Sebuah kasus dampak bahaya mie instan mengejutkan banyak warga Taiwan, seorang remaja yang cemerlang, sehat dan termasuk murid paling cerdas meninggal akibat kanker perut yang disebabkan konsumsi mie instan setiap hari.
Berdasarkan laporan dari New Strait Times, remaja itu baru berusia 18 tahun, dia berjuang keras agar bisa masuk perguruan tinggi impiannya. Dia belajar begitu gigih, hingga sering begadang sejak SMA. Kebiasaan begadang inilah yang membuat konsumsi mie instannya menjadi tinggi. Dan hal ini terus ia lakukan setiap hari selama beberapa tahun.
Pada akhirnya, remaja tersebut berhasil meraih cita-citanya masuk ke kampus impian. Akan tetapi, belum sempat ia menikmati masa-masa menjadi mahasiswa, ia mengeluh sakit di bagian perut. Gejala yang dialaminya meliputi mual, kembung dan sakit perut.
Ketika gejala yang ia alami makin parah, keluarganya membawa remaja itu ke rumah sakit untuk diperiksa. Diagnosis dokter sangat mengejutkan, ia dinyatakan menderita kanker perut stadium 4, dan peluangnya untuk selamat sangatlah kecil.
Setelah setahun berjuang melawan penyakitnya, akhirnya remaja tersebut meninggal di usia 19 tahun. Impiannya menjadi mahasiswa unggulan di kampus impian kandas, kalah melawan penyakit kanker perut yang menggerogoti tubuhnya.
Dr Yan Jiarui, seorang dokter kanker di rumah sakit tempat remaja malang itu dirawat mendorong semua orang untuk mengurangi konsumsi mi instan, makanan yang diawetkan dan daging merah. Karena semua itu sering dikaitkan sebagai penyebab kanker.
Artikel terkait: 10 Makanan Penyebab Kanker Yang Perlu Anda Waspadai
Bahaya mie instan bisa mengakibatkan kanker perut.
Gejala kanker perut yang perlu diperhatikan
Menurut American Cancer Society, gejala kanker perut meliputi:
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun tanpa diet
- Sakit di bagian perut
- Rasa tidak nyaman di perut
- Perasaan kenyang padahal hanya makan sedikit
- Heartburn (asam lambung naik ke tenggorokan
- Susah BAB
- Mual
- Muntah
- Darah di feses
Bahaya Mie instan yang harus diwaspadai
Konsumsi mi instan memang paling tinggi di negara-negara Asia, tak terkecuali Indonesia. GoodnewsfromIndonesia memuat laporan dari Asosiasi Mi Instan dunia (WINA), yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki tingkat konsumsi mie instan yang cukup tinggi.
Pada tahun 2017 lalu, konsumsi mie instan di Indonesia mencapai angka 12,62 miliar porsi. Hal ini membuat Indonesia menjadi konsumen mie instan kedua terbesar setelah Cina.
Bahaya mie instan juga menarik perhatian para ilmuwan, sehingga mereka meneliti hubungan antara konsumsi mie instan dengan risiko penyakit jantung. Penelitian yang dilakukan di Korea Selatan ini, dimuat dalam Journal of Nutrition. Subjek penelitian sebanyak 10.700 orang, dengan rentang usia 19-64 tahun.
Hasilnya, perempuan yang mengonsumsi mie instan secara rutin memiliki risiko 68% lebih tinggi untuk mengalami masalah sindrom metabolisme. Di antaranya obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, gula darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta diabetes. Sindrom metabolisme juga bisa mengakibatkan stroke.
Penelitian lain mengungkap mi instan susah dicerna tubuh
Bahaya mie instan yang harus diwaspadai
Penelitian lain dilakukan oleh Dr. Braden Kuo. Dia merupakan seorang direktur di laboratorium Massachusetts General Hospital di Harvard University. Dia menguji bagaimana mie instan dicerna oleh tubuh, dan hasilnya tidak terlalu bagus.
Dr. Braden menggunakan kamera super kecil untuk melihat bagaimana mie instan dicerna di dalam perut manusia. Dan ia menemukan bahwa tubuh kita sangat sulit mencerna mie yang ditambah zat pengawet.
Karena bahaya mie instan tidak bisa diabaikan, Dr. Frank B. Hu yang merupakan profesor di bidang nutrisi di Harvard mengatakan, konsumsi mie instan harus dibatasi.
Satu atau dua kali sebulan makan mie instan tidak akan menjadi masalah, namun bila Anda makan mie instan beberapa kali dalam seminggu, maka itu bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.
Mari sajikan makanan sehat dan segar untuk seluruh anggota keluarga kita. Dan kurangi konsumsi makanan instan berpengawet yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Semoga bermanfaat.
Sumber: MSN
Baca juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.