Musibah banjir di awal tahun 2020 menjadi pembuka yang menyedihkan bagi warga Jabodetabek, khususnya warga Tangerang. Bahkan banjir di Tangerang mengakibatkan seorang ayah meninggal dunia, usai mengevakuasi ketiga anaknya di kawasan Ciledug Indah, Tangerang.
Seperti diketahui, beberapa wilayah di Jakarta, Bekasi dan Tangerang terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi sejak Rabu (1/1/2020). Salah satu dampak banjir terparah ialah di kawasan Ciledug Indah I, Tangerang.
Banjir di Tangerang, khususnya daerah Ciledug Indah. Sumber foto: tirto.id
Banjir di Tangerang, seorang ayah meninggal setelah menyelamatkan 3 anaknya
Mengutip dari Instagram @abouttng, warga Ciledug Indah bernama Aceng Ismail (53), meninggal dunia karena diduga mengalami hipotermia saat banjir di Kompleks Ciledug Indah I, pada Rabu (1/1). Sesaat sebelum meninggal, ayah tiga anak tersebut sempat mengupayakan keselamatan anak-anaknya dari terjangan banjir yang cukup parah.
Menurut keterangan seorang warga bernama Husni, korban berhasil menyelamatkan ketiga anaknya. Namun, setelah berhasil menyelamatkan anak-anaknya, ia tampak kelelahan dan kedinginan. Aceng bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tak terselamatkan.
“Tadi dia mau nyelamatin anaknya tiga orang yang masih di dalam rumah. Sempat dibawa ke rumah sakit tapi akhirnya meninggal. Kalau anaknya yang dia tolong alhamdulillah hidup,” ujar Husni.
Warga yang sedang evakuasi. Sumber Foto: Nusa Bali
Meninggalnya Aceng setelah berhasil menyelamatkan ketiga anaknya juga dibenarkan oleh Kapolres Metro Tangerang, Kombes Abdul Karim, saat ia meninjau lokasi kejadian.
“Saya sudah dengar ada yang meninggal satu orang dari wilayah ini dan sekarang sudah di rumah sakit. Kami juga masih terus melakukan evakuasi bersama pihak terkait,” kata Abdul seperti diwartakan oleh @abouttng.
Tidak hanya korban banjir di Tangerang yang kena hipotermia, di Jakarta juga ada
Tidak hanya Aceng Ismail, 2 orang lansia asal Cipinang Melayu, Jakarta Timur, juga meninggal dunia karena mengalami hipotermia. Kabar ini bahkan sudah dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, mengutip dari liputan6.
“Korban banjir Jakarta yang meninggal karena hipotermia, yaitu M Ali (82) dan Siti Hawa (72), yang tinggal di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur,” kata Agus.
Selain itu, Agus juga mengatakan ada korban lain bernama Wili Surahman (tidak diketahui usianya) meninggal karena mengalami hipotermia.
Mengapa hipotermia rentan dialami saat banjir?
Perlu diketahui, hipotermia merupakan kondisi dimana tubuh kehilangan kontrol untuk mengatur suhu panas. Hal ini terjadi jika seseorang terlalu lama berada dalam suhu yang dingin. Pada tubuh yang mengalami hipotermia, suhu tubuh akan menurun drastis hingga di bawah 35 derajat celcius. Padahal normalnya, suhu tubuh manusia adalah 37 derajat celcius.
Bila seseorang mengalami hipotermia, ia dapat kehilangan panas dalam tubuhnya hingga 25 kali lebih cepat. Dan bila tidak mendapat pertolongan segera, fungsi sistem saraf, organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan sistem pernapasan hingga berujung pada kematian.
Saat seseorang mengalami kedinginan yang ekstrem, pembuluh darah kapiler akan menyempit, agar organ dalam tubuh tetap hangat, sehingga detak jantung dan pernapasan semakin cepat.
Kondisi ini tidak hanya rentan terjadi pada lansia, melainkan pada bayi dan balita. Selain itu, Hipotermia lebih rentan dialami oleh seseorang yang sedang kelelahan, mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang, hingga gangguan mental seperti demensia.
Gejala hipotermia yang mudah terlihat
Bila yang Anda pikirkan tubuh akan menggigil seperti orang kedinginan, Anda keliru. Sebab uniknya, tubuh seseorang yang mengalami hipotermia sedang hingga berat tidak lagi menggigil.
Alasannya karena tubuh sedang menghemat energi sebagai cara untuk mengatasi rasa dingin. Berikut ini tanda dan gejala yang perlu diperhatikan:
- Kelelahan
- Pernapasan melambat
- Hilang kesadaran (pingsan)
- Kebingungan ekstrim, misalnya melakukan hal yang tidak wajar
- Respon menurun
- Kaku dan sulit bergerak
- Gangguan bicara
- Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat
Tips agar lansia dan bayi tidak mengalami hipotermia saat banjir
Berikut ini tips agar terhindar dari hipotermia saat banjir menerjang:
- Kenakan jaket atau pakaian berlapis di dalam maupun luar rumah.
- Hindari berada di dalam air banjir terlalu lama. Bila kondisi mengharuskan Anda berada dalam banjir, sebaiknya jangan langsung terpapar oleh tubuh.
- Usahakan mengonsumsi makanan atau minuman yang hangat.
- Pada bayi usahakan pemberian ASI tercukupi dan sediakan pakaian kering yang hangat untuknya. Agar tubuhnya hangat, peluk bayi Anda.
Semoga informasi ini menambah kewaspadaan kita saat menghadapi banjir ya Bun.
***
Baca juga
Rumah 10 artis ini ikut terendam banjir di awal tahun 2020, begini kondisinya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.