Kasus balita tewas dianiaya oleh anggota keluarga kembali terjadi. Kali ini peristiwa naas tersebut terjadi pada balita dengan inisial DQ. Bocah usia dua tahun ini dibunuh oleh ibunya sendiri, Adriana Lulu Djami alias Ina (33).
Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (31/12/2019) siang. Begini kronologisnya, Parents.
Kronologis balita tewas dianiaya
Kejadian ini bermula saat si kecil buang air kecil di kasur. Melihat kejadian tersebut Ina pun naik darah, kemudian membenturkan kepala si kecil secara berulang kali.
Malam harinya, korban mengalami kondisi abnormal. Di mana si kecil mulai mengalami panas yang tinggi, hal ini pun membuat sang ibu, Ina sempat memberikan obat penurun panas.
Bukan membaik, kondisi si kecil keesokan harinya justru bertambah parah. Pada Rabu (01/01) Korban masih mengalami panas tinggi juga disertai kejang-kejang.
Artikel terkait : Selamatkan 3 anaknya saat banjir, seorang ayah meninggal di Tangerang
Sekitar pukul 16.00 WITA kondisi si kecil pun tak kunjung membaik, Ina sempat panik dan melakukan napas buatan. Namun sayang, kondisi si kecil pun tidak bisa diselamatkan.
Melihat anaknya sudah terkapar dan tak bernyawa, ia langsung menghubungi dan memberitahukan sang suami, Hendi (39). Sekitar pukul 6 sore waktu setempat, sang suami pun datang ke rumah. Suaminya kala itu berinisiatif menshalatkan jenazah korban.
Ina menggali kuburan buah hatinya sendiri
Sang suami menyuruh Ina untuk menguburkan jenazah korban di lokasi penghijauan Penfui. Sekitar 21.00 WITA Ina pun pergi ke lokasi untuk menyiapkan makam putrinya.
Ina menggali sendiri makam anaknya tersebut dengan besi dan serok dengan kedalaman sekitar 20 sentimeter. Setelah menggali dan menyiapkan makam si kecil, ia pun kembali ke rumah untuk membawa jenazah.
Menggunakan sepeda motor, DQ dibawa dengan digendong di depan, sekitar pukul 22.00 WITA oleh Ina. Di perjalanan menuju tempat tersebut, Ina ditangkap aparat TNI Angkatan Udara daerah Kupang.
Ia pun kemudian dibawa ke Kepolisian Resor Kupang Kota untuk diperiksa dan dimintai pertanggung jawaban.
balita dianiaya tewas
Sebelum penganiayaan terjadi
Saat ditelusuri lebih mendalam, rupanya sebelumnya Ina memang terlibat cekcok dengan suaminya. Kondisi dan permasalahan ekonomi ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.
Ia dan sang suami diketahui menikah secara siri, sudah sekitar 3 tahun lamanya. Tepatnya pada 25 Oktober 2016 keduanya menikah, Ina pun menjadi istri keduanya.
Pelaku mengaku mengalami depresi
Akibat perbuatannya ini ia diperiksa oleh Kepolisian Resor Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabid Humas Polda NTT Kombes Johannes Bangun mengatakan bahwa pelaku mengaku mengalami depresi.
Kini kasus tersebut masih dalam sejumlah pemeriksaan, polisi terus mendalami kasus dan memeriksa beberapa saksi.
Artikel terkait : Tertindih reruntuhan rumah saat banjir di Papua, bayi 5 bulan berhasil diselamatkan
Depresi pada ibu
Peristiwa ini tentu bisa mengingatkan bahwa depresi pada ibu memang bisa terjadi hingga berujung fatal. Faktanya, depresi tak hanya bisa terjadi pada ibu yang baru melahirkan saja, ternyata Postpartum Depression (PPD) juga bisa terjadi setelah bayi berusia lebih dari 1 tahun, bahkan setelah bayi disapih.
Penyebab pasti depresi ini masih belum benar-benar diketahui, namun para ahli meyakini adanya sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinnya. Beberapa kondisi ibu yang lebih rentan mengalaminya antara lain :
- Ibu sulit beradaptasi dengan kehadiran bayi.
- Memiliki riwayat gangguan psikologis, seperti depresi maupun gangguan kecemasan.
- Kondisi ASI belum keluar.
- Ibu yang mengalmi kesulitan dan kurang tidur.
- Menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Parents, perlu diketahui bahwa PPD ini berbeda dengan baby blues. Biasanya ibu yang mengalami baby blues masih akan bisa menjalani aktivitas keseharian walau masih sering merasa cemas.
Beberapa gejala PPD yang wajib diwaspadai antara lain :
- Sering menangis berlebihan.
- Sulit memiliki ikatan dengan bayi.
- Menarik diri dari lingkungan sosial.
- Suasana hati yang berubah-ubah.
- Mengalami kegelisahan yang parah.
- Kecemasan hebat dan mengalami serangan panik.
- Berpikir untuk melukai diri sendiri atau bayi.
- Menjadi lebih mudah marah.
- Tidak bisa berpikir jernih, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan.
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri.
- Mengalami lelah yang parah.
- Sulit tidur atau malah tidur terlalu banyak.
- Tidak memiliki minat pada aktivitas maupun hobi.
Nah Parents, sebaiknya bila diri sendiri atau orang sekitar mengalami gejala-gejala di atas jangan ragu untuk meminta pertolongan dari ahli. Terkait dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan di atas, tentu kita berharap peristiwa tersebut tak lagi terulang dikemudian hari.
Baca Juga :
Balita Tewas Kehabisan Napas Tertimpa Bean Bag yang diduduki Pengasuh Day-care
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.