X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Waspada ikan beracun, suami istri di Banyuwangi tewas setelah makan ikan buntal

Bacaan 5 menit
Waspada ikan beracun, suami istri di Banyuwangi tewas setelah makan ikan buntal

Sepasang suami istri dan mertua tewas usai mengonsumsi ikan buntal, seperti apa bahaya ikan berduri satu ini?

Ketidaktahuan akan bahaya ikan buntal berujung petaka, setidaknya itulah yang menimpa satu keluarga di Banyuwangi, Jawa Timur.

Adalah Muhlis Hartono (65) yang membawa ikan buntal hasil pancingannya ke rumah untuk dijadikan hidangan. Muhlis lalu menyantap ikan tersebut bersama istrinya Dewi Ambarwati (50) dan mertuanya Siti Habsah (80).

Mereka bersama-sama menyantap ikan buntal dengan bumbu santan tanpa mengetahui bahwa ikan tersebut beracun. Satu keluarga ini dua kali memakan ikan beracun tersebut yakni pada hari Senin (9/3) dan Selasa (10/3).

Artikel terkait: Manfaat dan risiko ikan asin untuk kesehatan yang perlu Anda ketahui

bahaya ikan buntal

Pada hari pertama, mereka sebenarnya sudah mengeluhkan pusing usai mengonsumsi ikan buntal. Namun, keesokan harinya mereka tetap makan sisa ikan yang kemudian menyebabkan perut mual yang tak tertahankan. Ketiganya kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan. Nahas, nyawa mereka tidak tertolong.

“Diduga keracunan ikan buntal hasil memancing,” ungkap Kapolres Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin saat dikonfirmasi pada Rabu (11/3) seperti dilansir dari laman Kompas.

Hal ini diperkuat dengan tes uji laboratorium yang dilakukan aparat kepolisian terhadap sisa ikan buntal.

Muhlis dan sang istri meninggalkan seorang anak balita yang kebetulan tidak ikut makan ikan buntal tersebut. Kini, balita malang tersebut diasuh oleh pihak keluarga yang lain.

Seperti apa bahaya ikan buntal?

bahaya ikan buntal sebagai hidangan populer

Kendati beracun, ikan yang akrab disapa ikan fugu ini nyatanya menjadi hidangan populer sashimi di Negeri Sakura Jepang.

Termasuk jenis ikan yang sulit diolah, tak sembarangan koki boleh menyajikan jenis ikan satu ini. Juru masak harus memegang sertifikat khusus agar dapat menyajikan ikan ini pada masyarakat dan meminimalisir bahaya ikan buntal.

Perlu diketahui ikan buntal mengandung racun bernama tetrodotoxin yang ditemukan di organ dalam ikan buntal. Jenis neurotoksin ini nyatanya mampu membunuh manusia dewasa hanya dengan dosis dua miligram saja. Para ahli menuturkan racun ikan berduri ini ribuan kali lebih kuat dari arsenik atau sianida.

Artikel terkait: Ikan tongkol untuk ibu hamil, bermanfaatkah atau justru berbahaya?

bahaya ikan buntal sebagai hidangan populer

Jika manusia mengonsumsi ikan buntal yang tak diolah dengan benar, tetrodotoxin tersebut akan memblokir saluran saraf yang bisa berakibat kelumpuhan. Racun ini juga bisa mengakibatkan gagal jantung dan sistem pernapasan berhenti seketika.

Hingga kini belum ditemukan penawar untuk mengeluarkan racun ikan buntal secara alami.

Inilah yang membuat konsumsi ikan buntal dilarang di sejumlah negara, contohnya Filipina.

Waspada ikan beracun, suami istri di Banyuwangi tewas setelah makan ikan buntal

Neurotoksin terkonsentrasi dalam organ internal ikan buntal seperti ovarium, hati, sejumlah kecil di area usus dan kulit, serta kadar tertentu di otot ikan. Efeknya bahkan dapat mematikan pada predator besar seperti hiu.

Gejala awal dirasakan dengan matinya saraf lidah dan bibir diikuti dengan pusing, muntah, mati rasa pada anggota tubuh, kesemutan, detak jantung meningkat sangat cepat, tekanan darah menurun, hingga kelumpuhan otot.

Seseorang yang keracunan ikan ini dapat bertahan selama 24 jam lebih, walaupun besar kemungkinan akan koma dalam waktu beberapa hari.

