karena tidak ada jalan lain bayi harus lahir dari bawah karena kepala sudah lahir, tidak bisa kemudian diputuskan sesar.
“Akibatnya cedera pada bayi juga amat besar dan bisa berakhir dengan kematian janin, pendarahan ibu, atau lepasnya tulang simpisis,” tambahnya.
Setidaknya, ada beberapa tanda-tanda, penyebab, perawatan, hingga upaya pencegahan memiliki bayi besar di dalam kandungan.
Penyebab bayi besar dalam kandungan
Kebanyakan dokter menganggap makrosomia sebagai berat lahir lebih dari 4000 gram atau 4 kilogram. Sebenarnya ada banyak hal yang dapat memengaruhi ukuran dan berat bayi, termasuk berat badan Bunda, kondisi kesehatan, termasuk faktor genetika.
Menurut Carol L. Archie, M.D. dari University of California di Los Angeles School of Medicine, diabetes ibu dan obesitas dapat menyebabkan makrosomia karena bayi biasanya menerima terlalu banyak nutrisi.
“Orangtua besar sering memiliki bayi besar, tetapi kadang-kadang bayi luar biasa besar karena ibunya mengalami obesitas atau menderita diabetes gestasional selama kehamilannya yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati,” kata Dr. Archie.
Selain itu, peluang lebih akan lebih besar memiliki bayi besar bisa terjadi pada kondisi di bawah ini :
- Memiliki gula darah tinggi. Anda lebih mungkin memiliki bayi besar jika Anda menderita diabetes sebelum hamil atau mengembangkan diabetes gestasional saat Anda sedang hamil.
- Pernah memiliki bayi besar sebelumnya. Jika Anda sudah memiliki anak yang lahir besar, peluang untuk memiliki anak dengan berat yang besar pun akan lebih tinggi.
- Kelebihan berat badan sebelum hamil. Anda cenderung memiliki bayi besar jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil.
- Berat badan bertambah banyak selama kehamilan. Apa yang Anda makan selama kehamilan dan berapa banyak berat badan yang didapatkan dapat memengaruhi berat lahir bayi Anda.
- Sudah hamil beberapa kali. Tidak selalu demikian, tetapi secara umum, semakin banyak bayi yang dimiliki, semakin besar kecenderungan mereka kemungkinan janin di dalam kandungan memiliki berat yang besar.
- Mengandung anak laki-laki. Anak laki-laki biasanya memiliki berat badan sedikit lebih banyak daripada anak perempuan, dan bayi yang lebih besar seringkali laki-laki.
- Berkulit putih atau hispanik. Etnisitas Anda dapat berdampak pada ukuran bayi Anda. Ibu Kaukasia dan Hispanik cenderung memiliki bayi lebih besar daripada ibu dari latar belakang lain.
- Melewati batas waktu kehamilan. Berat bayi tentu akan terus bertambah saat mereka berada di dalam rahim. Jadi, semakin lama kehamilan, hingga berlanjut di atas 40 minggu, semakin besar risikonya.
- Riwayat keluarga bayi besar. Terkadang berat badan bayi yang besar bersifat genetik. Jika Anda atau pasangan berasal dari keluarga bayi besar, maka dapat mewariskan gen itu kepada anak. Jika Anda sendiri yang besar, maka Anda memiliki peluang lebih besar untuk memiliki bayi yang besar.
- Berusia lanjut. Anda cenderung memiliki bayi besar jika Anda hamil di atas usia 35 tahun.
Tanda-tanda memiliki bayi besar dalam kandungan
Sayangnya, makrosomia janin sering sulit dideteksi selama kehamilan, tetapi ada beberapa tes yang dapat dilakukan yang menunjukkan apakah ada gejala dan tanda-tanda bayi yang luar biasa besar, termasuk:
- Cairan ketuban berlebih: Selama kunjungan prenatal, dokter dapat mengukur cairan ketuban melalui ultrasound. Jumlah cairan ketuban yang berlebihan dapat menunjukkan bahwa bayi lebih besar dari ukuran yang diharapkan. Bayi yang lebih besar cenderung buang air kecil lebih banyak, yang mengarah ke jumlah cairan ketuban yang lebih tinggi.
- Tinggi fundal: Selama kunjungan prenatal, dokter juga dapat mengukur jarak tulang panggul wanita pregant ke uterus. Dikenal sebagai pengukuran tinggi fundus, ini memberi dokter pemahaman yang lebih baik tentang seberapa besar bayi itu.
- Merasakan perut: Dokter atau bidan akan menggerakkan tangannya di sepanjang perut Anda untuk merasakan ukuran dan posisi bayi.
- Memantau berat badan: Dokter akan melacak kenaikan berat badan Anda dan berbicara kepada Anda tentang diet Anda sejak obesitas, dan kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan dapat menyebabkan bayi yang lebih besar.
- Melihat ultrasonografi: Ultrasonografi dapat mengukur ukuran kepala bayi, sekitar perut, dan panjang tulang paha di kaki bagian atas. Pengukuran ini digunakan untuk memprediksi berat bayi.
Cara mengatasi bayi besar dalam kandungan
Dipaparkan oleh dr. Yusfa, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi besar, mulai dari faktor keturunan, kenaikan berat badan ibu yang berlebihan, serta yang tersering karena diabetes gestasional, atau diabetes dalam kehamilan.
Jika makrosomia janin disebabkan oleh diabetes gestasional, dokter akan bekerja sama untuk memastikan Bunda mengatur kadar gula darahnya. Ini dapat mencakup mengikuti rencana diet sehat dan melakukan olahraga yang aman.
Walaupun melahirkan secara normal tidak mungkin dilakukan bagi ibu dengan bayi besar, operasi caesar, dalam banyak kasus, merupakan cara terbaik. Meskipun operasi caesar memiliki risiko dan komplikasinya sendiri, akan jauh lebih aman dibandingkan melahirkan normal.
Sebagai contoh, operasi caesar akan menghilangkan kemungkinan cedera lahir yang disebabkan oleh alat bantu kelahiran serta cedera seperti distosia bahu dan tulang selangka yang patah.
Referensi: Birth Injury Guide, Verywellfamily, Mayo Clinic
Baca juga:
Usia kehamilan 1 minggu, seberapa besar ukuran janin?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.