Bayi Belajar Jalan Sering Jatuh Terduduk, Bahayakah? Ini Penjelasannya

Bayi yang sering jatuh terduduk saat belajar jalan bisa menyebabkan masalah serius. Apa saja dampaknya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat si kecil mulai berjalan, pastinya Bunda merasa haru sekaligus antusias. Bayi ketika lahir tampak tak berdaya itu, kini semakin lincah menjelajahi dunia di sekelilingnya. Namun, bagaimana jika bayi belajar jalan sering jatuh terduduk?

Sebenarnya, sangat wajar, kok, jika Bunda merasa cemas ketika mendapati si kecil terjatuh. Memang begitulah naluri seorang ibu yang selalu ingin melindungi buah hatinya.

Akan tetapi, Bunda juga perlu menyadari betul bahwa terjatuh adalah hal yang niscaya terjadi. Ini merupakan bagian dari proses belajar bayi

Hanya saja, jika frekuensi jatuh si kecil terlalu sering, maka perlu mendapat perhatian lebih. Kali ini, yuk, cari tahu apa saja yang perlu Bunda perhatikan saat bayi mulai belajar jalan dan tips meminimalisasi insiden jatuh.

Fase Berjalan dan Merangkak pada Bayi

Saat si kecil belajar berjalan, tentu saja ini menjadi momen paling menyenangkan dan tak terlupakan bagi orang tua. Ada bahagia yang tak terungkapkan ketika melihat kaki mungilnya menapak selangkah demi selangkah.

Tahukah Bunda, sejak usia sangat muda, bayi memperkuat otot-ototnya secara bertahap. Lalu, perlahan-lahan ia bersiap untuk mengambil langkah pertamanya.

Pada dasarnya, sejak lahir bayi akan mengembangkan banyak keterampilan, termasuk keterampilan motorik kasar yang mencakup keseimbangan, koordinasi, berdiri, dan menopang berat tubuhnya dari satu kaki ke kaki lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setiap keterampilan baru pada bayi akan dibangun di atas keterampilan sebelumnya. Itulah sebabnya, penting bagi orang tua untuk senantiasa memastikan bahwa si kecil melalui fase demi fase tonggak perkembangan sesuai usianya.

Dimulai dari Kemampuan Duduk Sendiri

Sekitar usia 6 bulan, bayi mulai bisa duduk sendiri. Pada awalnya, ia tidak bisa duduk dengan stabil, si kecil mungkin akan jatuh ke samping. 

Seiring waktu, otot-otot penopang tubuh si kecil semakin kuat. Bayi pun akan bisa duduk lebih lama dan lebih stabil.

Bayi Mulai Belajar Merangkak di Usia 7-9 Bulan

Setelah sudah bisa duduk sendiri, bayi akan mengembangkan keterampilan lanjutan dengan otot tangan dan kakinya.  Si kecil awalnya akan belajar mengangkat dan menyeimbangkan tubuhnya sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di fase ini, Bunda akan sering mendapati si kecil tampak seperti melakukan push-up, ia berusaha menggoyangkan tubuhnya ke depan, tetapi tetap berada di tempat.

Jika sudah bisa merangkak, bayi biasanya memindahkan tubuhnya dari belakang ke depan dengan bertumpu pada telapak tangan dan lutut.

Meski terkadang, ada juga bayi yang merangkak ke arah samping atau malah merangkak mundur ke belakang. Sebagian lagi merangkak dengan mengandalkan kekuatan otot tangannya sambil menyeret bokong atau ngesot.

Bayi Belajar Berdiri di Usia 9

Saat usia 9 bulan, bayi biasanya sudah mulai belajar berdiri dengan bertumpu pada benda atau orang-orang di sekitarnya. Bunda biasanya akan sering mendapati si kecil mulai menarik diri ke atas dengan berpegang pada furnitur seperti sofa atau meja.

Agar kemampuan si kecil semakin terasah, Bunda perlu melakukan berbagai stimulasi. Misalnya, dengan cara meletakkan mainannya di atas sofa sehingga si kecil tertarik dan berusaha menggapainya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berjalan Merambat di Usia 9-12 Bulan

Di fase ini, si kecil mulai menunjukkan kemampuan berjalan secara perlahan sambil berpegangan pada furnitur. Bayi semakin tertarik menjelajahi ruangan di sekelilingnya, ia akan melangkahkan kakinya untuk bergeser dari posisi awal sambil memindahkan pegangannya dari satu benda ke benda lainnya.

Berjalan dan Berdiri Tanpa Bantuan di Usia 11-13 Bulan

Ini adalah momen yang pastinya sangat Bunda nantikan, di mana Bunda dapat melihat si kecil kesayangan mulai berjalan sendiri tanpa bantuan. Hanya saja perlu diingat, setiap anak mungkin akan melalui tonggak perkembangan yang berbeda, bisa jadi lebih cepat atau lambat.

Akan tetapi, apabila si kecil belum menunjukkan tanda-tanda bisa jalan saat usianya mencapai 18 bulan, Bunda perlu memeriksa kondisinya ke dokter anak, boleh jadi ia butuh terapi khusus.

Artikel terkait: Anak Terlambat Jalan Bisa Karena Kesalahan Orangtua

Bahayakah Bayi Belajar Jalan Sering Jatuh?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sangat normal dan alamiah jika bayi sering terjatuh saat ia baru belajar jalan. Pada tahap awal, si kecil belajar merencanakan gerakan, menemukan keseimbangan, dan mengeksplorasi kemandiriannya.

