Bahaya paraben sudah sepatutnya diwaspadai, mengingat bahan kimia ini dapat ditemukan pada beragam produk seperti makanan dan produk kecantikan.
Paraben pun banyak digunakan pada perlengkapan bayi karena harganya yang murah dan efektif membuat produk awet dan tahan lama. Paraben juga ampuh mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri pada produk bayi. Tak heran bahan ini diandalkan dalam beragam produk perawatan kulit.
Paraben amat berbahaya terhadap kesehatan kulit dan menyebabkan reaksi alergi pada kulit bayi yang masih sensitif.
Terkait hal ini, Uni Eropa memiliki batasan ketat berapa jumlah paraben yang aman untuk digunakan pada produk kosmetik. Hal ini untuk memastikan agar masyarakat terhindar dari bahaya paraben.
Tak ketinggalan, Amerika Serikat bahkan memiliki panduan berapa jumlah kandungan paraben yang direkomendasikan untuk produk kecantikan dan perawatan kulit.
Lalu, apa saja jenis paraben yang sebaiknya dicermati saat memilih produk kecantikan? Methylparaben, ethylparaben, propylparaben, butylparaben, isobutylparaben dan isopropylparaben merupakan jenis paraben yang umum ada dalam produk kecantikan.
Di Denmark, propylparaben dan butylparaben bahkan sudah dilarang untuk produk anak berusia di bawah tiga tahun. Uni Eropa juga sudah menghentikan penggunaan paraben pada produk popok anak.
Izin untuk penggunaan paraben pada perlengkapan mandi di Denmark sudah dibatasi sejak 2014.
Bahaya paraben untuk ibu hamil dan janin
Tak hanya pada kosmetik Bun, paraben juga tersembunyi pada produk perawatan seperti pasta gigi, losion, parfum, sabun cair, shampo, dan berbagai produk lainnya.
Penelitian menunjukkan wanita yang sering menggunakan losion dan kosmetik memiliki peluang hingga 80% lebih tinggi untuk tubuhnya terpapar bahaya paraben dibandingkan wanita yang tidak menggunakan produk tersebut.
Bahkan, wanita yang rutin menggunakan losion 2-3 kali lebih mungkin urinnya mengandung butylparaben dan propylparaben. Paraben juga ditemukan pada 98% wanita hamil yang rutin menyemprotkan parfum pada tubuhnya.
Wanita yang terpapar paraben dalam kadar tinggi juga cenderung memiliki kadar folikel antral yang rendah, yang mana akan memengaruhi produksi sel telur dan peluang terjadinya pembuahan.
Dilansir dari Mama’s Choice, penelitian menyebutkan bahwa ibu hamil yang terpapar paraben berpeluang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur, meningkatkan risiko keguguran, dan risiko tinggi bayi lahir dengan berat badan rendah.
Tak hanya itu, bahaya ini juga mengincar kaum pria. Pria yang terpapar paraben dalam level tinggi terancam memiliki kualitas sperma yang buruk karena paraben menurunkan produksi hormon testosteron dalam tubuh.
Bagaimana cara menghindari bahaya paraben?
Nah Bun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisir bahaya paraben.
- Bacalah dengan cermat kandungan produk sebelum membeli. Utamakan membeli produk yang menyatakan bebas dari kandungan paraben dan bahan kimia berbahaya.
- Beralih ke produk-produk perawatan tubuh yang terbuat dari bahan alami. Bunda sebaiknya juga mulai menggunakan produk perawatan yang organik dan mengandung bahan alami karena lebih aman untuk kulit.
- Bunda juga bisa menggunakan minyak esensial beraroma menenangkan sebagai alternatif parfum. Losion bisa diganti dengan minyak kelapa karena efektif melembabkan kulit.
Untuk memilih produk perawatan bayi, pastikan produknya:
- bebas alkohol
- tidak mengandung parfum yang menyengat
- tidak memicu alergi datelah teruji secara klinis oleh dokter kulit.
Sudahkah Parents mengecek kandungan bahan pada produk perawatan Anda maupun si kecil?
Baca juga:
Waspada risiko kesehatan yang mengintai dalam paparan paraben dan BPA!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.