Cara menidurkan bayi ala nenek moyang
Para ibu dengan bayi yang baru berusia beberapa bulan pasti pernah merasakan sulitnya membuat bayi terlelap lebih lama agar mereka bisa melakukan aktivitas lain.
Asal tahu aja Bun, masalah semacam itu bukan hal merepotkan bagi masyarakat Dayak dan Banjar.
Dua suku asli Kalimantan ini punya cara menidurkan bayi yang unik dan dipercaya mampu membuat bayi tertidur lebih lama. Bapukung namanya.
Secara harafiah bapukung terbentuk dari kata ‘pukung’, yang artinya adalah posisi duduk dan leher diikat dengan kaki diatur seperti posisi bayi saat berada dalam kandungan.
“Wah apa nggak bahaya tuh?” Mungkin itulah yang pertama kali terlintas di benak Anda.
Beginilah cara menidurkan bayi ala masyarakat Dayak dan Banjar (sumber foto: akun FB My Media Hub).
Sampai saat ini belum jelas siapakah pihak yang memperkenalkan cara menidurkan bayi yang unik ini kepada Suku Dayak dan Banjar. Belum jelas juga siapakah suku yang pertama kali menyebarkan bapukung, Suku Dayak atau Suku Banjar?
Yang jelas, masyarakat dari kedua suku itu telah menerapkan cara menidurkan bayi bapukung sebagaimana diajarkan nenek moyang mereka ribuan tahun lalu.
Menurut penuturan salah seorang pembaca theAsianparent yang masih menerapkan bapukung, cara menidurkan bayi ini cukup ampuh.
Dengan dibapukung, bayi akan tertidur lebih lama sehingga ibu bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga.
Bayi juga akan merasa lebih hangat dan nyaman, bagaikan berada dalam rahim ibu lagi. Ia pun juga tidak akan mudah terbangun karena terkejut mendengar suara keras.
Sedangkan kita sama-sama tahu ‘kan kalau bayi yang cukup tidur akan memiliki perkembangan otak dan emosional yang lebih baik seiring dengan bertambahnya usia.
Dengan dibapukung bayi akan tidur lebih lama dan ibu bisa menyelesaikan pekerjaan rumah tangga (sumber foto: akun FB My Media Hub).
Sambil mengayun bayi yang dibapukung, para ibu biasanya melantunkan senandung pengantar tidur, cerita rakyat atau berdzikir dan membacakan shalawat Nabi (bagi yang beragama Islam).
Semua itu dilakukan dengan harapan agar si bayi kelak menjadi anak berbudi, patuh pada orangtua dan bersikap baik terhadap sesama.
Cara membapukung bayi
Menurut makalah Budaya Ayun Bapukung oleh Sukarno Al Farisy, hanya bayi yang berusia 3 bulan sampai 1 tahun sajalah yang bisa dibapukung. Pertama-tama para ibu harus menyiapkan buaian atau ayunan dari selendang atau kain yang cukup kuat dulu.
Ayunan ini bisa dikaitkan di bagian rumah yang kuat menahan beban berat tubuh bayi, namun cukup luas dan tidak menghalangi gerak maju mundur ayunan. Misalnya di bagian bawah kusen pintu ruangan yang ada di dalam rumah.
Kemudian bayi dimasukkan dalam ayunan dengan posisi berbaring. Sambil menahan bayi dengan kedua lututnya, ibu mendudukkan bayi dalam ayunan, kedua tangan bayi didekapkan di dadanya dan kedua kakinya diluruskan.
Lalu ibu mengikat bayi dengan sebuah selendang lain, mulai dari punggung hingga lehernya sambil membetulkan posisi telinga bayi yang terlipat.
Ikatan ini tidak terlalu kuat dan bayi diusahakan tetap bisa bernafas seperti biasa. Ikatan ini bertujuan untuk membatasi gerak bayi sehingga ia tidak jatuh dari ayunan. Hampir mirip dengan fungsi bedong.
Pembaca kami bilang, tidak semua ibu Dayak atau Banjar trampil membapukung bayi. Hanya mereka yang masih memegang teguh budaya sajalah yang paham akan manfaat bapukung dan bisa membapukung bayinya dengan sempurna.
Ibu, apakah Anda berminat mencobanya?
Semua foto dalam artikel ini diunduh dari laman Facebook My Media Hub.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.