Oleh karena itu, pengetahuan mumpuni sangat dibutuhkan untuk membersihkan dan mengolah ikan ini menjadi suatu hidangan yang aman dan tidak membahayakan nyawa orang yang memakannya.

Cara mengolah dan mengurangi risiko hidangan beracun

Pengolahan untuk minimalkan bahaya ikan buntal

Tak bisa dipungkiri, rasa penasaran kerap menghampiri manusia untuk mencoba hidangan ekstrim bahkan beracun. Padahal, ketidaktahuan bisa sangat membahayakan karena nyawa menjadi taruhan.

Berikut ini adalah sejumlah langkah preventif yang dapat dilakukan untuk membantu menghindari risiko keracunan pada makanan.

  • Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air hangat sebelum mengolah makanan apapun. Bilas dan keringkan dengan handuk lembut. Jangan lupa juga mencuci bersih bahan makanan yang akan diolah agar bersih dari virus dan bakteri
  • Biasakan untuk mengklasifikasikan makanan setelah berbelanja. Pisahkan hidangan laut, daging, buah-buahan sesuai golongannya. Selalu gunakan talenan yang bersih untuk makanan segar dan jangan gabungkan pemotongan jenis makanan berbeda dalam satu talenan yang sama. Hindari menaruh makanan di atas piring bekas makanan mentah sebelumnya
  • Bersihkan kulkas secara berkala. Setidaknya seminggu sekali, keluarkan makanan yang sekiranya sudah terlalu lama disimpan di dalamnya. Misalnya, jangan menaruh unggas mentah atau daging giling lebih dari dua hari

Artikel terkait: Jangan sampai salah Bun, ini cara mengolah ikan salmon yang benar!

Waspada ikan beracun, suami istri di Banyuwangi tewas setelah makan ikan buntal

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
  • Jaga kebersihan area penyimpanan makanan yang memungkinkan kontaminasi bakteri terjadi
  • Masak makanan pada suhu yang aman. Ketahuilah bahwa setiap jenis makanan memiliki suhu aman ideal dalam pengolahannya. Contoh memasak aneka jenis daging sebaiknya dimasak pada suhu internal minimum 63 ° Celcius. Untuk memastikan kualitas makanan, tunggu setidaknya tiga menit sebelum memotong atau memakannya. Berbeda dengan daging unggas, termasuk kalkun atau ayam, yang sebaiknya dimasak dengan suhu aman minimal 74 ° Celcius.
  • Simpan bahan makanan pada suhu yang aman. Bahan makanan yang belum akan diolah idealnya disimpan pada suhu 4 ° Celcius atau lebih rendah, sementara makanan tak lagi aman jika dibiarkan pada suhu antara 4 ° hingga 60 ° Celcius selama lebih dari dua jam (atau satu jam jika suhu di atas 32 ° Celcius).
  • Ikuti petunjuk pengolahan yang tertera pada kemasan. Khusus ikan buntal, kebanyakan orang amatir membuat kekeliruan dengan turut menggoreng dan mengonsumsi bagian tubuh yang sangat beracun termasuk hati, indung telur, otak, mata, dan usus.

Semoga informasi bermanfaat dan kita bisa mengonsumsi makanan apapun dengan bijaksana.

Sumber: Kompas.com, The Jakarta Post, Food & Wine, The Guardian

Baca juga : 

Ada silica gel di hidangan Masterchef, Chef Renatta:"Ini tak bisa saya terima"

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Erinintyani Shabrina Ramadhini

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Waspada ikan beracun, suami istri di Banyuwangi tewas setelah makan ikan buntal
Bagikan:
  • 5 Resep Olahan Ikan yang Lezat dan Bergizi untuk Keluarga, Mau Coba?

    5 Resep Olahan Ikan yang Lezat dan Bergizi untuk Keluarga, Mau Coba?

  • Tak cuma salmon, 7 jenis ikan ini baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi

    Tak cuma salmon, 7 jenis ikan ini baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 5 Resep Olahan Ikan yang Lezat dan Bergizi untuk Keluarga, Mau Coba?

    5 Resep Olahan Ikan yang Lezat dan Bergizi untuk Keluarga, Mau Coba?

  • Tak cuma salmon, 7 jenis ikan ini baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi

    Tak cuma salmon, 7 jenis ikan ini baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.