Bukan cuma orang ketiga saja yang bisa merusak hubungan Anda dan pasangan. Phubbing juga telah terbukti bisa menghancurkan hubungan seseorang, baik dengan pasangan, keluarga, teman, maupun rekan kerja.
Berikut adalah pengertian, ciri, bahaya, dan hal-hal lain seputar phubbing yang harus Anda pahami. Simak informasinya!
Apa Itu Phubbing?
Sumber: Pexels
Istilah phubbing memang baru sering terdengar beberapa waktu belakangan, tapi sebenarnya fenomena ini sudah terjadi sejak lama.
Mengutip dari laman Healthline, phubbing alias phone snubbing adalah tindakan mengabaikan orang yang sedang diajak bicara secara langsung karena asik memainkan ponsel alias sibuk main handphone sampai mengabaikan lawan bicaranya.
Anda mungkin pernah mengalaminya, atau bahkan menjadi pelakunya (phubber).
Coba perhatikan saat Anda pergi ke restoran, seberapa banyak orang yang asik bercengkrama dibanding mereka yang berada di satu meja tapi asik dengan gadget masing-masing. Meskipun bukan karena urusan penting yang mendadak harus diselesaikan.
Menurut sebuah riset yang dimuat dalam laman Time, lebih dari 30 persen orang mengaku pernah menjadi korban phubbing, setidaknya 2-3 kali sehari.
Fenomena ini tentu memprihatinkan karena bisa mengganggu bahkan merusak momen kebersamaan yang mungkin tak setiap saat bisa dinikmati.
Ciri-ciri Phubber
Tindakan ini sering dilakukan oleh banyak orang, baik dalam hubungan percintaan, saat berkumpul dengan keluarga dan sahabat, ataupun di tempat kerja.
Kalau Anda termasuk orang yang terus-terusan mengecek ponsel hanya karena takut melewatkan panggilan telepon, pembaruan status, ataupun notifikasi lainnya, mungkin Anda termasuk salah satunya.
Berikut ini adalah 3 ciri utama seorang phubber:
- Sering melakukan dua percakapan sekaligus, di ponsel dan secara langsung. Sudah pasti tidak akan mulus, minimal salah satunya akan terganggu.
- Tidak bisa jauh dari ponsel bahkan tak segan meletakkanya di samping piring Anda hanya untuk berjaga-jaga siapa tahu ada notifikasi baru.
- Sering merasa gelisah jika tidak memeriksa ponsel atau saat ponsel tidak dalam jangkauan.
Ciri-ciri ini memang mirip dengan tanda-tanda orang yang kecanduan ponsel. Tapi fenoma phubbing lebih mengarah pada situasi ketika seseorang sedang berinteraksi namun cenderung mengabaikan lawan bicaranya karena sibuk dengan ponselnya.
Bahaya Phubbing yang Harus Diwaspadai
1. Membuat Lawan Bicara Merasa Tidak Dihargai
Sumber: Pexels
Adanya kontak mata saat berkomunikasi terbukti mampu membangun kepercayaan dan koneksi yang lebih kuat.
Sementara, kurangnya kontak mata akibat phubbing bisa membuat orang merasa tersinggung, tidak dipedulikan, dan tidak dihargai. Padahal mereka berada di hadapan Anda dan sudah meluangkan waktu untuk Anda.
Percaya atau tidak, ini bisa menciptakan lingkaran setan. Sebab orang yang mengalami phubbing pun lebih cenderung meraih ponsel mereka untuk mengisi ‘kekosongan’.
2. Bahaya Phubbing Selanjutnya yaitu Bisa Merusak Kualitas Hubungan
Jika dilakukan sekali atau dua kali, kondisi ini mungkin masih bisa ditoleransi oleh lawan bicara Anda. Namun jika ini menjadi kebiasaan dan sering diulang, kondisi ini berpotensi merusak kualitas hubungan.
Sebab mereka bisa saja merasa diabaikan, kecewa, dan tersinggung. Bahkan bisa juga memancing pertengkaran.
Alhasil mereka jadi malas berkomunikasi dan berinteraksi dengan Anda. Bahkan memutuskan untuk tidak ikut menyertakan Anda dalam sebuah obrolan. Oh, tentu saja ini hal buruk sebab interaksi dan komunikasi adalah hal penting dalam menjaga kelanggengan hubungan.
3. Bahaya Phubbing Lainnya Bisa Menumpulkan Hubungan Sosial
Menurut Julie Hart, seorang pakar hubungan sosial dari The Hart Centre Australia, ada tiga faktor hubungan sosial yang menjadi tumpul karena phubbing.
- Akses informasi. Saat memperhatikan lawan bicaranya, seseorang mampu mendengar, membuka diri, dan mendapatkan informasi dari apa yang disampaikan lawan bicaranya.
- Respon. Usaha untuk memahami apa yang disampaikan lawan bicara sehingga mengerti maksud perkataan yang disampaikan.
- Keterlibatan. Jika dua poin sebelumnya diabaikan, mustahil poin ini bisa terlaksana. Paling banter, phubber hanya mengiyakan saja. Jadi jangan heran kalau lawan bicaranya jadi tersinggung dan malas bicara lagi.
