Beberapa waktu lalu kami menyajikan ulasan mengenai kandungan timbal yang sering dijumpai pada peralatan makan kita sehari-hari, Ragam peralatan makan seperti piring, mangkok, dan mug keramik atau porselen nyatanya mengandung timbal.
Timbal sendiri merupakan jenis logam berat yang ada di alam. Tak hanya pada alat makan, zat ini juga dijumpai di udara, cat serta air laut yang telah terkontaminasi limbah pabrik.
Jika kita menghirupnya terlalu banyak maka dapat berdampak buruk bagi tubuh, bahkan ibu hamil yang terkontaminasi logam berat selama fase kehamilannya besar kemungkinan akan melahirkan bayi yang cacat. Jangan juga remehkan bahaya logam satu ini untuk si kecil. Kandungannya memengaruhi gangguan konsentrasi, kinerja sistem saraf bahkan dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak di sekolah.
Bahaya timbal untuk tumbuh kembang anak, bagaimana cara menjauhkannya dari risiko?
The Lead Group Inc selaku organisasi lingkup global dalam rangka mengurangi pencemaran racun timbal tak tinggal diam. Belum lama, melalui website resminya organisasi ini mengulas beberapa petunjuk untuk menjauhkan anak kita dari bahaya kontaminasi timbal. Berikut ini panduannya:
1. Pilihlah peralatan makan yang tidak mengandung timbal. Hindari peralatan makan yang bagian dalamnya berglazur tebal mengilat. Sebisa mungkin hindari juga menggunakan piring yang sudah retak,
2. Gunakan cat bebas timbal yang kini sudah banyak diproduksi merk cat terkemuka
3. Bagi Parents yang bersentuhan dengan timbal dalam dunia kerja, usahakan tidak membawa pulang debu timbal ke rumah. Ganti pakaian kerja terlebih dulu dengan pakaian bersih, pisahkan pakaian bekas kerja tersebut dengan pakaian lain termasuk pakaian si kecil
4. Bila di rumah menggunakan kran air panas dan air dingin, usahakan memasak menggunakan air dari kran air dingin. Biarkan air kran mengalir sekitar 1 menit sebelum menggunakannya, karena sistem pemanas air mungkin menggunakan kuningan atau perunggu yang mengandung timbal.
5. Selalu mencuci tangan sebelum makan. Sapulah lantai dan pel rumah secara teratur agar bersih dari debu yang mengandung timbal.
6. Hindari makanan dari kaleng yang mengandung timbal, sebaiknya menyimpan makanan menggunakan wadah plastik atau beling.
7. Cucilah mainan anak-anak secara teratur dan buanglah mainan yang catnya sudah terkelupas.
8. Hindari anak-anak dari serbuk atau serpihan cat yang terkelupas, karena sangat mungkin mengandung timbal. Jauhkan juga anak-anak dari area renovasi bangunan dimana debu beterbangan dan kandungan timbal ada dalam konsentrasi tinggi
9. Timbal juga terdapat pada bensin, jadi sebisa mungkin hindari asap kendaraan.
Bahaya timbal bisakah diatasi melalui makanan?
Di smaping menjauhi area berdebu dengan kadar timbal yang tinggi, risiko bahaya timbal bisa dikurangi Bun melalui makanan. Nutrisi esensial yang masuk ke dalam tubuh akan menekan timbal terserap dalam jumlah berlebih. Konsumsilah pangan yang kaya zat besi dan kalsium. Daging, telur, sayuran hijau, biji-bijian serta produk susu sebisa mungkin rutin dimasukkan dalam menu harian Parents dan keluarga di rumah.
Pastikan anak-anak mendapat cukup makanan, karena anak dengan perut kosong dapat menyerap lebih banyak timbal. Namun perlu diingat juga bahwa sebagian makanan laut mungkin terkontaminasi timbal dan logam berat lainnya. Misalnya kerang, makanan laut yang lezat ini mengandung banyak logam berat sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan.
Sayangnya, Indonesia belum memiliki petunjuk resmi terkait anjuran frekuensi konsumsi jenis makanan laut yang tergolong aman bagi tubuh. Idealnya, Indonesia bisa belajar dari negara maju seperti Kanada dimana pemerintahnya telah mengeluarkan tabel batas frekuensi konsumsi ikan dan makanan laut lainnya.
Baca juga Waspadai Timbal Pada Peralatan Makan Anak Anda.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.