Saat si kecil sudah memiliki kemampuan yang lebih dalam mengendalikan tubuhnya, ia akan semakin mantap berjalan dengan stabil. Ia pun akan semakin jarang jatuh.

Kadang-kadang, si kecil kehilangan keseimbangannya karena kondisi tertentu yang membuat ia terjatuh. Misalnya, saat alas kaki yang ia gunakan tidak cukup nyaman, saat menjajaki permukaan dengan tinggi berbeda, atau ketika ia berusaha mengejar temannya saat bermain bersama. Ini semua adalah kondisi yang terbilang normal.

Akan tetapi, jika si kecil jatuh lebih dari 10 kali per hari dan tanpa kondisi yang melatarbelakanginya, sebaiknya bicarakan lebih jauh dengan dokter. Anak yang tidak mampu menyeimbangkan tubuh dengan baik terkadang merupakan tanda adanya gangguan koordinasi perkembangan.

Dampak Bayi Sering Jatuh Saat Belajar Berjalan

Jatuh adalah proses alamiah yang akan dialami bayi saat belajar berjalan. Si kecil akan terus melatih keseimbangannya hingga semakin jarang terjatuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski demikian, Bunda perlu memastikan bahwa lingkungan di sekitar bayi cukup aman. Sehingga beberapa dampak buruk jika bayi belajar jalan sering jatuh terduduk dapat diminimalkan.

1. Memar dan Terbentur

Meskipun jatuh saat bayi belajar jalan umumnya terbilang aman, tetapi lingkungan yang tidak kondusif bisa jadi menyebabkan efek yang tidak bisa dianggap sepele. Misalnya, bayi bisa memar dan terbentur mengenai benda-benda di sekitarnya.

2. Retak Tulang Ekor

Dalam kasus yang berat, jatuh terduduk yang mungkin dialami bayi atau balita bisa menyebabkan retaknya tulang ekor. Kondisi ini bisa ditandai dengan memar di area tulang ekor serta rasa sakit atau nyeri yang membuat si kecil terus menangis.

Jika demikian, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk penanganan lebih lanjut. Dengan perawatan yang baik, gejalanya bisa diatasi segera mungkin.

Artikel terkait: 5 Alat Bantu Jalan Bayi di 2022 yang Aman, Orangtua Masa Kini Wajib Punya

Tips Menangani Bayi yang Sering Jatuh

Setiap kali bayi akan mencapai tonggak perkembangan yang baru, ia selalu membutuhkan perhatian ekstra dari Ayah dan Bunda. Nah, untuk meminimalisasi risiko cedera pada bayi saat ia masih belajar berjalan, berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda terapkan di rumah.

1. Jangan Meninggalkan Bayi Tanpa Pengawasan

Untuk memastikan bayi terhindar dari efek buruk akibat terjatuh, jangan pernah meninggalkan bayi sendirian menjelajahi rumah. Bunda harus selalu ada di samping si kecil, atau paling tidak dalam jarak yang mudah dijangkau agar si kecil selalu bisa terpantau aman.

2. Pastikan Lantai Bersih dan Tidak Licin

Jaga agar area lantai dan juga tangga tetap bersih dan aman. Jauhkan anak dari benda-benda yang bisa mengotori lantai dan bisa membuat lantai jadi lebih licin, seperti cairan, bedak, atau tepung.

Perhatikan juga keamanan karpet di rumah. Bila perlu pasang selotip di dua sisinya, alas busa, atau bantalan karet di bawah alas karpet untuk menjaga posisinya tidak mudah bergeser.

3. Jangan Panik Saat si Kecil Jatuh

Ketika bayi jatuh selama ia belajar berjalan, kadang kala reaksi orang di sekitarlah yang membuatnya menangis. Jadi alih-alih panik dan berteriak, Bunda harus berusaha tetap tenang.

Berikan semangat kepada si kecil sembari membuatnya tetap merasa tenang. Bunda bisa mengatakan kalimat sederhana yang menguatkan si kecil seperti, “Enggak apa-apa jatuh, ayo jalan lagi, yuk!”

Artikel terkait: Baby walker dilarang oleh dokter anak, ini penjelasannya

4. Jauhkan Benda-Benda yang Berpotensi Membahayakan dari Jangkauan Anak

Saat belajar jalan, si kecil akan semakin senang mengeksplorasi berbagai hal di sekitarnya, termasuk ia akan berusaha menjangkau benda-benda yang ada di rumah.

Bunda perlu memastikan meja atau sofa bebas dari barang yang mungkin mencelakai si kecil. Pastikan juga sudut-sudut yang tajam diberi pelindung, tutup colokan listrik, serta buat semacam pintu pembatas di muka tangga.

5. Latih Anak Menggunakan Tangga dengan Aman

Penting juga untuk melatih si kecil untuk berpegangan pada pagar pembatas tangga. Ajari si kecil agar ia bisa berjalan dengan hati-hati menuruni setiap anak tangga satu per satu. Apabila di rumah ada hewan peliharaan, ajari anak untuk menjauh dari hewan tersebut saat berada di tangga.

Nah, itulah penjelasan seputar dampak buruk jika bayi belajar jalan sering jatuh terduduk dan tips mengatasinya. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

[Video] Ayah ini punya cara jenius bantu bayi belajar jalan

Wajarkah Bayi Jalan Jinjit? Ini yang Perlu Parents Ketahui!

Mengapa Si Kecil Sebaiknya Diajak Jalan-Jalan ke Tempat Umum?

Penulis

Titin Hatma