4. Menciptakan Masalah Komunikasi
Karena saat phubbing seseorang tidak benar-benar mendengarkan apa yang dibicarakan, mereka bisa saja ketinggalan pembicaraan sehingga salah menangkap informasi.
Dalam pernikahan. phubbing juga bisa menciptakan masalah komunikasi lho, Parents. Salah satunya adalah menurunkan kepuasan pernikahan sebab pasangan merasa tidak didengarkan.
Selain bisa menyulut pertengkaran, hal ini juga rentan menimbulkan depresi dan masalah kesehatan lainnya.
5. Phubbing Bahaya untuk Kesehatan Mental
Sumber: Pexels
Dampak buruk akibat tindakan ini mungkin lebih banyak didapati pihak yang diabaikan. Studi yang diterbitkan pada Journal of Applied Social Psychology menemukan bahwa orang yang diabaikan menilai diri mereka lebih negatif.
Mereka sering merasa ditolak, dikucilkan, atau diremehkan sehingga pikiran negatif ini dapat menurunkan kesehatan mental. Sementara si phubber cenderung mengalihkan perhatian mereka ke arah ponsel, justru semakin memperburuk masalah.
Artikel Terkait: 3 Hal yang Bisa Bunda Lakukan Saat Suami Kecanduan Main Game
Cara Berhenti Phubbing
Sebuah penelitian menemukan bahwa keinginan untuk mengecek media sosial ternyata lebih kuat daripada keinginan untuk berhubungan seks.
Meski begitu, masih ada cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.
- Jangan meletakkan ponsel di atas meja makan, simpan di tas atau dimanapun. Makanlah dengan tenang sambil menikmati kebersamaan dengan orang yang ada dihadapan Anda.
- Jadilah lebih mindful dengan menikmati setiap momen yang sedang Anda lakukan. Selezat apapun makanan di depan Anda, tetap terasa hambar kalau sambil baca komplain dari klien.
- Buat tantangan untuk diri sendiri. Misalnya 1 jam tanpa ponsel supaya Anda bisa quality time dengan anak-anak dan pasangan.
- Fokus pada diri sendiri. Bersantailah tanpa harus sibuk memikirkan hidup orang lain yang Anda jumpai di media sosial.
- Matikan ponsel di akhir pekan. Ini waktunya mengisi ulang energi sebelum kembali beraktivitas. Kalau ini tidak memungkinkan, nyalakan mode DND agar tidak terganggu dengan notifikasi yang muncul.
Cara Menghadapi Phubber
Sumber: Pexels
Lantas bagaimana kalau Anda yang jadi korban phubbing? Cara-cara ini bisa Anda coba!
1. Tatap Mata Mereka
Saat Anda merasa sebal karena tidak diperhatikan, tatap mata mereka. Cepat atau lambat mereka akan menyadarinya. Jika mereka sudah melihat ke arah Anda, coba pilih salah satu kalimat berikut untuk diucapkan.
- “Oh, aku kira kamu sedang melihat ke sana.”
- “Apakah kamu ingin menunjukkan sesuatu yang menarik (di ponselmu)?”
- “Kenapa melihat ke arah sana, apa kamu mengenal mereka?”
Dengan begitu, mereka sadar kalau hal yang dilakukannya tidak baik dan sangat mengganggu Anda. Dan ada kemungkinan mereka akan berhenti melakukannya.
2. Hargai Kontak Mata
Beberapa orang melakukan phubbing karena merasa cemas, malu, atau alasan lainnya. Dan ini tidak apa-apa.
Yang bisa Anda lakukan adalah membantunya dengan menghadiahi mereka dengan kontak mata. Begini caranya:
- Berikan senyuman setiap kali mereka melihat ke atas, Anda bahkan dapat menambahkan beberapa anggukan kecil.
- Berikan jeda sebentar hingga ia memulai percakapan.
- Kalau mereka tak memulainya, Anda bisa mengatakan “tidak apa-apa, lanjutkan dulu”. Dengan begitu mereka akan segera kembali pada Anda.
3. Memberi Peringatan Secara Verbal
Jika cari pertama dan kedua tidak berhasil, cara ketiga patut dicoba. Anda bisa katakan ini secara lugas:
- “Apakah semuanya baik-baik saja? Saya perhatikan Anda banyak melihat ke ponsel Anda.”
- “Aku akan menunggumu sampai selesai.” kalau menurut Anda mereka memang sedang berusaha menyelesaikan masalah
Sudah kelewat kesal? Sindirian ini dijamin manjur. Coba deh, Parents!
- “Say hi for me!”
- “Sibuk banget kelihatannya, pasti abis ditelepon Menteri Keuangan ya?”
Parents, itulah informasi soal phubbing yang bisa Anda pelajari.
Mengecek ponsel di tengah pembicaraan mungkin kadang diperlukan untuk tujuan tertentu tapi Anda harus tetap ingat untuk menghargai lawan bicara Anda. Bukankah Anda juga tidak suka diabaikan saat sedang bicara?
Baca Juga:
8 Tanda Anda Kecanduan Sosial Media, Ini Cara Mengatasinya
Biar Nggak Kecanduan, Begini 8 Cara Menyenangkan Anak Tanpa Smartphone
Mengenal Nomophobia, Kondisi Kecanduan Handphone yang Kerap Dialami Remaja
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.